Breakfast

6.2K 627 4
                                    

Lintang tiba di rumahnya sambil menggandeng Langit dan sesekali mengangkat Langit dari genangan air bekas hujan semalam. Tapi Langit kadang ngeyel dan malah mencemplungkan kakinya sambil main air. Bagas yang melihat hal itu ikut terkekeh saat Lintang mengomeli Langit yang sengaja mencipratkan air dan mengenai kaki mamanya.

Lintang tak mengira Bagas mudah tersenyum, walau semalam tampak judes dan masih seringkali menyindirnya. Melihat Bagas yang perhatian pada kedua anaknya pun membuat hati Lintang jadi tak karuan.

Anak-anak Lintang sangat menyukai nasi goreng buatannya. Sebagai seorang single parent yang harus bekerja untuk menafkahi kedua buah hatinya, Lintang memang cukup sibuk, namun setiap sabtu dan minggu dia selalu menyempatkan diri untuk memasak makanan kesukaan anak-anaknya. Nasi goreng dengan telur mata sapi adalah salah satu makanan favorit kedua anaknya. Lintang selalu mencetak nasi goreng buatannya dengan bentuk yang lucu-lucu sehingga menarik dan membuat kedua buah hatinya tak sabar untuk saingan menghabiskannya.

Kini kedua anaknya pun saingan cepet-cepetan makan, walau nasinya agak berceceran di meja makan, Lintang bahagia banget. Bagas yang menyaksikan Langit Damai makan pun memandang mereka sambil tersenyum.

"Pantesan pipi mereka gembil, makannya banyak banget.. ," desisnya pelan sambil ikut makan nasi goreng masakan Lintang yang ternyata memang sangat enak.

"Horeeee aku juara satuuu..," teriak Langit yang sudah menghabiskan nasi gorengnya.

"Yaaaah Langit curang..walau kamu duluan tapikan makannya berceceran..," Damai yang kalah cepet makannya dari kakaknya tetep gak mau kalah.

"Ya udah, sekarang kalian cuci tangan dulu," kata Lintang pada kedua anaknya sambil membereskan piring mereka.

Kedua anak itu lari dan kembali rebutan mencuci tangannya di wastafel dan beradu mulut. Bagas ikut tertawa melihat tingkah laku kedua anak itu.

"Mereka suka rebutan begitu setiap hari? ", tanya Bagas yang melihat kedua anak itu kembali berlari ke depan tv, saling berebut remote untuk menyetel channel tv kesukaan masing-masing.

" Ya begitulah, kadang salah satunya kemudian menangis karena kalah. Trus yang satu lagi membujuknya agar diam nangisnya dengan dicium-cium, trus habis itu mereka ketawa lagi," Lintang tersenyum mengingat tingkah kedua buah hatinya yang selalu membuat heboh rumahnya.

"Lucu banget mereka, sampai gemas aku... Tadi Damai bangun tidur duluan trus nangis karena nyari kamu gak ada, aku yang kemudian menengok mereka di kamar, ngeliat Langit jadi bangun trus nyayang-nyayang adeknya biar diam..akhirnya aku ajakin turun dan maen naik sapi-sapian dan mereka rebutan buat naik ke punggungku sambil tertawa-tawa..," Bagas tersenyum sambil melihat tingkah kedua anak Lintang yang sudah nampak akur sambil menonton TV.

"Indahnya dunia anak-anak, belum 5 menit mereka beradu mulut sekarang sudah akur dan saling sayang lagi tanpa dendam..," Bagas memandang ke arah Lintang yang sedang mencuci piring sambil tersenyum.

" Duh, saluran airnya mampet," kata Lintang tiba-tiba saat air dalam kitchen sinknya tidak mengalir tampaknya ada yang menyumbat.

" Coba kulihat.., " Bagas menggeser tubuh Lintang dan membungkuk melihat saluran airnya.

"Biar aku panggil Pak Juki buat benerin, " kata Lintang.

"Gak usah, kamu punya kunci inggris gak?" tanya Bagas yang jongkok di depan saluran air.

Lintang segera mengambil kunci inggrisnya dan mengulurkannya ke arah Bagas. Tak sampai 15 menit kemudian saluran air tersebut sudah lancar kembali.

" Done Tuan Puteri!!, see gak perlu panggil tukang kan?. ," Bagas kini berdiri di sampingnya dan mencuci tangannya.

" Makasih Mas, kamu dari semalam sudah menolongku dan anak-anak. Aku gak tau bisa balas pertolonganmu pakai apa..., " kata Lintang pelan seakan akan takut ada orang lain yang mendengarkan. Padahal setiap hari minggu bi Siti libur, jadi hanya ada mereka berdua di dapurnya.

"Namanya sama tetangga, harus bisa saling tolong menolong laaah..kalau begini doang mah gampang...," Bagas mencubit hidung Lintang perlahan sambil menuju ke sofa tempat dimana Langit dan damai lagi akur meninggalkan Lintang yang masih terpana dengan sentuhan kecilnya barusan.

Entahlah, pria itu baru bertemu lagi dengannya setelah 6 tahun tanpa kabar setelah peristiwa yang pasti memalukannya. Tapi tak sampai 24jam mereka bertemu, Bagas sudah sangat baik padanya dan akrab dengan kedua anaknya. Tentu saja ini membuat hati Lintang bertanya-tanya dan kian tidak menentu. Bahkan Lintang hampir tidak tahu apapun tentang Bagas. Lintang hendak menanyakannya, tapi rasanya Lintang tidak berhak dan sangat memalukan bila dia banyak bertanya walau sejak semalam banyak pertanyaan yang Bagas lemparkan padanya dan Lintang harus jawab.

******
Votenya plis...

Rumah (Te) TanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang