Menepati Janji

5.6K 630 17
                                    

Hari ini D lagi baek pengen publish 2 part..jangan lupa vote and commentnya biar kalau hari libur makin semangat nulis..bukan pas nunggu pesawat kayak biasanya aja nulisnya...

Jangan lupa baca juga Storyku yang lainnya ya, My Billionaire Baby dan  Kissing You ...
Enjoy...

******

Lintang terbangun malam ini, dilihatnya jam di dinding sudah pukul 12 malam. Tadi sepulang kantor dia langsung mengeloni kedua anaknya tidur. Segera diambilnya air wudhu buat sholat isya' sekalian sholat tahajud. Hatinya yang sejak beberapa hari ini gak karuan nampaknya perlu ditenangkan dan butuh tempat mengadu walau tak memiliki bahu lelaki untuk bersandar.

Setelah selesai sholat, terdengar suara gerbang ditutup di depan rumahnya. Dibukanya gordyn rumahnya dan terlihat Bagas keluar mobil dan memasuki rumahnya. Rupanya Bagas kalau pulang jam segini. Entahlah lembur di kantor atau sekedar kencan dengan Chyntia? Lintang menghela nafas panjang.

Sementara itu Lintang biasanya jam segini sudah tidur di peraduan bersama anaknya karena dia harus bangun sebelum subuh untuk memasakkan kedua anaknya sebelum pergi ke kantor. Walaupun punya pengasuh anak sebaik Bi Siti, kalau makanan anaknya pasti dimasak sendiri oleh Lintang. Walaupun kadang kalau untuk sayur yang tidak tahan lama, Bi Siti dengan senang hati akan membuatkannya untuk Langit dan Damai yang sudah disayanginya.

Lintang teringat janji Bagas minggu lalu pada kedua anaknya yang hari ini mau mengajak kedua anaknya, eh tentu saja dengan dirinya ke pantai. Tapi melihat adanya Chyntia  dalam hidup Bagas dan sikap Bagas di kantor yang seakan tidak mengenalnya, Lintang jadi ragu. Apalagi kemarin saat berdiri di sampingnya di lift, tak sepatah katapun Bagas menyapa dirinya walau Bagas melihat dan tersenyum padanya.

Melihat Bagas yang juga pulang larut malam malam inj, pasti dia juga akan capek kalau besok pagi-pagi harus pergi. Nampaknya rencana ke pantai sabtu ini tidak boleh diharapkan dan perlu plan B dari pada kecewa. Kita akan kecewa karena kita berharap terlalu tinggi. Jadi tak perlulah banyak berharap Bagas akan ingat pada janjinya pada Langit dan Damai. Mungkin besok anak-anaknya akan diajaknya ke waterboom saja biar tak kecewa. Ditariknya selimutnya dan kembali tidur memeluk Damai daripada menyiapkan baju untuk anak-anaknya besok.

Lintang selesai sholat subuh langsung ke dapur untuk membuatkan makanan anak-anaknya. Disiapkannya makanan untuk mereka dengan plan B ke water boom agar tak kecewa. Baju renang mereka pun akhirnya disiapkannya pagi ini agar pas mereka bangun nanti Lintang bisa konsentrasi mengurusi mereka yang suka rewel rebutan mencari perhatian Lintang. Lintang tersenyum melihat baju renang two pieces mklik Damai, dia paling gemas kalau anak perempuannya itu memakai baju renang two pieces warna pink nya karena kelihatan girly dan montok. Dimasukkannya peralatan renang anaknya ke tas renang beserta handuk dan sunblock.

Terdengar pintu depan diketok, Lintang melirik jam di dinding yang masih menunjukkan pukul 6 pagi.Siapa juga yang bertamu pagi-pagi begini? Dibukanya pintu rumahnya, dan dilihatnya Bagas sedang berdiri.

"Pagi.." sapa Bagas yang memakai celana cargo selutut  warna krem dan kaos wana hijau army yang memperlihatkan dadanya yang bidang. Duh Lintang mulai membayangkan yang aneh-aneh.

"Eeh pagi..ada apa Pak Sam..?," tanya Lintang yang masih terpana dengan penampilan Bagas yang nampaknya habis mandi karena tercium aroma segar sabunnya seperti minggu lalu. Duh aroma sabun minggu lalu aja kok ya otaknya ingat.

" Sudah siap?," tanya Bagas sambil masuk rumah Lintang setelah Lintang mundur dari depan pintu walau tidak mempersilahkan Bagas masuk.

Belum juga Lintang menjawab, Bagas kembali berbicara  "Oiya kalau di rumah panggil Mas Bagas aja, jangan Pak Sam..", kata Bagas sambil mengerlingkan matanga menatap Lintang yang hanya memakai daster karena belum mandi.

Eeehm iya pak, eh Mas Bagas..," Lintang masih kaget dengan sikap Bagas yang berbeda 180 derajat dengan yang di kantornya.

"Maaf, saya pikir gak jadi pergi ke pantai mengingat tampaknya pak..eh Mas Bagas sibuk di kantor dan kemarjn kita ketemu gak bilang apa-apa. Jadi saya belum mandi dan anak-anak belum saya bangunin," kata Lintang sambil nyengir menyadari kalau mungkin tubuhnya masih memakai daster lusur favoritnya dan bau asem karena belum mandi dan baru saja masak.

"Lhooo...jadi donk..saya kan belum membatalkan janji sama krucils itu kan.. kalau di kantor saya diam, karena saya gak suka melibatkan masalah rumah dan kantor. Buruan mandi gih, mana masih pakai daster tidur lagi, kalau saya jadi pengen nidurin gimana? ," Bagas nyengir lihat penampilam amazing Lintang pagi ini jauh berbeda dengen penampilanya di kantor atau minggu lalu saat minta tolong ke rumahnya.

Lintang yang mendengar kata-kata Bagas segera ngacir ke kamar mandi karena tak mau mukanya yang memerah terlihat oleh Bagas. Kenapa Bagas ngomong gitu ke saya? Apa memang Bagas biasa ngomkng giti ke perempuan? sama Bu Chyntia juga? Aah Lintang terlalu Baper. Buang jauh-jauh bapermu Lintang. Gak guna, Bagas juga gak bakalan mau lagi sama kamu.

Setelah Lintang selesai mandi, dibawanya perlengkapan buat renang, menginap dan makanan untuk anak-anaknya yang tadi telah disiapkannya. Menginap? Sepertinya perlu dikonfirmasi lagi deh.

" Pak, eh Mas Bagas, kita pulang nanti malam atau besok  ya? " tanya Lintang ingin memastikan.

" Besok saja ya, capek saya kalau nyetir pulang pergi, biar Langit dan Damai puas juga mainnya," kata Bagas sambil mengambil koper dan tas di tangan Lintang.

" Saya bawa kopernya ke mobil dulu, kamu kunci-kunci pintu rumah aja dulu. Bawa baju ganti kan? Anak-anak gak usah dibangunin, nanti saya kesini lagi gendong Langit, kamu gendong Damai saja," perintah Bagas sambil keluar pintu dna menuju mobilnya.

Lintang segera ke kamar mengambil Damai setelah mengunci pintu belakang dan memastikan kompornya sudah dimatikan.

Bagas segera menyusulnya ke kamarnya untuk mengambil dan menggendong Langit yang masih nyenyak. Dilihatnya kamar Lintang yang didominasi warna putih dan bau minyak telon. Mereka tak sengaja bersenggolan saat keluar pintu kamar yang agak susah terlihat karena sambil menggendong anak yang beratnya lumayan bisa bikin pegel tangan. Sesaat mereka nampak canggung.

"Siapa yang mau keluar duluan nih pak? "tanya Lintang mundur lagi biar gak tabrakan.

"Kamu duluan aja ya..Besok juga kalau udah nikah kamu duluan yang keluar..dan jangan sambil panggil Pak,tapi panggil Mas Bagas," bisik Bagas sambil nyengir.

Whaaat???? Duuuuuh kaaaan jadi baper deeeeh...apa coba maksudnya.... Muka Lintang langsung memerah dan hatinya makin gak karuan tak berani menjawab.

******
Jangan lupa vote dan komennya yaaaa buat dopping biar bisa menulis yang agak panjangan

Rumah (Te) TanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang