Chyntia

7K 570 11
                                    

Happy reading ya
Dont forget vomentsnya!!

*****
Lintang masih duduk di sofa, tangannya digenggam Bagas di sebelahnya saat Chyntia masuk ke ruangan Bagas. Lintang agak deg-degan, khawatir bila dia dianggap pelakor oleh Chyntia yang selama ini menganggap Bagas kekasihnya walau Bagas tak pernah merasa.

Chyntia menggunakan rok 10 cm di atas lutut dan blouse warna senada dengan dua kancing yang terbuka dan blazer sehingga belahan dada yang hampir terlihat. Bau parfumnya menyeruak ke seluruh penjuru ruangan.

"Hai Gas", Chyntia menyapa Bagas, bukan dengan sebutan Sam, rupanya teman SMAnya menyapanya dengan nama Bagas.

"Hai Chyn...kenalin ini Lintang, istriku." Bagas tersenyum pada Lintang.

"Oooh, haii.. Saya Chyntia," Chyntia mengulurkan tangannya pada Lintang.

"Baru tau kalau kamu istrinya Bagas, tau Bagas nikah aja dari IGnya doang, itupun gak diliatin wajah istrinya. Sok misterius banget, kirain dapat artis. Sampai dirahasiakan dan teman dekatnya aja gak diundang," Chyntia berkata sinis pada Bagas.

"Nanti pas resepsi juga bakal diundang kok Chyn, datang ya sama Aldo..," Bagas meredamkan Chyntia yang nampaknya masih emosi.

"Gue mau ngomong empat mata sama lo Gas" Chyntia melirik ke arah Lintang.

"Gue lelaki beristri Chyn, kalau bukan masalah pekerjaan, ngomong di sini saja, biar istriku juga tahu, gak papa kan?" Bagas menolak ajakan Chyntia dengan halus.

"Kok bisa sih kamu masih mau sama dia Gas, udah janda anak dua pula kudengar ya?Dipaksa orangtua mu lagi, makanya harus cepet-cepet nikah? ", Chyntia masih nampak emosi pada Bagas dan masih berdiri, enggan duduk di sofa di sebelah Lintang.

"Gak ada paksaan dari orang tua gue, malahan gue yang maksa mereka buat merestui, maksa Lintang juga buat nikah kilat begini, kan gue udah bilang gue udah jatuh cinta sama dia dari dulu, makanya dulu akupun tak mau memberimu harapan," Bagas mulai tegas berbicara saat dilihatnya Lintang diam dan mulai berkaca-kaca.

"Paling dia sekarang mau sama kamu juga karena dia baru tahu kalau kamu kaya raya, kamu mau diporotin cewek kayak gitu? Cewek matre kayak dia gak bakal ada cinta, yang penting kaya raya, kalau kamu jatuh miskin juga ditinggalin," Chyntia makin emosi mendengar pembelaan Bagas pada Lintang.

Sementara itu Lintang merah
padam memendam emosinya yang hampir meledak. Air matanya tak mampu lagi untuk ditahan.

"Dia gak matre kok, kalau dia habisin harta gue juga gue ikhlas, ngapain gue kerja mati-matian kalau gak buat istri gue?" Bagas mendekat ke arah Lintang dan memegang tangannya menguatkannya saat dilihatnya air matanya mulai turun.

"Tapi lo jahat banget sama gue Gas, lo tau dari dulu gue suka sama lo!!!" Chyntia mulai mengeraskan suaranya menghadap ke arah Bagas yang memeluk Lintang untuk menenangkannya.

"Chyn, dari dulu gue gak pernah ngasih harapan apapun padamu, kalau kita masih sering ketemu, ya itu karena kita punya bisnis bersama kan? Aku sendiri pernah mengatakannya padamu. Kamu sendiri yang tidak mau menjauhiku walau sudah jelas aku tak mencintaimu Chyn." Bagas menghela nafasnya pelan sambil menenangkan Lintang. Bagaimanapun juga Chyntia temannya, tak ada gunanya menanggapi Chyntia yang sedang emosi dengan emosi juga. Bagas benar-benar bersabar.

"Apa sih yang kamu lihat dari dia Gas? Lebih cantik dan mulus aku kemana-mana, gue juga masih single dan lebih berpendidikan..." Chyntia menghela nafasnya dalam-dalam.

"Cobalah lebih dewasa Chyn, suatu hari nanti, pasti kamu akan menemukan jodohmu. Cinta itu gak melulu harus cakep, seksi, lebih muda atau perawan. Saat kamu menemukan jodohmu nanti, kamu pasti mengerti.." Dilihatnya Chyntia menangis dan duduk di sofa di depan Bagas.

"Emang janda lebih menggoda ya Gas? Lebih HOT di ranjang? Makanya kamu gak tahan dan buru-buru nikah? Atau dia udah hamil anakmu? Yakin kalau itu anakmu makanya kamu langsung nikahin dia? Chyntia berkata pelan tapi sangat menyakitkan terutama untuk Lintang. Dieratkannya tangan Bagas ke genggaman Lintang. Duuuh Chyn.. begituan aja gue belum..

"Gak ada yang hamil, insyaallah secepatnya nanti kalau Allah mengijinkan Lintang hamil. Lintang juga gak pernah kegenitan seperti janda yang kamu deskripsikan tadi. Bahkan gue masih perjaka.

"Maaf Kak Chintya, Lintang tak bermaksud merebut Mas Bagas dari Kakak. Lintang sadar kok Lintang gak cantik, gak seksi, ibu-ibu berdaster malah. Lintang juga gak pernah kegenitan mendekati Mas Bagas, Mas Bagas yang mau cepet-cepet, biar pacaran halal. Karena niatnya mulia, ya saya terima. Saya percaya suami saya pasti mencarikan jalan yang baik buat saya, jalan menuju surganya. Surga saya ada di Mas Bagas" Lintang sudah tak tahan ingin mencaci Chyntia yang keterlaluan sebenarnya, tapi tampaknya gak akan menyelesaikan masalah.

"Kalau memang kayak gitu, kenapa dulu mesti lari pas menjelang ijab kabul? Gak tahu kalau Bagas kaya raya? Sekarang masih mau menyiksa Bagas? Kamu gak tau kan kalau Bagas dulu malu dan menderita? Trus sekarang kamu seenaknya datang lagi setelah tahu kalau Bagas ternyata kaya raya? Cih!!" Chyntia berdiri dan hendak meninggalkan ruang Bagas. Lintang memandang Bagas memastikan apakah sebagian perkataan Chyntia tadi benar.

"Chyn, Gue gak suka lo ngomong gitu sama istri gue. Mendingan lo tenangin hati lo biar bisa berpikir jernih sebelum kesini lagi." Bagas berkata tegas sampai Chyntia menghilang di balik pintu ruangannya. Dilihatnya Lintang yang masih menangis mendengar perkataan Chyntia terakhir.

Lintang mengeluarkan kartu yang tadi pagi diberikan Bagas kepadanya." Mas aku kembalikan, aku belum butuh dan aku juga masih punya sedikit tabungan"

"Looh Lin, ini buat kamu kok, gak usah terpengaruh perkataan Chyntia tadi" Bagas memeluk Lintang yang masih menangis.

"Maafin aku yang dulu bikin kamu malu dan menderita ya mas.."

"Ssst...Kebahagiaanku sekarang jauh lebih banyak dibanding ujian kesabaran yang harus kutempuh saat kamu pergi dulu."

"Emangnya aku genit sama kamu mas? " Lintang mengajukan pertanyaan bertubi-tubi menanggapi perkataan Chyntia tadi.

"Kemarin sih enggak, tapi kalau nanti sih gak papa kalau mau genit. Asal genitnya sama mas aja. Genit sama Hot sekalian, sekarang juga boleh.." Bagas mengerling nakal ke Lintang.

"Duuuh mas, aku serius nanya," Lintang bersemu merah dan tertawa kecil. Bagas menyeka air mata Lintang sambil tertawa.

"Gak usah dipikirin perkataan Chyntia tadi. Dia lagi emosi. Ini air mata dilap dulu, biar gak sembab, nanti kalau balik ke ruanganmu dikiranya kamu dimarahin sama aku kan berabe."

"Waah aku bilang apa nanti kalau ditanya lama banget disini mas?"

"Bilang aja kalau habis ketemu suami ganteng, gak bisa cepet- cepet,hahaha," Bagas menggoda Lintang sambil menciuminya.

"Maaaas aku serius..."

"Aku juga sayang, kalau gak serius ya gak kunikahin.."

"Maaaas bukan itu maksudnya...udah ah aku balik dulu.." Lintang meninggalkan Bagas yang masih tertawa-tawa. Saat keluar pintu ruangan Bagas, dilihatnya Bu Susi senyum-senyum memandangnya penuh arti.

Rumah (Te) TanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang