«●»
Di sebuah jalan yang di penuhi toko-toko penjual barang bekas, Jiyong berjalan sembari menggandeng Lisa, sementara Taehyung berjalan didepan mereka. Taehyung terlihat sangat senang karena untuk pertama kalinya setelah debut, ia bisa berjalan-jalan tanpa pengawal.
"Taehyung-ah, pilihlah satu kaos disana," suruh Jiyong sembari menunjuk sebuah keranjang berisi berbagai pakaian obral. "Pilihlah satu pakaian yang cocok untuk Singer,"
"Aku sudah punya banyak sekali kaos, tidak bisakah aku memakai kaosku sendiri?"
"Apa menurutmu Singer seorang idol yang memakai pakaian bermerek? Atau seorang pria biasa yang putus asa dengan perasaannya? Disaat hatinya hancur karena penolakan, ia mengurung Walter di sebuah tempat yang sulit di akses. Akan seperti apa rupa pakaiannya saat itu? Setelah ia bersusah payah membawa Walter ke tempat persembunyiannya?"
"Tempatnya sulit di akses? Tentu saja pakaiannya mungkin sobek atau rusak karena bekerja keras membawa Walter yang... lebih besar dan tinggi darinya?" ucap Taehyung menjawab pertanyaan Lisa sembari mengamati tubuh Jiyong. Membayangkan dirinya menyeret tubuh Walter yang pingsan ke tempat persembunyiannya. "Kita bisa merobek dan merusak kaosku?"
"Merusak pakaian-"
"Cari saja, pakaian yang paling mungkin di pakai Singer saat itu," potong Jiyong. "Ada perasaan yang berbeda ketika kau sengaja merusak pakaianmu dan memakai sebuah pakaian yang memang sudah rusak. Aku bahkan pernah berkeliling ke tempat-tempat pembuangan pakaian bekas untuk mencari sebuah kostum," ceritanya sembari melirik Lisa yang kemudian terkekeh. Saat itu Lisa yang menyuruh Jiyong pergi mencari pakaian seorang tuna wisma.
"Ah iya, oppa, mulai besok sampai 3 hari kedepan, kurasa aku tidak akan bisa menemuimu," ucap Lisa sembari memegangi tangan Jiyong. Gadis itu hanya memeganginya, sesekali mengusapnya seperti tengah mencoba membaca huruf braille. "Besok malam ada latihan terakhir, lusa gladi bersih dan-"
"3 hari lagi lombamu itu?" potong Jiyong sembari menoleh pada Lisa, memalingkan pandangannya dari Taehyung yang sedang memilih pakaian.
"Lomba teater untuk murid-muridku... lokasinya di gedung kesenian Universitas Seoul,"
"Kau ingin aku datang? Jam berapa?"
"Murid-muridku dapat giliran di jam 10 pagi, oppa tidak perlu datang kalau harus latihan,"
"Aku akan menyempatkan datang," ucap Jiyong membuat keputusan. Setidaknya dia perlu datang untuk menunjukan pada Lisa kalau dirinya peduli.
Tidak lama, Taehyung selesai dengan pakaian pilihannya, sebuah kaos abu-abu yang terlihat kusam dan terasa sangat tipis. Sebuah kaos yang punya kesan pekerja keras. Sedikit diskusi dan Lisa menyetujuinya, begitupun dengan Jiyong.
"Apa ini?" tanya Taehyung sembari mengangkat sebuah benda berbahan besi dengan sebelah tangannya, tangannya yang lain membawa sebuah kantong plastik berisi pakaian tadi.
"Itu setrika uap, model lama, kau harus memasukan air panas kedalamnya lalu memakainya seperti memakai setrika biasa," jelas Lisa yang langsung mengangguk mengiyakan Jiyong yang harus pergi ke toilet.
Jiyong menghilang didalam sebuah toko setelah meminjam toilet pada pemilik toko itu, sementara Lisa dan Taehyung masih melihat-lihat barang di toko tersebut.
"Apa pria ini muridmu? Sepertinya dia cukup terkenal," tanya si pemilik toko sembari mengamati beberapa orang yang berdiri dibelakang mereka, para fans Taehyung yang mengekori Taehyung.
"Ah buk-"
"Ya, aku muridnya, murid barunya, sepertinya guruku ini sering datang kesini?" potong Taehyung sembari melingkarkan lengannya pada bahu Lisa, mengundang beberapa seruan gadis di belakang mereka.
"Ya, Lisa sering datang untuk membeli alat peraga pentasnya. Kali ini apa yang kau cari Lisa?"
"Hm... aku butuh tali dan rantai," jawab Lisa yang kemudian melangkah mendekati sebuah kotak kayu yang penuh berisi tali. "Taehyung-ah, kemarilah," pinta Lisa yang langsung meraih tangan Taehyung dan mencoba melilitkan sebuah tali tambang di tangan pria itu. "Ini terlalu kecil, iya kan? Talinya tidak akan terlihat oleh penonton di paling belakang,"
"Bagaimana dengan yang ini?" tanya Taehyung sembari melilitkan seutas tali tambang yang lebih besar di tangan Lisa. Membuat mereka terlihat seperti tengah di ikat dengan tali yang sama.
"Warnanya terlalu terang untuk kulitmu," jawab Lisa membuat Taehyung menyernyitkan dahinya. Sepintas semua tali tambang di dalam kotak kayu itu terlihat sama, bagi Taehyung. "Ahjussi, apa kau bisa mencarikan tali tambang sebesar ini dengan warna yang sedikit lebih gelap? Seperti tali tambang yang sudah sering di pakai?" pinta Lisa yang kemudian membuat si pemilik toko mencarikan sebuah tali untuknya.
Sementara si pemilik toko mencarikan tali untuknya, juga Jiyong yang masih berada di toilet, seorang fans memberanikan diri untuk mendekati Lisa dan Taehyung. Seorang gadis yang katanya fans Taehyung itu meminta Taehyung untuk berfoto bersamanya.
"Berfotolah denganku," pinta Taehyung pada Lisa usai ia berfoto dengan fansnya. "Tolong fotokan kami juga, aku ingin berfoto dengan guruku," pinta Taehyung pada fansnya iitu, Taehyung mengulurkan handphonenya dan meminta fans itu untuk mengambilkan foto mereka— fotonya bersama Lisa.
"Oh! GD oppa!" seru fans itu ketika melihat Jiyong keluar dari toko dengan wajah yang basah karena baru membasuh wajahnya. "Bisakah-"
"Sayang, beri aku tissue," pinta Jiyong pada Lisa. Ucapannya itu memotong permintaan si fans yang baru saja mengembalikan handphone Taehyung pada pemiliknya.
"Bisakah kau membantu mengambilkan 1 foto lagi?" pinta Taehyung pada gadis itu. Kali ini Taehyung memintanya untuk mengambil foto dirinya bersama Lisa dan Jiyong. Dalam foto itu, Taehyung berdiri diantara Lisa dan Jiyong yang baru selesai mengeringkan wajahnya, dengan kedua tangan yang merangkul bahu Lisa serta Jiyong. "Kemarlilah, sekarang giliranmu berfoto," ajak Taehyung pada fansnya itu. Taehyung mengajak gadis itu berswafoto sebagai ucapan terimakasihnya.
"Aku iri pada kalian," ucap Taehyung di perjalanan kembali dari pasar itu. Seperti ketika berangkat tadi, Lisa dan Jiyong berjalan bergandengan, sementara Taehyung berjalan didepan mereka. "Aku tidak di izinkan berkencan,"
"Kami pernah dalam posisi harus berkencan diam-diam," jawab Jiyong yang kemudian memasukan jemari Lisa bersama miliknya kedalam saku jacketnya.
"Butuh 5 tahun sampai semua orang menerima hubungan kami," tambah Lisa. "Fansnya sangat membenciku dulu, tapi sekarang mereka memberiku hadiah di hari ulangtahunku. Apa kau sedang menyukai seseorang Taehyung?"
"Hm... bisa jadi?" jawab Taehyung sembari tersenyum. "Tapi dia sudah berkencan dengan orang lain,"
"Kau bisa mencari gadis lain," jawab Jiyong. "Atau menunggu sampai gadis itu kembali single,"
"Aku lebih menyarankan untuk mencari gadis lain saja," tambah Lisa. "Itu lebih aman dibanding menunggu lalu kecewa,"
"Ng... entahlah, menunggu atau mencari gadis lain sebenarnya lebih mudah dibanding mendapat izin dari agensiku untuk berkencan hehe,"
«●»
KAMU SEDANG MEMBACA
Untold Story
FanfictionShort story berdasarkan film Methods. Disini, Methods versi Jiyong x Lisa