«●»
Keeseokan harinya, seperti ucapannya pada Jiyong kemarin, Lisa harus menghabiskan waktunya di sekolah, begitupun Jiyong yang di sibukan dengan latihannya bersama Taehyung.
Tiga hari berlalu, dan di hari Lisa harus mendampingi murid-muridnya mengikuti sebuah lomba teater yang diadakan oleh salah satu Universitas, Jiyong menyempatkan dirinya untuk hadir. Namun rasanya itu justru menjadi mala petaka untuknya.
Begitu Jiyong datang, penampilan murid-murid Lisa sudah selesai. Seluruh tim pementasan Lisa tengah duduk di kantin Universitas, bersama Taehyung.
Padahal pagi tadi, secara mendadak, Taehyung bilang dia tidak bisa hadir latihan karena punya jadwal lain bersama idol groupnya.
"Oh! Kenapa oppa datang?" ucap Lisa begitu Jiyong menghampirinya di kantin Universitas. "Oppa bilang hari ini ada meeting penting di agensi?"
"Ya, meetingnya baru saja selesai," jawab Jiyong sembari melirik sebuket bunga yang ada di sebelah tas jinjing Lisa. "Ku pikir kau punya jadwal lain," tegurnya, sembari melihat Taehyung yang tersenyum padanya.
"Jadwalku juga baru selesai, hanya pemotretan sejak jam 7 pagi tadi," jawab Taehyung. "Guru teaterku pentas disini, tentu saja aku harus datang untuk melihatnya, pementasannya benar-benar luar biasa," lanjutnya, sementara Lisa yang sadar kalau mood Jiyong tidak terlihat baik, buru-buru menarik perhatian prianya.
"Oppa sudah makan? Pasti belum. Ayo ku temani makan," ajak Lisa yang kemudian menggandeng Jiyong.
"Aku akan menunggu disini bersama aktor-aktor hebat ini," celetuk Taehyung sembari tersenyum pada murid-murid Lisa yang duduk bersama dengannya. Lisa tersenyum, menganggukan kepalanya kemudian menggandeng Jiyong untuk membeli makanan siangnya.
"Darimana kau mendapatkan cincin Ruby itu?" tanya Jiyong setelah 3 langkah mereka menjauhi meja Taehyung dan murid-murid Lisa. "Cincin baru? Aku baru melihatnya,"
"Cincin ini?" tanya Lisa sembari menunjukan cincinnya pada Jiyong. "Dari orangtua murid, cantik ya?"
"Orangtua murid?"
"Ya, aku baru mendapatkannya kemarin- anniyo, maksudku pagi tadi," jawab Lisa yang kemudian mengambilkan sebuah nampan makanan untuk Jiyong. "Ada masalah apa di agensi? Kenapa meetingnya sangat mendadak?"
"Aku memberitahu Hyunsuk hyung kalau aku ingin menikah,"
"Ne? Menikah? Dengan siapa?" ucap Lisa yang kemudian langsung menutup mulutnya. "Maaf... denganku? Kenapa oppa mengatakan itu pada agensi tanpa memberitahuku dulu? Aku belum ingin-"
"Kenapa? Kau tidak ingin menikah denganku?" tanya Jiyong, langsung memotong ucapan Lisa. "Kita sudah berkencan 8 tahun,"
"Ng... bisakah kita membicarakannya nanti? Di rumah?" tanya Lisa karena Jiyong tidak juga melunak padanya. Setiap kata yang keluar dari mulut Jiyong terdengar ketus. Suaranya tidak keras, ia tidak berteriak namun suaranya tetap cukup untuk menarik perhatian orang-orang di sekitar mereka.
"Kenapa kau tidak ingin menikah denganku?" tanya Jiyong sekali lagi namun Lisa terlalu malu untuk membahas masalah itu didepan umum. Didepan para mahasiswa yang mengantri untuk makan siang.
"Bukan tidak ingin, hanya saja ini terlalu tiba-tiba," jawab Lisa. "Aku sedikit terkejut sekarang, diamlah dan biarkan aku menenangkan diriku lebih dulu," lanjutnya yang kemudian membayar dan membawa nampan makan siang untuk Jiyong untuk kembali ke meja mereka.
Mungkin seharusnya Jiyong tidak perlu datang. Mungkin seharusnya Jiyong tidak buru-buru menyelesaikan meetingnya agar ia bisa datang. Semalam, sudah lewat tengah malam, CEO agensinya menghubunginya, memintanya untuk datang ke agensi begitu matahari terbit.
Pagi tadi, sebelum matahari terbit, Jiyong menghubungi Lisa, mengatakan pada gadis itu kalau sepertinya ia tidak akan datang melihat pementasan anak didik Lisa. Pagi tadi, di telpon, Lisa terdengar sedikit kecewa karena itu siang ini Jiyong menyempatkan untuk datang selepas meetingnya.
Padahal meeting tadi membahas beberapa kendala terkait jual beli sahamnya. Namun ketika ia datang, ia melihat Lisa duduk di sebelah Taehyung, dengan sebuket mawar merah ditangannya dan sebuah cincin Ruby yang 3 hari lalu Jiyong lihat bersama Taehyung melingkar di jemarinya.
Jiyong dapat menerima Taehyung, di lokasi latihan. Namun senyum Taehyung pada gadisnya terasa berbeda. Jiyong tidak dapat mengartikan tatapan Taehyung untuk gadisnya dan itu membuatnya sangat resah.
"Aku membeli beberapa saham milik Hyunsuk hyung," ucap Jiyong setelah ia dan Lisa duduk bersebelahan, berhadapan dengan Taehyung.
"Yerin-ah, ajak yang lainnya kembali ke bus dan bereskan semua alat peraganya, kita akan kembali ke sekolah 15 menit lagi," ucap Lisa pada gadis yang duduk di sebelahnya. Gadis itu mengiyakan perintah Lisa, ia mengajak teman-temannya untuk segera kembali ke bus kemudian berpamitan pada Taehyung dan Jiyong yang kebetulan datang.
"Hyung, apa kau ingat cincin yang kemarin kita lihat? Cincin Ruby, bukankah cincin Lisa itu sama dengan cincin Ruby kemarin?" ucap Taehyung setelah murid-murid Lisa keluar dari kantin.
"Kau tidak pergi juga? Sepertinya kau tidak sibuk hari ini?" ucap Jiyong sembari memakan nasinya. Pria itu bicara tanpa menatap Taehyung sama sekali.
"Tidak bolehkah aku ikut denganmu hyung?" tanya Taehyung. Lisa tidak tahu apa yang terjadi diantara kedua pria itu, namun rasanya, menurut Lisa, Taehyung tidak menyadari kalau Jiyong sedang tidak ingin melihatnya.
"Maaf Taehyung-ah, tapi-"
"Bisakah kau meninggalkan kami? Pergilah melatih aktingmu atau temui teman-temanmu," potong Jiyong, membuat Lisa dan Taehyung menutup rapat mulutnya. "Jangan mengganggu kami hari ini,"
"Oppa-" ucap Lisa hendak menegur Jiyong namun suara dari sendok yang Jiyong letakan diatas meja membuat Lisa kembali menutup mulutnya. Dengan alasan yang tidak Lisa ketahui, Jiyong terlihat sedang benar-benar marah.
"Kalau begitu aku pergi dulu, annyeong," sapa Taehyung yang kemudian bangkit dan menepuk bahu Lisa. Ia berniat memberi Lisa semangat untuk menghadapi Jiyong yang terlihat marah, namun sikapnya justru membuat keadaan semakin buruk.
"Kau menemui Taehyung? Tanpaku?" tanya Jiyong setelah Taehyung beberapa langkah menjauhi mereka.
"Kapan? Aku tidak menemuinya,"
"Taehyung ingin membelikanmu cincin itu," ucap Jiyong dan Lisa hanya diam di posisinya. Perlahan gadis itu menaikan sebelah alisnya kemudian menarik bahu Jiyong dan membuat prianya menoleh padanya.
"Aku tidak menerima ini dari Taehyung," ucap Lisa yang kemudian melepaskan cincin Rubynya itu kemudian memberikannya pada Jiyong. "Sejak kapan oppa jadi pencemburu begini? Aku menerima cincin ini dari orangtua Yerin. Pagi tadi ia datang mengantar Yerin dan memberikan cincin ini untukku. Oppa tahu aku tidak begitu suka cincin seperti ini tapi karena ada Yerin disini, aku memakainya. Kepala sekolah juga tahu kalau aku menerima cincin ini dari Yerin, aku memberitahunya-"
"Kenapa kau memberitahu kepala sekolah dan tidak memberitahuku?"
"Aku memberitahumu..." jawab Lisa. "Saat kita mengambil makanan tadi. Dan kenapa memberitahu kepala sekolah? Tentu saja aku harus memberitahunya agar tidak ada yang mengatakan kalau aku menerima suap dari orangtua murid. Ada apa denganmu oppa? Terjadi sesuatu di agensi?"
"Bisa aku memastikannya pada Yerin? Kalau bukan Taehyung yang memberikannya padamu?"
"Tentu," jawab Lisa yang kemudian mengajak Jiyong ke tempat bus sekolah mereka di parkir, menghampiri Yerin dan menanyakan perihal cincin itu pada Yerin.
"Ne, appa yang membelikannya untuk guru Park," jawab Yerin namun tidak membuat keadaan justru makin baik. Jiyong tidak dapat mengerti kenapa seorang wali murid membelikan barang mahal seperti itu pada Lisa.
«●»
KAMU SEDANG MEMBACA
Untold Story
FanfictionShort story berdasarkan film Methods. Disini, Methods versi Jiyong x Lisa