13

1K 200 9
                                    

«●»

Sudah dua malam Jiyong dan Taehyung menghilang. Keduanya pergi bersama, bersenang-senang tanpa mengabari siapapun. Keduanya menghilang hingga membuat agensi Taehyung kalang kabut mencari bocah itu.

Lisa masih setia dengan perasaannya yang hancur lebur ketika Joonyoung menghubunginya dan memberitahunya kalau Taehyung menghilang— bersama Jiyong.

"Aku tidak tahu," ucap Lisa yang saat itu juga langsung mematikan panggilan Joonyoung.

Gadis itu hanya meringkuk di atas ranjang kamar tamu rumah Joongi usai melempar handphonenya yang terus berdering. Seluruh panggilan yang masuk ke handphonenya sampai pagi ini membuatnya benar-benar frustasi.

Joonyoung terus menghubunginya untuk menanyakan keberadaan Jiyong dan seseorang dari agensi Jiyong terus menanyakan mengenai kebenaran dari tuduhan CEO agensi Taehyung yang mengatakan kalau Jiyong menculik Taehyung.

"Appa, kenapa Lisa imo ada disini?" tanya Yerin dari luar kamar tamu. Suaranya cukup keras sampai Lisa yang hampir gila karena tidak bisa berhenti memikirkan Jiyong dapat mendengarnya.

"Kemarin ada pencuri dirumahnya dan untuk sementara, sampai kekasihnya kembali, dia akan menginap disini," jawab Joongi yang juga dapat Lisa dengar.

"GD oppa pergi ke pantai dengan Taehyung oppa, lihat ini, Taehyung oppa mengunggah foto mereka dipantai, ada gosip yang bilang kalau mereka berciuman di pantai," oceh Yerin tanpa tahu kalau Lisa mendengarnya.

"Itu hanya gosip, pergilah, kau bilang ingin lari pagi? Jangan terlalu jauh, di luar masih gelap," jawab Joongi mengakhiri obrolan mereka.

Hati Lisa hancur, namun ia tidak ingin lebih hancur lagi. Mendengar kata pantai dari Yerin, membuat Lisa kemudian meraih handphonenya dan melihat foto yang di unggah Taehyung.

Dada Lisa semakin sesak, ia akan marah besar kalau Jiyong membawa gadis lain ke pantai sepi tempat Lisa biasa mencari inspirasi. Tapi kali ini bukan seorang gadis yang Jiyong ajak kesana. Karenanya, alih-alih merasa marah, Lisa justru merasa sangat sedih, sangat khawatir, sangat takut dan merasa bersalah. Ia mungkin tidak cukup baik dalam memahami Jiyong sampai membiarkan Jiyong merusak karirnya seperti ini, pikir Lisa.

Lisa pergi ke pantai itu. Ia menghubungi Joonyoung, kemudian menyuruhnya untuk memberitahu manager Taehyung agar menjemput Taehyung di pantai itu. Ia juga menghubungi orang-orang di agensi Jiyong dan mengatakan kalau Jiyong dan Taehyung tidak pergi berdua. Lisa mengatakan pada pihak YG kalau ia pergi bersama Jiyong dan Taehyung ke pantai itu dan akan segera kembali.

Lisa kembali duduk di dalam mobilnya sendiri setelah ia menghampiri mobil Taehyung yang terparkir di dekat pantai. Jam masih menunjuk pukul setengah tujuh pagi ketika Lisa tiba disana, dan melihat mobil Taehyung terparkir di dekat pantai. Menghampiri mobil Taehyung adalah pilihan yang salah, bagi Lisa. Dari sela kaca yang sedikit di buka, Lisa dapat melihat Jiyong terlelap dengan Taehyung di pelukannya. Ralat, bukan Jiyong, tapi Walter.

Tidak lama setelah Lisa duduk kembali di mobilnya, sebuah mobil sedan silver datang. Itu pasti manager Taehyung, pikir Lisa. Tidak butuh waktu lebih lama lagi, manager Taehyung dan seorang penanggung jawab dari agensi Taehyung keluar dari mobil itu.

Hal selanjutnya yang Lisa lihat adalah Jiyong yang di tarik dan di dorong menjauhi mobil Taehyung. Taehyung terlihat panik, Singer terlihat mengkhawatirkan Walter.

"Apa yang kau lakukan padanya?! Kau sudah gila?!" maki si penanggung jawab dari agensi Taehyung pada Jiyong yang hanya diam usai di dorong menjauhi mobil Taehyung. "Bajingan!" umpat pria itu sebelum ia kemudian meninggalkan Jiyong disana.

Lisa keluar dari mobilnya, menatap Jiyong yang hanya berdiri melihat dua mobil tadi pergi meninggalkannya. Tatapan mereka sempat bertemu namun Jiyong langsung memalingkan wajahnya. Ia terlalu malu untuk menatap Lisa.

Dengan amarah dalam dirinya, Lisa mendorong Jiyong kemudian menariknya sampai mereka sampai di tepi pantai. Ombak sudah menerjang kaki mereka, namun air laut yang dingin itu tidak seberapa dibanding perasaan Lisa yang campur aduk.

"Kau yang melakukannya, Lisa?" tanya Jiyong setelah Lisa mendorong dan memukul pria itu hingga jatuh terduduk di air laut. "Kau memberi tahu mereka tempat ini? Atau mereka yang membawamu kesini?"

"Bagaimana mungkin aku tidak tahu tempat ini?!" balas Lisa yang kemudian menghampiri Jiyong dan menarik kerah kemeja pria itu. Lisa hanya memakai sebuah celana jeans dengan kaos putih, terjangan ombak membuat tubuhnya terasa membeku namun rasa sakitnya belum seberapa, dibanding rasa sakit dalam dadanya. "Aku yang memberitahumu tempat ini! Bagaimana mungkin aku tidak tahu tempat ini?!"

"Kau terlalu banyak tahu-"

"Aku terlalu banyak tahu? Mengenai urusanmu? Mengenai pria yang kau- Katakan padaku! Apa yang harus ku lakukan sekarang?! Katakan padaku!" teriak Lisa dengan kedua tangannya yang tidak dapat berhenti memukul Jiyong. Lisa sudah tidak dapat lagi menahan berat tubuhnya, gadis itu terlalu sakit untuk bertahan. "Setiap kali bermain peran. Oppa selalu terlalu mendalami peranmu! Apa kau seorang pria?!"

Jiyong mengulurkan tangannya, ya, ia menyadari dimana letak kesalahannya. Pria itu hendak memeluk Lisa yang sudah duduk diatas pasir, namun Lisa mendorongnya. Lisa melarang Jiyong untuk memeluknya.

"Memangnya kau siapa?! Siapa kau sebenarnya oppa?!" bentak Lisa, cipratan air laut diwajahnya dapat menyamarkan tangisannya, tapi siapapun yang melihat Lisa kali ini pasti tahu kalau gadis itu sedang menangis, terisak dengan sangat keras. Lisa mendorong Jiyong setelah menekan dirinya untuk berhenti berteriak dan terisak. Membuat Jiyong yang sebelumnya berlutut dihadapannya, ikut terduduk diatas pasir— sama sepertinya.

Seluruh tubuh mereka sudah basah karena air laut, Lisa sudah lelah berteriak pada Jiyong kemudian bangkit dan berdiri diatas kedua kakinya. Sementara Jiyong tidak dapat melakukan apapun selain menutup rapat-rapat mulutnya dan menghindari tatapan Lisa. Pria itu merasa bersalah. Pria itu tidak punya keberanian untuk menatap Lisa dan pria itu tidak punya penjelasan apapun atas situasinya. Ia salah, hanya itu yang dapat di ingatnya.

"Kau sudah menghancurkan hidupmu sendiri," tutur Lisa yang tetap terdengar marah namun sudah tidak lagi berteriak. "Kau bahkan tidak pantas di sebut sebagai aktor," ucap Lisa yang kemudian berbalik dan berjalan menjauhi Jiyong. Jiyong menatap punggung gadis itu, ingin rasanya ia memeluk dan memohon pada Lisa, namun kata-kata selanjutnya yang keluar dari mulut Lisa membuatnya terpaku di posisinya.

"Jangan mengatakan apapun. Bahkan sepatah kata pun. Jangan mengatakan apapapun padaku. Karena itu sama dengan akting," ucap Lisa setelah ia berada tiga langkah di depan Jiyong. Ucapan Lisa yang menbuat Jiyong terpaku diatas pasir dan berharap dapat tenggelam terbawa ombak.

Kini Lisa sudah menjelaskan segalanya. Pada Jiyong. Ada sedikit rasa senang ketika sekarang Jiyong tahu kalau ia masih benar-benar normal. Ada sedikit rasa senang karena Lisa sudah memberitahunya— kalau ia hanya terlalu mendalami perannya. Sayangnya, rasa senang itu tidak cukup besar sampai dapat membuat Jiyong berhenti merasa bersalah pada Lisa.

Melihat Lisa yang tetap berada diair, tetap menangis dan tetap meneriakinya bahkan setelah air laut berkali-kali menerjang tubuh kurusnya, membuat Jiyong tahu kalau Lisa benar-benar marah padanya. Lisa si pemaaf terlihat sangat ingin menenggelamkannya tadi.

«●»
Belum jadi ending, di filmnya masih ada dua adegan penting...

Untold StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang