6

1.3K 233 5
                                    

«●»

Satu minggu berlalu, sejak Taehyung berkunjung ke rumah Lisa, dan artinya sudah lebih dari dua minggu sejak latihan pertama di mulai. Siang ini Jiyong akan pergi berkeliling pasar loak untuk mencari alat-alat peraganya. Ia memerlukan tali, penutup mata, kursi, sampai rantai untuk keperluan pementasan mereka.

Dibanding mempercayakan semua alat peraga pribadinya pada tim penata panggung, Jiyong lebih suka melakukannya sendiri. Ia lebih suka mencarinya sendiri dan memilih mana yang paling cocok dengan dirinya.

"Hyung, bolehkah aku ikut?" tanya Taehyung karena Jiyong akan pergi di tengah jam latihan mereka.

"Ajaklah dia mencari alat peraganya juga," suruh Joonyoung membuat Jiyong tidak mampu menolaknya. Padahal Jiyong sudah membuat janji dengan Lisa agar mereka bisa sekalian pergi kencan. Padahal Jiyong berniat pergi melihat-lihat cincin sebelum menemui Lisa di pasar loak nanti.

"Kau berniat untuk melamarnya hyung?" tanya Taehyung yang sekarang mengekori Jiyong masuk ke sebuah toko perhiasan.

"Hm... bagaimana menurutmu?" tanya Jiyong yang berjalan mengelilingi etalase di toko itu. Melihat satu per satu cincin yang menarik perhatiannya.

"Ng... kapan?"

"Apa?"

"Melamarnya? Hari ini? Hari ini adalah hari jadi kalian?" tanya Taehyung terdengar sedikit kurang nyaman. Pria itu hanya mengekori Jiyong tanpa terlihat antusias.

"Tidak hari ini, mungkin setelah pementasan, bisa jadi lebih awal atau justru mundur. Hari jadi kami dua hari yang lalu, tapi karena dia mengajar sampai malam jadi kami belum sempat merayakannya,"

"Apa kalian akan merayakannya hari ini? Apa aku mengganggu? Pasti akan canggung kalau aku ikut, aku akan menelpon managerku dan memintanya menjemput-"

"Tidak perlu, kami tidak akan merayakan apapun hari ini... Lisa hanya akan datang untuk membantuku mencari alat peraganya. Dia sangat berbakat untuk urusan yang satu ini,"

"Berbelanja? Menarik, orang-orang bilang hyung juga sangat suka belanja, kalian pasti sangat cocok? Aku lebih suka bermain game dibanding berbelanja," jawab Taehyung sembari menunjuk sebuah cincin dengan satu batu Ruby cantik di bagian atasnya. "Bagaimana dengan yang ini hyung? Kalau aku punya kekasih aku akan memberikan cincin ini untuk kekasihku,"

"Cantik," jawab Jiyong. "Tapi Lisa tidak menyukai Ruby. Ruby terlalu mencolok untuknya,"

"Ah... lalu apa yang Lisa suka?"

"Sesuatu yang berwarna lembut seperti Berlian dan Topaz," jelas Jiyong. "Atau Zamrud,"

"Hm... warna-warna itu memang cocok di kulitnya," komentar Taehyung yang kemudian kembali menjatuhkan sebuah pilihan pada cincin emas berbentuk sehelai batang gandum. "Yang ini juga cantik hyung, polos tanpa batu apapun, terlihat murni dan cantik,"

"Kau menginginkannya?" tanya Jiyong karena ia sudah menentukan pilihannya. Sebuah cincin berbentuk mahkota ratu dengan beberapa berlian kecil yang menghiasinya. Cincin gandum yang Taehyung tunjukan memang cantik, tapi bagi Jiyong itu tidak cukup untuk mengungkapkan keinginannya— menjadikan Lisa ratu, dalam hidupnya.

"Heish... kau sudah menentukan pilihanmu hyung? Seharusnya aku tidak mengatakan apapun," ucap Taehyung karena sekarang Jiyong sudah menemukan cincin pilihannya.

"Kau menginginkan sesuatu? Disini? Kalau kau menginginkan cincin gandum atau Ruby tadi untuk kekasihmu, aku bisa membelikannya," tawar Jiyong setelah ia meminta si penjaga toko menyiapkan cincin pilihannya.

"Kau akan membelikanku perhiasan? Disini? Heol... ini toko perhiasan paling mahal di Seoul, kurasa G Dragon memang benar-benar kaya raya," komentar Taehyung. "Tapi kalau kau memaksa ingin membelikanku sesuatu, bisakah aku memilih sebuah jam tangan? Di toko sebelah,"

Untold StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang