«●»
Untuk keperluan pemotretan hari ini, di siang hari yang panas ini, Jiyong harus berpose dengan Taehyung. Dalam posenya, Jiyong hanya perlu duduk dengan dingin, namun Taehyung yang memerankan sosok Singer perlu untuk terlihat menggoda pria itu.
Sampai di sesi ketiga, Jiyong tidak merasakan apapun. Di depan kamera ia menjadi Walter yang membenci Singer dan di belakang kamera ia merasa kesal karena ia baru mengetahui kalau orangtua Yerin, wali murid yang memberi Lisa sebuah cincin Ruby mahal ternyata seorang ayah tunggal.
Kini Jiyong merasa ia mengerti kenapa seorang wali murid membelikan sebuah cincin mahal untuk Lisa.
Pria itu, si ayah tunggal itu, pasti menyukai Lisa, pikir Jiyong.
Sampai sesi terakhir pemotretan itu, semua berjalan dengan lancar bahkan ketika Taehyung menawarkan pada fotografernya untuk mengambil foto tanpa atasan. Semua orang berbicara, baik Taehyung maupun seluruh staff pemotretan. Semua orang bercanda dan berbicara kecuali Jiyong. Tidak ada yang berani menegur Jiyong, semua orang pikir Jiyong diam dan bersikap dingin karena perannya.
"Apa kau ada jadwal lain hyung setelah ini?" tanya Taehyung, dengan suara berbisik ketika mereka masih berdiri didepan kamera. Saat itu baik Jiyong maupun Taehyung, keduanya tidak mengenakan atasan apapun. Saat itu Jiyong di minta untuk memegang bahu Taehyung, dan Taehyung di minta untuk menahan tangan Jiyong agar tetap berada di posisinya.
"Kalau kau tidak sibuk, bisakah kita makan malam bersama? Ada yang ingin ku tanyakan mengenai beberapa adegan," lanjut Taehyung di temani beberapa kilatan cahaya dari kamera sang fotografer.
Jiyong menyetujuinya.
Seusai pemotretan, manager Taehyung mengantar mereka berdua ke sebuah cafe yang tidak begitu ramai. Taehyung terus bicara namun Jiyong hanya diam seakan ia tengah berada di dunia lain.
"Rasanya aku seperti sedang benar-benar bicara dengan Walter," ucap Taehyung yang kemudian mengeluarkan handphonenya. "Hyung, bisakah kau berhenti menjadi Walter dan dengarkan ini untukku, groupku berencana merilis lagu ini," pinta Taehyung yang kemudian memakaikan earphonenya ke telinga Jiyong dan memutar lagu yang temannya ciptakan untuk idol group mereka.
Aku berharap akan ada keajaiban yang dapat membuatmu mencintaiku lebih dari aku mencintaimu
Lirik lagu yang di perdengarkan Taehyung itu terasa seperti mantra yang mengacaukan Jiyong.
Disaat rasanya ia ingin menyerah atas hubungannya. Disaat rasanya karakter Walter memegang kendali atas pikirannya, kenapa harus Taehyung yang datang?
Pikiran Jiyong sangat kacau saat ia mendengarkan lagu Taehyung itu.
Jiyong benar-benar frustasi.
Suara Lisa, deru nafas gadis itu perlahan-lahan mulai mencair dan mengalir pergi dari kepalanya.
Jiyong tahu kalau ia salah, Jiyong tahu kalau ia tidak boleh benar-benar menjadi Walter yang menyukai Singer. Jiyong tahu kalau ia hanya boleh menjadi Walter yang menyukai Singer saat mereka berada diatas panggung.
Dadanya terasa sangat sesak ketika ia memikirkan Taehyung saat melihat Lisa. Jiyong merasa sangat frustasi ketika merasa Taehyung justru terlihat lebih peduli padanya— dibanding dengan Lisa.
Tanpa sadar, selama beberapa minggu belakangan ini, Jiyong benar-benar menjauhi semua orang. Bukan karena ia membenci semua orang itu.
Tanpa sadar, selama beberapa minggu belakangan ini, Jiyong mengacaukan latihan mereka. Pria itu menghindari Taehyung. Bukan karena membencinya. Pria itu tahu kalau perasaan Walter terhadap Singer tidak boleh menjadi kenyataan dan tanpa sadar ia mendorong Taehyung menjauh, untuk menghindari perasaan Walter yang sedikit demi sedikit merasuk dalam dadanya.
Jiyong menjauhi semua yang mendekatinya, karena takut orang-orang itu dapat mengetahui apa yang dipikirkannya.
Jiyong menjauhi Taehyung karena takut perasaannya akan sama seperti perasaan Walter untuk Singer.
Jiyong mengacaukan semuanya karena ia terlalu takut. Takut benar-benar menyukai Taehyung.
"Ya! Kenapa kau terengah-engah begitu?! Kau pikir begitu cara Singer bernafas?!" omel Jiyong pada Taehyung ketika mereka berlatih diatas panggung.
Sutradara Jung dan beberapa anggota tim produksi menghela nafas kasar karena selama 3 jam berlatih yang Jiyong lakukan hanya memarahi semua orang.
"Ya! Kim Taehyung! Tempo mu terlalu lama! Sadarkan dirimu! Ada apa denganmu?! Singer harusnya mendekati Walter!" teriak Jiyong untuk kesekian kalinya. Ia mengacaukan latihan itu untuk yang kesekian kalinya namun kali ini Lisa baru saja masuk ke auditorium tempat mereka berlatih saat itu.
Lisa sudah mendengar dari Joonyoung kalau Jiyong terus mengacau dan sudah beberapa hari kekasihnya itu sulit di hubungi, jadi Lisa datang dengan dua tas jinjing berisi makanan. Lisa berharap rencananya memberi makanan pada Jiyong dan tim produksi lainnya dapat mengurangi ketegangan disana.
"Walter yang harus mendekati Singer lebih dulu!" balas Taehyung tidak kalah kesal. "Sekarang aku bahkan tidak ingin mendekati Walter sama sekali!"
Melihat Jiyong dan Taehyung di atas panggung membuat Lisa menyadari kalau keadaan disana tidaklah semudah yang di bayangkannya.
Melihat Lisa yang datang, Joonyoung langsung menjeda latihan mereka. Joonyoung memberi waktu pada Lisa untuk bicara dengan Jiyong dan menenangkannya. Setidaknya, Joonyoung pikir Lisa dapat mencari tahu alasan Jiyong mengacaukan semua hal beberapa minggu terakhir ini.
"Kau seharusnya tidak perlu datang," ucap Jiyong di lorong gedung teater itu. Di luar auditorium. "Aku sudah sering melarangmu datang dan memawakan makanan seperti ini, sesekali terlambat makan siang bukanlah masalah,"
Lisa hanya diam. Tidak pernah ia sangka Jiyong akan mengatakan hal itu padanya. Gadis itu hanya diam dan menekan kuat jari-jarinya ke tempat makan yang ia pegang. Ia sudah memberikan semua bawaannya pada Joonyoung dan hanya membawa sekotak bekal khusus untuk Jiyong ditangannya. Beberapa menit lalu ia pikir ia bisa makan bersama dengan Jiyong.
"Aku sudah membuatkan nasi kepal dengan truffle kesukaanmu... sudah lama kan oppa tidak memakannya?" ucap Lisa berusaha bersabar. Ia sadar kalau Jiyong selalu berusaha bersabar setiap kali dia uring-uringan karena datang bulan dan merasa kali ini adalah gilirannya untuk bersabar. Sayangnya ucapan Jiyong terasa seperti tidak mengizinkannya untuk bersabar.
"Aku sudah sering memakannya, sesekali tidak memakannya tidak akan membuatku mati," jawab Jiyong membuat Lisa benar-benar kehilangan kesabarannya.
"Oppa benar-benar ahli membuat orang lain merasa kesal," jawab Lisa yang kini kehilangan kesabarannya. "Lakukan apapun yang kau inginkan," lanjutnya yang kemudian membuang kotak bekalnya ke tempat sampah dan pergi meninggalkan Jiyong. Meninggalkan Jiyong yang langsung mengumpat ketika mendengar suara kotak makan beradu dengan tempat sampah.
«●»
Yey ini pilihanku 💜
Aku samaain kaya filmnya aja 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Untold Story
FanfictionShort story berdasarkan film Methods. Disini, Methods versi Jiyong x Lisa