Motor merah milik vano memasuki halaman rumah yang luas dan terpakir rapih di depan halaman rumah tersebut yang berjejeran dengan mobil sedan hitam milik farhan vano menaruh helm nya di atas motor dan berjalan memasuki rumah yang terlihat begitu elit dan mewah
Vano mengetuk pintu bercat putih dan pintu tersebut terbuka dengan seseorang yang keluar dari dalem
"Ya ampun den, aden kenapa kok muka nya pada lebam gitu? terus itu kenapa baju aden berantakan dan ada bercak darah nya? Aduh aden ini kena-" ucapan panik milik bi inah pembantu rumah tangga vano terpotong karena suara serak milik vano
"Gapapa bi ini cuman lebam sama luka kecil, biasa lah anak laki" ucap vano menenangkan
"Ayo den masuk di luar dingin"
"Emang mau masuk bi" bi inah menggeser posisi nya di depan pintu kini beralih ke samping mempersilahkan vano masuk ke dalam rumah nya
"Mamah sama papah di dalem bi"
"Iyah den duduk den biar bibi siapkan kompresan air dingin sama teh hangat nya"
"Jangan manis manis ya bi sama jan terlalu hangat" ucap vano bi inah mengangguk dan mengundurkan diri untuk ke dapur
Vano menyenderkan badan nya di sofa panjang sambil memejamkan mata nya karena merasa lelah dan pegal pegal di seluruh badan nya
Vano tergelonjak kaget saat bahu nya di tepak cukup keras oleh farhan ayah nya yang sedang menduduki diri nya di sofa
"Astagafiruallah setan"ucap vano sambil menetralkan degup jantung nya karena kaget
"Papah sendiri kok bilang setan" cibir farhan
"Kaget pah dikira setan"
"Kalau papah setan berarti kamu anak nya setan dong" seketika tawa farhan menggelegar di dalam ruang tamu
Vano hanya memutar bola mata nya jengah "mamah mana pah?"
"Ada tuh" farhan menunjuk sintia yang sedang berjalan ke arah mereka
Sintia berdiri di depan dua orang yang terduduk di sofa, sintia mulai berdecak saat melihat wajah putra nya yang banyak lebam dan luka yang sudah di tutupi hansaplas
"CK. Muka kamu kenapa sayang, kok banyak luka lebam nya gitu terus itu kenapa luka yang di tutupi hansaplas ha? Aduh tuh ya kamu ini sama nya kayak papah kamu berantemm teruss" sintia menduduki dirinya di samping vano
"Kok ke aku aku sih sayang?" Tanya farhan tak terima
"Iyah tuh sama nya kayak kamu berantem terus kerjaan nya"
"Aku kan berantem karena kalau ada orang yang bikin aku marah ajah sayang" ucap farhan membela
"Yang inti nya itu sama ajah berantem" kata sintia menekan kata belakang nya sebagai kata menyindir
"Iya cewe selalu benar" pasrah vano sambil mengehela nafas lelah
"Permisi ibu, pak, den vano ini kompresan air dingin nya sama teh hangat nya" bi inah menaruh wadah berisi air dingin dengan kompresan nya dan teh hangat yang di sediakan dalam cangkir kecil putih
"Oh iyah makasih ya bi" bi inah mengangguk sambil tersenyum dan meminta izin untuk mengundurkan ke belakang
"Sinih mamah kompresin" sintia ingin menempelkan hnduk yang sudah basah terkena air dingin, namun vano malah memundurkan wajah nya dari handuk itu
"Kenapa?"
"Biar vano ajah mah"
"Udah sinih sama mamah ajah mana bisa kamu ngobatin sendiri orang tangan kamu juga luka gitu" sintia tetep keukeuh ingin ngobatin putra satu satu nya ini
KAMU SEDANG MEMBACA
reliable player
Teen FictionSeorang gadis perempuan yang berubah menjadi seorang reliable player karena masa lalu nya yang sangat menyedihkan tidak hanya karena keluarga yang menyangkut urusan hidup nya tapi juga masalah hati yang menyangkut nya Disisi lain seorang laki lak...