Seseorang berjalan gusar. Dapat dilihat sejak tadi dia berusaha menggenggam ujung lengan kemeja yang dipakai menetralkan rasa gugupnya. Mengikuti orang didepanya menuju sebuah ruangan.
Orang di depanya berhenti.
"Baiklah sudah sampai, saya akan memperkenalkan anda. "
Kemudian orang tersebut membuka pintu besar yang menjadi penghalang antara lorong yang dilewati dengan ruangan yang ia tuju.
Ketika pintu dibuka. Dapat dirasakan hawa dingin mengalir mengenai kulit pucatnya.
Dia sudah ditunggu sekitar 15 orang. Seseorang itu mengedarkan pandangannya melihat ke 15 orang yang saat ini tengah bertepuk tangan. Sepertinya mereka adalah orang-orang yang baik. Tapi ada yang aneh dari warna kulit mereka. Entah dia seolah tuli. Hingga sebuah suara mengiterupsi dirinya.
"Maaf sir silahkan memperkenalkan diri. "
"Ah baiklah..
Seseorang itu menjawab gugup.
Kim Jaehwan. Anda memanggil saya Jaehwan, saya guru bantu yang direkomendasikan Prof. Park. Untuk mengisi kekosongan sementara guru musik disini. Dan saya seorang mahasiswa. "
Ya seseorang tadi adalah kim jaehwan. Tengah berada di sebuah ruangan, yang mereka sebut sebagai ruang guru. Ani sepertinya ruangan itu tidak layak sebagai ruang guru. Bisa dilihat ruangan cukup besar disi meja dan kursi terkesan mewah. Tak lupa meja utama berbentuk persegi panjang besar terbuat dari kayu diukir sangat apiknya. Beberapa foto entah foto siapa bertengger apik dibeberapa sisi dinding. Bebepa lemari besar. Dan di ujung ada sebuah mini bar tempat penyimpanan wine. Tidak ada satupun buku siswa yang bertumpuk seperti disekolah-sekolah pada umumnya.
Yang jelas ruangan ini bukan ruangan biasa.
*Tapi mengapa ruangan ini disebut ruang guru. Himmm... Batin Jaehwan
Setelah pertemuan ini semuanya kembali bekerja. Beberapa menikmati waktunya dengan hanya duduk-duduk di mini bar dan yang membuat terkekejut mereka sama sekali seperti tidak penah membuat persiapan.
Lalu bagaimana sekolah ini terkenal di korea selatan dengan murid yang memiliki IQ tinggi dan selalu juara dalam setiap olimpiade nasional.
Jaehwan mendudukan dirinya bingung. Karna memang ruangan ini didesain tidak seperti ruang guru.
Ia membuka ipadnya mencoba belajar sebelum mengajar.
Ada salah satu guru mendekati. Sosoknya lembut dan tegas, dapat dilihat dari cara dia berbicara. Sepertinya dia pernah melihatnya di stasiun TV. Oh tidak dia adalah pendamping olimpiade matematika sekorea. Yang sempat diwawancarai oleh stasiun tersebut mengenai pertanyaan bagaimana mendidik muridnya agar mampu dan menang dalam olimpiade ini.
"Perkenalkan Ong Seongwoo. Semua memanggil saya Ongsaem mengajar matematika. Tapi jaehwanssi sapat memanggilku hyung. "
Guru tersebut mengulurkan tanganya berniat bersalaman. Jaehwan membalas berjabat tangaj. Rasa tanganya dingin bak es. Jaehwan terkejut.
"Apa saya membuat anda terkejut? Maaf jika saya di ruangan ber AC tangan saya selalu seperti ini. "
"Maaf. Juga karena tingkah saya. "
"Hahah... Tidak apa. Apa kau bingung dengan ruangan ini?? Ayo aku ajari. "
Seongwoo menarik tangan jaehwan. Pada salah satu meja di pinggir meja utama. Menarik sebuah kursi untuk jaehwan dan dirinya.
"Emhh duduklah Jaehwanssi. "
Seongwoo kemudian memencet sebuah tombol dan meja itu bergetar mengeluarkan sesuatu. Sebuah layar transparan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon Sapphire
Bí ẩn / Giật gân[VamFic] -aku menghilangkannya, tapi aku tidak tau apa yang ku hilangkan... Dan tiba-tiba aku seperti dikejar-kejar, pintu gerbang yang orang lain tidak bisa lihat bermunculan. aku berusahan menutupnya dengan tirai emas itu. Tapi Sial... -ck...