Tears.1

3.9K 257 9
                                    

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Seorang gadis masih betah menatap kedua makam didepannya. Diiringi dengan isakan kecil yang sejak tadi belum menunjukkan tanda kapan akan berhenti.
Orang-orang yang mengantar kedua orang tuanya ke tempat peristirahatan terakhir sudah meninggalkan tempat 30 menit yang lalu. Menyisakan gadis yang lebih akrab dipanggil sinb ini.

Sinb masih belum percaya dengan apa yang terjadi padanya sekarang. Orangtuanya pergi terlalu cepat. Dengan hanya meninggalkan kesedihan.

Sinb menoleh kearah pohon yang tak jauh dari tempatnya sekarang, melihat seorang pria muda yang seumuran dengannya sedang duduk sambil menundukan kepalanya. Sinb menghapus air mata yang sejak tadi mengalir lembut di pipinya. Gadis itu kemudian mengelus bergantian kedua batu nisan dimana tertera nama ayah dan ibunya.
Dengan langkah lemah, sinb menghampiri pria yang sejak tadi masih betah mendudukan dirinya dibawah pohon.

"Oppa. ."lirih sinb

"Sekarang kita sudah tidak punya hubungan apa-apa lagi"ucap sang pria dgn kepala yang masih menunduk.

"Oppa. . "Untuk kedua kalinya sinb memanggil lirih pria yang diketahui bernama jungkook itu.

Jungkook berdiri kemudian mengalihkan pandangannya kearah makam yang tak jauh darinya. Tatapan sendu menghiasi wajah tampan lelaki itu.

Kakinya lalu membawanya menjauh dari sana meninggalkan sinb yang kembali meneteskan air mata.







.TEARS.

Sinb yang baru sampai dirumahnya melihat jungkook keluar dengan tas besar ditangannya.

"Oppa kau mau kemana?"tanya sinb setelah berhasil menghentikan langkah jungkook.

"kembali kerumah asliku. ini sudah bukan rumahku lagi."jawab jungkook dengan nada dingin sambil menghempaskan tangan sinb yang menggenggam lengannya.

"kumohon jangan tinggalkan aku sendiri. Kau masih oppaku."

"Kita sudah tidak memiliki hubungan. Ibuku memang menikah dengan ayahmu, tapi sekarang mereka sudah tidak ada. Jadi kita jalani hidup kita masing-masing." Tanpa menunggu balasan dari sinb, pemuda itu pergi dengan motornya.

"Jika dia juga pergi, lalu bagaimana dengan diriku?." Untuk kesekian kalinya gadis itu kembali menitihkan air mata.

Yang sinb tahu, sekarang ia resmi menjadi gadis sebatangkara.




.TEARS.






Jung ahjuma membuka pintu utama rumah sinb setelah mendengar bunyi ketukan pintu yang terdengar tak sabaran. Wanita paruh baya itu tersenyum saat mendapati pria muda berdiri dengan wajah gusarnya.

"Dia ada didalam, dikamarnya". Kata sang ahjuma yang langsung membuat pemuda tersebut buru-buru masuk kemudian menaiki tangga menuju kamar sinb.

"Sinb ya. ."

Sinb menengok dengan cepat saat suara yang begitu ia kenal menyebut lembut namanya.

"Jungwoo. . " gadis itu kemudian bangkit dari duduknya dan menghambur ke pelukan pemuda bernama jungwoo itu.

Jungwoo membalas pelukan sinb, mendekap gadis itu erat.

"Maaf. . Karena cuaca buruk penerbanganku dibatalkan. Aku tidak ada saat kau butuh." Lirih jungwoo. Sinb menggeleng. Gadis itu melepas pelukannya membuat jungwoo sedikit tak rela.

"Ini bukan salahmu. Ini sudah nasibku, aku senang sekarang kau sudah ada disini."jungwoo kembali menarik sinb kedalam dekapannya. Sangat jelas bahwa gadis ini masih sangat terpukul dengan kepergian orang tuanya.

"Ibumu tidak keberatan kau pulang lebih awal, kau baru dua hari dijepang." Kata sinb sambil mendongakan kepalanya.

"Dia bahkan tidak berhenti menangis sejak kemarin. Dia sangat ingin menemuimu, tapi kondisinya belum membaik setelah melahirkan." Kata jungwoo sambil menundukan kepala agar dapat melihat wajah sinb lebih dekat. Posisi mereka masih saling mendekap.

"Aku akan menelfonnya nanti." Ucap sinb. Jungwoo hanya mengangguk karena terlalu sibuk menikmati keindahan wajah sinb.

"Ingin berjalan-jalan??." Tanya jungwoo. Sinb menggeleng sedih.

"Heii apa kau akan seperti ini terus? Kau tahu, paman dan bibi hwang akan bersedih bila melihat anak gadis mereka seperti ini."

"Benarkah??." Jungwoo mengangguk. Sinb melepas pelukannya kemudian tersenyum.

"Baiklah. Aku tidak ingin ayah dan ibu bersedih disana. Jadi aku juga tidak boleh bersedih disini." Ucap sinb membuat jungwoo mengacak sayang surai kecoklatan milik sinb.

"Sekarang bersiap-siaplah. Aku menunggu dibawah." Sinb tersenyum memandang jungwoo yang kini mulai berjalan keluar dari kamarnya.

Perkataan jungwoo memang benar, ia tidak boleh seperti ini terus, larut dalam kesedihan.

Kini pikirannya tertuju pada seseorang yang sempat menjadi saudaranya, apa pemuda itu benar-benar tidak akan kembali kerumah ini lagi.
Memang benar sekarang mereka tidak memiliki hubungan apa-apa lagi. sinb tidak bisa membantah kenyataan itu. mungkin status mereka sekarang adalah "mantan saudara tiri" mungkin terdengar aneh tapi itu nyata.






Sinb dan Jungkook adalah mantan saudara tiri sekarang.



Yuuuhuuu. . . .!!!! Aku bawa Ff baru yeorobun!!!!
 

Buruan baca siapa tau suka.

Tp maaf chapter ini kubuat pendek.

Tp tenang yeorobun, chapter selanjutnya pasti di panjangin(dikit).

See you in the next chapter.

Vhitreehwang💕💕




Tears[Hwang Eunbi|| Jeon Jungkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang