Tears.2

2.2K 213 11
                                    


Happy Reading!
.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Jungkook saat ini sedang bekerja paruh waktu disebuah cafe. Hanya ini yang bisa ia kerjakan sekarang, selama ini ibunya lah yang bekerja, ibunya tidak ingin jungkook kerja paruh waktu mengingat jungkook yang masih sekolah.

Sebelum ibunya menikah dengan tuan hwang, appa sinb. Kehidupan jungkook dan ibunya sangatlah sederhana. Tinggal dirumah yang luasnya tidaklah seberapa. Sangat berbeda dengan rumah sinb yang terlihat bak istana.
Sekarang ibunya sudah tidak ada, jungkook harus hidup mandiri. Kerja paruh waktu agar tetap membiayai sekolahnya yang sudah berada ditingkat akhir.

"Pelayannya sangat tampan. Lihat itu!." . .

"Aku akan sering-sering kemari. "

"Mana bisa lelaki setampan dia bekerja seperti ini."

Jungkook dapat mendengar beberapa pujian yang sudah jelas dilontarkan untuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungkook dapat mendengar beberapa pujian yang sudah jelas dilontarkan untuknya.
Pelanggan hari ini kebanyakan perempuan. Membuat jungkook mendengus kesal saat mendapati mereka memandangnya dengan pandangan memuja. Bahkan sampai ada yang nekat meminta nomor ponselnya. Tentu saja jungkook tidak memberikannya.

"Kau oppanya sinb kan." Jungkook memandang orang yang melontarkan pertanyaan padanya. Seorang gadis. Jungkook pernah melihatnya, dia teman sinb.

"Bukan." Jawab jungkook. Membuat gadis didepannya mengernyitkan keningnya.

"Aku pernah melihatmu. .

"Ini pesanan anda." Kata jungkook memotong perkataan gadis itu.

Gadis itu pergi setelah mendapat pesanannya. Tergambar raut kebingungan yang menghiasi wajahnya.

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Jungwoo dengan hati-hati membaringkan sinb diranjang gadis itu. Sinb tertidur saat perjalanan pulang. Mingkin gadis itu kelelahan karena hampir mencoba semua wahana permainan dilotte world.

Jungwoo memandang wajah damai sinb, wajah yang selalu membuatnya tidak niat untuk memandang gadis lain, wajah yang selalu berhasil membuat hatinya bergetar. Lelaki itu terus memandang sinb memperhatikan setiap lekukan-lekukan indah yang tuhan ciptakan. Baginya sinb adalah mahakarya terindah yang pernah dilihatnya.

Jungwoo melirik jam yang bertengker ditangannya.
Ternyata sudah hampir tengah malam. Ia kemudian membenarkan letak selimut hingga batas leher sinb. Mengecup pelan kening gadis itu.

Tears[Hwang Eunbi|| Jeon Jungkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang