5. Si Malaikat Tak Bersayap

3.8K 149 4
                                    


Arin POV

Hari ini tumben sekali, karena jam pulang lebih awal, biasanya pulang jam 16.00 sekarang jam 14.00 sudah pulang. Kata Shifa hari ini para guru ada rapat penting.

Tok tok tok......

"Bi, Arin sudah pulang" ucapku.

"Iya, Non tunggu sebentar" ucap Bibi sambil membukakan pintu.

"Tumben Non, jam segini sudah pulang" tanya Bibi.

"Iya....kata Shifa, para guru ada rapat penting". jawabku.

"Bi, Mama sama Papa sudah pulang belum???" tanyaku kepada Bibi.

"Loh...bukannya Ibu sama Bapak ke luar kota lagi Non. Katanya sih ke Medan."jawab Bibi.

"Kok Mama sama Papa gak bilang ke aku sih Bi???" tanyaku dengan rasa kecewa.

"Mungkin....Ibu sama Bapak gak mau ganggu kegiatan Non" ucap Bibi agak ragu.

Aku pun langsung menuju ke kamar ku. Tanpa memerdulikan permintaan Bibi agar aku makan siang. Aku merasa bahwa aku adalah anak yang tidak diperdulikan oleh orang tua. Jika biasanya orang tua akan membangunkan anak nya di pagi hari, membuatkan bekal untuk makan siang, mengucapkan kata kata penyemangat jika anaknya akan pergi ke sekolah, mengambil raport saat akhir semester. Semua itu tidak pernah terjadi padaku. Mereka hanya sibuk dengan pekerjaannnya masing- masing. Tanpa memperdulikanku.

Jam menunjukkan pukul 16.15 Aku memutuskan untuk keluar sambil menenangkan diri dari semua masalah yang aku hadapi.

"Pak, Arin keluar dulu ya" ucapku kepada Pak Usman, satpam dirumahku.

"Iya Non, pulangnya jangan terlalu sore. Karena lampu jalan mati karena konsleting. Ntar kalau ada apa-apa gimana???" ucap Pak Usman.

"Iya Pak" jawabku.

Aku memutuskan untuk jalan jalan ke taman kota dan mampir ke swalayan untuk membeli barang yang aku butuhkan.

Tak kusangka jam menunjukkan pukul 17.50 aku hampir lupa karena aku terlalu asyik menikmati indahnya sore hari di taman kota.

"Bagaimana ini, bukannya lampu jalan gang rumah sedang mati karena konsleting" ucapku dengan cemas.

"Gue lupa bawa HP lagi" ucapku dengan panik.

Aku takut pulang sendiri karena, ada sebuah rumah kosong yang terletak di sebelah gang. Kata tetangga rumah itu angker.

"Bagaimana ini???" ucapku lirih.

Arin POV End

Tiba tiba ada seorang cowok berkacamata yang menepuk pundakku.

"Aaaaaaaaaaa" teriak Arin kaget.

"Lo mau bikin gue budek ya??" ucap Arsen.

"Sorry, tadi gue refleks" ucap Arin.

"Kenapa jalan sendirian???" tanya Arsen.

"Iya... lagi pengen sendiri" jawab Arin.

"Untunglah ada Arsen." batin Arin.

"Lo dari mana???" tanya Arin.

"Dari rumah temen." jawab Arsen singkat.

"Kenapa gak pakai motor aja???" tanya Arin lagi.

"Motorku sedang ada di bengkel" ucap Arsen.

"Ehmmm.... Ar, gue boleh minta tolong gak?????" ucap Arin.

"Minta tolong apa???" ucap Arsen.

"Anterin gue pulang dong" pinta Arin.

"Emangnya lo gak bisa pulang sendiri, atau jangan-jangan lo amnesia, gak ingat rumah lo dimana." ucap Arsen dengan nada bercanda.

"Kalau gak mau ngomong aja" ucap Arin ketus.

"AWAS BELAKANGNYA S" ucap Arsen mengagetkan Arin.

Arin pun langsung menghadap ke belakang dan ternyata gak ada apa-apa.

"Lo boong ya???" ucap Arin penuh selidik.

"Hahahahaha" Arsen tertawa dengan keras.

"Lo nya aja yang Bego. Yang namanya kata AWAS ya pasti belakangnya S. "ucap Arsen dengan gaya sok pintar.

"Dasar Mr.Culun Nyebelin" ucap Arin jengkel.

"Gak usah marah ntar begonya nambah" ucap Arsen.

Arin pun mencubit perut Arsen dengan gemas.

"Mentang-mentang lo pinter ya.."
ucap Arin.

"Jelas dong..." jawab Arsen penuh percaya diri.

"Udah ahhh....keburu malam nanti" ucap Arin seraya meninggalkan Arsen di belakangnya.

Tiba tiba Arin merasakan perih di kakinya. Arin pun duduk di tepi jalan dan membuka sepatunya. Ternyata benar.... kakinya lecet karena terlalu lama berjalan.

Arsen yang melihat itu pun mendekat ke arah Arin dan berjongkok membelakanginya.

"Lo ngapain???" tanya Arin bingung.

"Gue gak tega liat lo kesakitan. Gue akan gendong lo, tapi kalau lo mau aja." ucap Arsen.

Arin yang mendengar itu pun kaget, karena sebelumnya tidak pernah ada orang yang begitu perhatian padanya.

"Ayo cepat, sebelum gue berubah pikiran." ucap Arsen.

Dan dengan segera Arin meloncat ke punggung Arsen. Kalau saja Arsen tidak bisa menjaga keseimbangannya. Mungkin dia akan terjungkal ke depan.

Vote and Coment!!! Jangan jadi silent readers

My Boyfriend is a CULUN [COMPLETED]√ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang