34. Arsenio?

1.6K 55 0
                                    

Arin pulang ke rumah dengan wajah kusutnya. Papa dan Mamanya masih duduk santai di ruang keluarga. Arin berjalan pelan menuju sofa.

"Lho kok putri kesayangan Papa sedih," ucap Papa sambil meletakkan koran yang dibacanya.

"Baru ditinggal pacar ke luar negri, wajar lah Pa," Mamanya berjalan ke arah Arin dan duduk disampingnya.

"Kenapa Arsen harus Study di luar negri sih Ma?" Arin bertanya dengan tatapan kosong.

"Kan Arsen mau wujudin impiannya jadi dokter," ujar Mama sambil mengelus punggung Arin pelan.

"Emang juga takdirnya jadi dokter," ucap Papa yang membuat Arin tersadar dari lamunannya.

"Maksud Papa???" Arin mengernyitkan dahinya bingung.

"Emang kamu tidak tau latar belakang keluarganya Arsen," kini Papa berbalik tanya pada Arin.

Arin menggelengkan kepalanya.

Papa menghela nafas, "Kamu gak tau keluarga Arsenio?"

"Tidak, Arsenio itu nama belakangnya Arsen" Arin berucap dengan polosnya.

Sekali lagi Papa hanya menghela nafas dan mengangguk," Jadi gini, keluarga Arsenio itu pemilik dari Arsenio Hospital. Salah satu rumah sakit dengan cabang di berbagai penjuru dunia,"

"Jadi kesimpulannya keluarga Arsen itu kaya kan Pa," Arin mencerna kata-kata Papanya.

"Bukan hanya kaya, semua anggota keluarganya mempunyai IQ yang di atas rata-rata. Arsen adalah putra tunggal keluarga Arsenio, dimana ia sendiri yang akan mengelola semua rumah sakit milik keluarganya," ujar Papa.

"Kadang Mama bingung deh," ucap Mama yang membuat Arin dan Papa memandang bersamaan.

"Bingung kenapa Ma?" Tanya Papa penasaran.

"Jujur aja ya Rin, kamu malu gak kalau misalnya jadi bagian dari keluarga Arsenio tapi IQ kamu itu pas-pasan, sedangkan sebagian besar IQ mereka 154" Tanya Mama yang membuat Arin cemas.

Arin menunduk diam, ia tau bahwa dirinya memang tidak sepandai Arsen. Nilai pas-pasan, gak pernah ikut lomba, dan gak pernah dapat Ranking, kalaupun dapat itu hanya 10 besar.

"Mama yakin, kalau saja Arsen gak serius sama kamu dia gak bakalan nemuin kamu lagi," ujar Mama.

Arin mengernyitkan dahinya heran.

"Bayangkan saja, Arsen hampir punya segalanya. Uang dan prestasi selalu berpihak padanya. Kalaupun dia tidak serius sama kamu, dia pasti mencari perempuan yang lebih sepadan dengan dirinya yang sama kaya dan pintarnya," Mamanya menjelaskan itu semua pada Arin.

"Arin sadar kalau Arin gak pinter kok Ma," ucap Arin pelan.

"Ishhh Mama kok ngomongnya kayak gitu sih," ujar Papa yang sekarang ini duduk disebelah Arin.

"Gak papa kok sayang, Papa yakin kalau Arsen akan menepati janji yang dia buat," Papa mencoba menenangkan Arin.

"Tapi kalau pada akhirnya Arsen lebih milih ninggalin Arin dan bersama dengan perempuan yang jauh lebih baik dari Arin gimana Pa?" Arin berbalik nanya.

Papa hanya menghela napas pelan," Kita lihat saja nanti," Papa mengelus rambut Arin pelan. Orangtuanya kini memeluk Arin erat, untuk menenangkan Arin.

"Arin sayang Papa, Mama, dan Arsen" ucap Arin menangis.

"Kami juga menyayangimu, termasuk Arsen" balas Papa.

Vote and coment Guys...
Supaya author cepet namatinnya....
Voment nya ditunggu...

My Boyfriend is a CULUN [COMPLETED]√ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang