32. Study!

1.6K 50 0
                                    

Vote sebelum baca!!!

Coment setelah membaca!!!

Kalian tau cara menghargai Authornya....

Arin POV

Saat ini aku sedang berada di ruang tamu bersama Papa yang sedang membaca koran dan Mama yang tengah menikmati kopinya. Tak lama kemudian...

Tok...

Tok...

Tok....

Aku, Papa, dan Mama memandang ke arah pintu bersamaan. Kemudian, Bibi datang dan membukakan pintu. Betapa terkejutnya aku ketika melihat Arsen yang berdiri di depan pintu sambil tersenyum manis kepadaku. Bibi pun memperbolehkan Arsen masuk.

"Permisi om, tante. Saya kesini mau ngajak Arin jalan-jalan, mohon izinnya," Ucap Arsen pelan dan sopan.

Papa yang mendengar itu pun langsung melihat ke arah ku, kemudian menjawab pertanyaan Arsen, "Boleh. Silahkan, tapi kalau ada sesuatu yang terjadi pada Arin, kamu harus bertanggung jawab ya!!!"

Arsen mengangguk pelan, kemudian Mama berkata, "Nak Arsen... jaga Arin baik-baik ya, karena dia adalah putri satu-satunya yang Mama punya"

"Pasti Tante," jawab Arsen penuh keyakinan.

"Ayo duduk sini Nak Arsen, tungguin Arin ganti baju dulu" ujar Mama sambil menepuk sofa disampingnya.

Aku segera ke lantai atas untuk ganti baju, rasanya senang sekali. Apalagi, Arsen jarang mengajakku jalan-jalan. Aku mengobrak-abrik semua isi lemariku untuk mencari baju yang cocok untukku pakai hari ini.

Dan inilah penampilanku sekarang.

Arin POV End

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arin POV End.

Arin turun kebawah. Ia melihat Arsen yang asyik bercengkarama dengan kedua orangtuanya.

"Ayo!" Ajak Arin.

Arsen tersenyum tipis, lalu menganggukkan kepalanya pelan.

"Buru-buru amat sih Nak," ucap Mama.

"Iya Tante. Nanti kalau Arsen ada waktu, Arsen akan main kesini lagi kok," jawab Arsen.

"Yaudah. Hati-hati ya Sayang!!!" Ucap Mama.

"Ma, jangan panggil Arsen sayang!!!" Arin berdecak kesal sambil mempoutkan bibirnya lucu.

"Emangnya kenapa Sayang?" Tanya Mama bingung.

"Arin cemburu," ungkap Arin terang-terangan.

Arsen, Mama dan Papanya tertawa mendengar penuturan Arin.

"Kami permisi dulu ya Om, Tante" pamit Arsen sopan.

Mama dan Papa hanya mengangguk pelan.

Kini Arin dan Arsen berada di Mall terbesar di Indonesia.

"Kita kesini mau apa?" Tanya Arin heran.

"Ngemis. Ya gak lah," jawab Arsen.

"Ayo kita pergi," Arsen langsung menarik tangan Arin.

Mereka berdua sampai di Time Zone. Tempatnya anak muda berkumpul. Jujur saja, Arsen jarang ke tempat seperti ini. Namun, demi pacarnya bahagia. Apapun akan ia lakukan!

Berbagai permainan sudah mereka coba. Kini giliran permainan terakhir yang akan mereka mainkan.

Permainan lempar bola basket.

"Ini mah gampang," Arin mengambil satu bola.

"Oke. Yang kalah harus traktir di KFC, setuju???" Ucap Arsen menantang.

"Setuju!!!" Arin berkata penuh tekad.

Skor:
Arin 12
Arsen 10

"Asyikkkkk.....gue menang, siap-siap traktiran ya!!!" Seru Arin sambil meloncat kegirangan.

"Hmmm....iya-iya."

Mereka berdua sedang menikmati makanan yang tadi mereka pesan. Arsen sebenarnya mengajak Arin kesini untuk ngomong sesuatu. Tapi entah kenapa rasanya begitu berat.

"Rin...." panggil Arsen.

"Kenapa Sen," tanya Arin mengernyitkan dahinya.

"Gue sayang banget sama lo," ungkap Arsen.

Arin membulatkan matanya, "Seriusan, demi apa, dia barusan bilang sayang sama gue. Semoga aja ini bukan mimpi. Rasanya seperti jantungku akan melompat keluar" gumam Arin pelan.

"Rin......"panggil Arsen untuk kedua kalinya.

"E-eh, iya. Gue juga sayang banget sama lo" jawab Arin gugup.

"Tapi maaf..." ucapan Arsen terhenti.

"Maaf kenapa Sen?" Tanya Arin bingung.

"Gue harus lanjutin Study di Luar Negri!!!" Balas Arsen pelan.

"Di...luar...negri??" Arin tak bisa mencerna kata-kata Arsen dengan baik.

"Iya, gue di suruh Ayah untuk lanjutin Study Kedokteran di Prancis. Itupun karena gue dapat beasiswa langsung dari sana." Jelas Arsen panjang lebar.

Tesss....

Tessss....

Tesssss....

Arin menangis, tidak menjawab ucapan-ucapan Arsen.

"Berapa...lama???" Tanya Arin disela isakannya.

"Sekitar 4-5 tahun," ucapan Arsen semakin membuat deraian air matanya semakin banyak.

"Apa kita akan...putus???" Ya, Arin butuh kepastian.

"Tidak, kita tidak akan pernah putus. Aku janji itu." Ucap Arsen.

"Janji ya," Arin menunjukkan jari kelingkingnya.

Arsen mengangguk dan menautkan jari kelingkingnya juga.

"Gue akan berangkat besok," ujar Arsen.

Arin mengangguk dan menyenderkan kepalanya di pundak Arsen.

Hai.....hai.....readers...
Vote and Coment Guys....
Author tunggu yah....
See you next chapter....

My Boyfriend is a CULUN [COMPLETED]√ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang