33. Never Say Good Bye

1.6K 52 2
                                    


Arin kini masih tertidur pulas, hari ini memang hari Minggu. Jadi, dia akan bangun siang.

Tok...tokk...

Arin perlahan membuka matanya. Terlihat samar, Mamanya mendekat ke arahnya.

"Sayang, kamu belum bangun? Masih mau tidur?" Tanya Mama sambil mengusap pelan rambut Arin.

"Emangnya kenapa Ma?" Arin mencoba mengumpulkan nyawanya.

"Enggak papa sih, tapi Arsen tadi kesini karena ingin ketemu kamu. Katanya ia berangkat ke Prancis dapat jadwal yang awal. Berhubung kamunya masih tidur pulas, dia gak mau bangunin kamu. Gak tega katanya," jelas Mama.

Arin yang baru bangun pun mencerna ucapan Mamanya.

"Arin lupa Ma, Arsen kan berangkat pagi," ucap Arin panik.

"Ini udah jam 10, Arsen berangkatnya jam berapa?" tanya Mama.

"Masih ada waktu setengah jam, Arin susul Arsen ke bandara yah Ma!" Seru Arin melangkahkan kakinya ke kamar mandi setelah itu berganti pakaian.

Arin berlari melewati ruang tamu lalu mengambil kunci motor maticnya.

"Mau susul Arsen?" Tanya Papa duduk di ruang tamu.

"Iya, Pa" jawab Arin langsung lari kedepan.

"Hati-hati," seru Papanya memperingatkan.

"Siiipp," Arin menjawab singkat.

Di Bandara.

Arsen mengbubungi Arin terus-menerus. Tapi telponnya tidak diangkat sama sekali.

Arsen kemudian menghela napas pelan dan memilih untuk berjalan pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arsen kemudian menghela napas pelan dan memilih untuk berjalan pergi.

Saat sampai di bandara, Arin celingukan mencari sosok pacarnya. Kalau saja pesawatnya udah terbang, Arin akan menangis karena tidak melihat sosok Arsen untuk terakhir kalinya.

"Dimana sih lo Sen??? Gue lupa bawa hp lagi," ucap Arin panik.

Tak lama kemudian, ia melihat punggung Arsen yang terlihat menjauh.

"ARSENNN!!!! teriak Arin memanggilnya.

Arsen yang mendengar sebuah suara khas yang selalu disukainya itu pun langsung mencari arah sumber suara.

Arin berlari ke arah Arsen yang berjarak tak terlalu jauh darinya.

Grepp....

Arin memeluk Arsen dengan kencangnya.

"Gue kira, gue gak bakalan ketemu lo hari ini," Arsen berucap sambil mencium puncak kepala Arin.

"Gue kira, gue gak bakalan bisa meluk lo untuk terakhir kalinya," ucap Arin disela-sela pelukan Arsen.

Arin memeluk Arsen erat, tak rela jika sang pacar akan pergi.

"Satu hal yang perlu kamu ketahui, aku tidak akan mengucapkan Selamat Tinggal. Aku hanya akan mengucapkan Sampai Ketemu Lagi. Karena janjiku adalah untuk menemuimu kembali," jelas Arsen kemudian mengambil kalung berbentuk kunci di saku jaketnya.

Lalu Arsen memakaikan Arin kalung tersebut, dipeluknya Arin untuk terakhir kalinya sambil berbisik pelan di telinganya, "Memang saat ini kita tak bisa bersama, tapi ijinkan aku untuk tetap menyebut namamu dalam setiap doaku. Siapa tahu Tuhan masih mengijinkan aku untuk melengkapi tulang rusukku"

Arin yang mendengar kata demi kata yang dibisikkan Arsen, hanya terdiam dan bersandar didada bidang Arsen. Bodoamat sama orang yang melihat kelakuan dirinya.

"Udah ya, pacar Arsen jangan nangis terus dong," Arsen menaikkan dagu Arin.

Arin mengangguk pelan, kemudian Arin mengeluarkan sebuah jam tangan hitam dan memakaikannya ke tangan Arsen, "Ingatlah bahwa waktu terus berjalan tapi aku akan setia tuk menunggumu kembali. Tidak peduli berapa juta kali jam berputar, tapi aku akan tetap menunggu sampai sosokmu datang menghampiriku lagi. Aku dan waktu adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Karena waktu juga yang akan mempertemukan kita lagi," ucap Arin lirih menahan isak tangisnya.

Tak lama kemudian, terdengar suara panggilan untuk para penumpang dengan tujuan Prancis agar mempersiapkan diri mereka.

"Jaga diri lo baik-baik ya Sen, cepat pulang juga. Karena Dilan aja bilang bahwa Rindu Itu Berat," ucap Arin memegang bahu Arsen.

"Iya-iya. Bawel banget. Lo juga harus jaga diri baik-baik sampai gue kembali, oke" jawab Arsen sambil mengusap pelan rambut Arin.

"ARSENNN!!!!"

Arin dan Arsen pun menoleh. Terlihat Azka, Rangga, Nasya, dan Shifa yang lari ke arah mereka.

"Jaga diri lo baik-baik ya, Sen" ucap Azka.

"Jangan kepincut sama cewek disana loh ya, kasihan noh pacar lo nungguin," ujar Rangga menunjuk ke arah Arin.

"Semangat belajarnya yah Sen, masalah Arin biar kami semua yang jaga dia," Kini Nasya angkat bicara.

"Cepet balik yah, supaya cewek lo gak direbutin para cogan lagi," ucapan Shifa pun membuat mereka yang ada disana tertawa.

"Makasih kalian semua yang selalu support gue, dan untuk Arin, tolong jagain dia yah," ucap Arsen berterimakasih.

"Pesawatnya udah mau berangkat, gue pergi dulu yah," Arsen hendak pergi, tapi Arin menarik tangannya dan memberi kecupan singkat di pipinya.

"Jangan nakal ya disana," ujar Arin pelan sambil mengedipkan sebelah matanya.

Arsen pun tersenyum dan berbalik pergi. Saat itulah Arin tidak bisa menahan air matanya.  Dirinya memohon kepada Tuhan agar Arsen terlindungi dan suatu hari nanti akan datang menemuinya lagi.

Bagaimana kisah cinta mereka berdua akan berlanjut...

Vote and Coment guysss...

Jangan lupa yah!!!

Sumpah aku ngetiknya gak tega deh....pengen nangis gitu...

My Boyfriend is a CULUN [COMPLETED]√ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang