36. Perjodohan?!

1.9K 58 0
                                    

3 tahun berlalu....

Sinar matahari pagi membangunkan seorang gadis cantik dari tidur manisnya. Dirinya menggeliat sambil mengumpulkan nyawanya untuk segera melakukan aktivitas hariannya. Tak lama kemudian, wanita paruh baya mengetok pintu kamarnya.

Tok...tok...tok....

"Arinnn, bangun nak! Ayo cepat mandi, lalu turun ke bawah untuk sarapan!" Panggil Mamanya dari depan pintu.

"Nghhh" Arin masih saja menggeliatkan tubuhnya.

Mamanya masuk ke kamar sambil mengoceh," Kamu itu udah besar tapi gak bisa bangun pagi, ntar kalau kamu udah punya suami, masa iya suami kamu yang bangunin!!! Cepat mandi sana!!!" Titah Mama sambil menyingkap selimut dari tubuh Arin.

"Iya-iya Ma," Arin berjalan menuju ke kamar mandi.

"Mama tunggu di bawah ya," Mama menutup pintu kamar Arin lalu turun ke bawah.

Arin turun ke bawah dan melihat Papa dan Mamanya yang tengah menikmati teh sambil membicarakan sesuatu.

"Pagi Ma, pagi Pa" Arin duduk dihadapan orangtuanya.

"Anak perempuan kok bangunnya siang, sebenernya bagus gak sih???" Tanya Papa sambil menatap Arin.

"Iya-iya Pa, Arin tau. Lagipula ini karena Arin capek ngerjain tugas skripsi," jelas Arin sedikit kesal.

"Gimana kuliahnya?" Papa bertanya setelah Arin selesai makan.

"Baik kok Pa," Arin tersenyum lebar.

Arin mengambil jurusan Ekonomi untuk kuliahnya.

"Inget loh ya!!! Kamu harus pinter kalau gak mau diejek terus sama Arsen!!!" Titah Mama yang membuat semua mata tertuju kepadanya.

Memang, Arsen selama 3 tahun ini jarang menghubungi. Bahkan E-mail dan pesan WhatsApp Arin tidak pernah dibalas.

"Iya Ma," Arin langsung beranjak dari tempat duduknya.

"Rin ..." panggil Mama yang membuat Arin menoleh.

"Kamu mau ketemu sama cowok gak?" Tanya Mama tiba-tiba.

"Tuh kan.... jangan bilang kalau Mama mau jodohin Arin sama anak temen Mama," Arin mendengus kesal.

"Hehehe... gak gitu juga sih, daripada kamu nungguin Arsen yang gak pasti, mendingan sama anak temen Mama ya gak?" Mama menatap Arin intens.

"Ma, Arin kan sukanya sama Arsen, Arin juga percaya kalau Arsen pasti akan kembali kok Ma," Arin berjalan menjauhi ruang makan.

"Rinnn..." kini giliran Papa yang manggil.

"Kenapa Pa?" Arin menatap Papanya.

"Kali ini Papa setuju sama Mama," kata Papa yang membuat Arin membulatkan matanya.

"Apaan sih Pa," Arin semakin tak percaya.

"Udah, sekarang kamu ganti baju ini," Ucap Mama sambil membawakan dress pink selutut.

"Udah, cepet pake!!!" Papa menyuruh Arin untuk bergegas.

"Hufftttt...." Arin menghela nafas kesal.

Arin menemui orangtuanya dengan raut wajah jengkel dan kesalnya.

"Nah kan, anak Mama cantik banget," Mama melihat Arin kagum.

Sedangkan Papa tersenyum tipis.

"Gak usah pasang wajah kesel kayak gitu!!!" Protes Mama melihat raut wajah Arin.

Yang diajak bicara hanya memalingkan wajah sambil menghela nafas kesal.

"Papa sama Mama yang akan anterin kamu," Papa berjalan ke lemari untuk mengambil kunci mobilnya.

"Tapi Pa, Ma. Arin gak mau dijodohin," Arin memprotes pelan, hampir saja dirinya menangis.

"Kamu ketemu aja belum??? Udah ngomong kayak gitu, yang ada nyesel kamu gak ketemu sama dia," omel Mama.

"Ayo," ajak Papa yang diikuti Arin dan Mama.

Tak sampai 15 menit, sekarang mereka sudah berhenti di sebuah taman.

"Ketemuannya disini Ma?" Tanya Arin melihat pemandangan taman.

"Iya," Mama mengangguk.

"Tapi kan Ma, ini taman yang sering Arin kunjungi sama Arsen, kenapa disini sih?" Arin berucap pelan.

"Udahlah, mendingan kamu duduk di bangku itu!!! Terus tungguin cowok yang akan dijodohin sama kamu!!!" Perintah Papa sambil menunjuk sebuah bangku di tengah taman.

"Pokoknya Arin gak mau dijodohin," Arin berjalan kesal menuju bangku yang ada di tengah taman.

Jujur saja, dirinya sangat rindu dengan suasana di taman ini, kenangan indah bersama Arsen terus berputar di kepalanya.

"Kira-kira Arsen sedang apa ya? Disini sedang musim panas, apa disana juga musim panas? Apa malah disana musim salju?" Arin bertanya kepada dirinya sendiri tanpa menyadari ada seorang cowok yang berdiri tepat dibelakangnya.

"Arinnn...."

Sontak Arin kaget dan melihat siapa cowok yang di belakangnya.

Arin mengernyitkan dahinya.

"Ken...zi," gumam Arin bingung.

Vote and Coment Guys...
Jangan lupa ya!!!
Baca juga karya author yang lainnya. Oke.
Mohon vomentnya ya!!!

My Boyfriend is a CULUN [COMPLETED]√ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang