11. Kekecewaan

2.8K 94 0
                                    


Setelah pulang sekolah, Arsen mengantarkan Arin untuk pulang, sejujurnya Arsen sangat penasaran tentang apa yang menimpa Arin. Tapi dia tau bahwa ini bukan waktu yang tepat.

"Rin, lo istirahat dulu aja, tenangin diri lo dulu, dan kita ketemuan sekitar jam 2 siang ditaman, gue akan tunggu sampai lo datang dan menceritakan semua masalah lo sama gue. OKE ." ujar Arsen.

"Iya iya, sejak kapan Orlando Arsenio jadi bawel plus cerewet kayak gini" ucap Arin, dia mulai melupakan tentang apa yang terjadi sebelumnya dan menjadi dirinya seperti biasanya.

"Yang diperhatiin kok malah gitu ya????" balas Arsen dengan nada ketus.

"Iya iya, maaf" jawab Arin sambil mencubit pipi Arsen gemas.

"Gue pulang dulu, jangan lupa nanti" pesan Arsen kepada Arin.

Arin memasuki kamarnya, sebenarnya dia bingung, apakah dia akan menceritakan semua masalahnya sama Arsen.

"Bi..." panggil Arin.

"Iya Non.. ." ucap Bibi sambil tergopoh gopoh memasuki kamar Arin.

"Bi, Arin mau cerita sama Bibi" ucap Arin.

"Ada apa Non, cerita saja!!! Siapa tau Bibi bisa bantu" ujar Bibi.

Arin pun bercerita " jadi gini Bi, apakah Arin boleh cerita sama Arsen tentang semua masalah yang sedang Arin hadapi sekarang ini"

"Kayaknya nak Arsen itu dapat di percaya kok Non, mungkin tidak apa apa" balas Bibi.

Arin pun memeluk Bibi sambil mengucapkan kata terimakasih, karena sampai sekarang pun Bibi tetap saja mau mendengar semua keluh kesahnya.

Di taman terlihat ada seorang cowok yang sedang menunggu.

Tak lama kemudian Arin datang mencari cari Arsen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak lama kemudian Arin datang mencari cari Arsen. Dan sebuah tepukan di pundaknya berhasil membuat Arin menoleh.

"Lo siapa????" tanya Arin dengan bingung sambil memperhatikan wajah Arsen dengan sangat lekat.

"Perlu perkenalan??? OKE. Nama gue Orlando Arsenio. Kelas X IPA 1. Kenapa???? kok liatnya kayak gitu??? Lo naksir ya sama gue" ucap Arsen penuh percaya diri.

Sejujurnya Arin merasa kaget, tapi dia bersikap seperti biasanya.

"Oh gue kira siapa!!!!" ucap Arin.

"Lo gak terpesona tuh sama gue" tanya Arsen.

"Gak, biasa aja....gue hanya bingung, biasanya lo kan pakai kacamata" ujar Arin.

"Iya, gue lepas kacamatanya hanya untuk hari ini" ucap Arsen.

"Ohhh gitu" jawab Arin sambil menganggukan kepalanya.

"Rin, kalau lo mau cerita, gue siap jadi pendengar. Lo ceritakan semuanya. Pegang erat lengan gue, jika lo gak kuat nahan semuanya. Itu gue lakuin karena gue gak mau liat lo sakit dan nyembunyiin semua masalah dari senyum palsu lo itu" ujar Arsen sambil berdiri didepan Arin dan meletakkan kedua tangan Arin di lengannya.

Arin pun memulai ceritanya "Gini Ar, tadi pas gue terima telpon dari Papa....

Flashback On

"Pa, Arin kangen sama Papa"

"Papa tau....Papa juga kangen sama Arin, kamu disana baik baik saja kan Nak"

"Iya Arin disini baik baik saja kok Pa.... Papa kapan pulang??"

Tiba tiba terdengar suara Mamanya yang memanggil Papanya.

"Mas, ayo cepat kita sudah mau terlambat"

"Tapi Ma....Papa lagi telponan sama Arin."

"Udahlah Pa....Arin dirumah pasti baik baik saja....ayo cepat!!! kita hampir terlambat pergi ke acara bisnis"

"Sebentar saja kok Ma"

"Jadi gitu, Papa lebih mentingin Arin daripada perusahaan.
Terserah Papa saja deh!!!! Mama gak perduli sama Arin atau siapapun"

Terdengar suara ketukan sepatu di lantai yang semakin menjauh. Arin tau bahwa Mamanya meninggalkan Papanya.

"Nak, Papa pergi dulu ya....kapan kapan Papa telpon lagi"

Flashback Off

Arin menangis sambil mencengkram erat kedua lengan Arsen menjadikan kedua lengan Arsen tampak memerah atas cengkramannya. Arsen hanya menahan sakit di lengannya yang diperbuat oleh Arin, tapi Arsen tau bahwa itu bukan apa apa daripada apa yang dirasakan Arin.

Vote and Coment yaa...

My Boyfriend is a CULUN [COMPLETED]√ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang