Title : Once Again
Author : h.tae39
Genre : Gender Bender, Romance
Main cast : Tiffany Hwang, Kwon Yuri and One
Bagaimana rasanya jika perasaanmu masih tertambat pada satu orang tapi ia lah yang justru memberikanmu sakit yang mendalam ?
Bagaimana jika ingatanmu tentangnya masih sangat jelas dan perasaanmu untuknya masih sangat nyata ?
Aku sadar masih sangat mencintainya tapi tak bisa aku pungkiri dia justru memberikan luka yang teramat dalam untukku.
Hujan deras kini mengguyur Seoul ibu kota Korea Selatan. Seorang gadis sedang menekuk lutut duduk disalah satu sofa kamar miliknya memperhatikan setiap titik air hujan yang jatuh di dinding kaca yang meninggalkan titik-titik air disana.
“Kenapa kau begitu tega padaku Yul…?”
Ingatannya kembali menerawang jauh dimana ia pertama kali bertemu dengan seorang pemuda yang menarik perhatiannya hingga ia memberikan hatinya yang pada akhirnya pemuda itulah yang menorehkan luka yang dalam untuknya.
Flashback….
Aku bertemu dengannya saat pertama kali menginjakkan kaki di perguruan tinggi, dia adalah salah satu senior dimana aku berkuliah sekarang. Dia bukan termasuk yang populer dikampus ia lebih suka menghabiskan waktunya untuk membaca buku diperpustakaan dan yang aku tau ia adalah pria yang sangat baik.
“Ouchh…” seorang pemuda tanpa sengaja menabrakku hingga membuat buku yang aku bawa jatuh berserakan dilantai.
“Gwenchanayo ?” suara seorang pria mengejutkanku.
“Gwenchana…” jawabku singkat dengan memunguti buku yang kini berserakan dilantai.
“Ini buku milikmu. Berhati-hatilah…” ia menyerahkan beberapa buku yang tadi berserakan dilantai kepadaku.
“Gomawoyo…” pandangan kita bertemu saat aku mengambil buku dari tangannya.
“Aku Kwon Yuri. Apa kau mahasiswa baru disini ?” ia mengulurkan tangannya.
“Ne. Tiffany Hwang imnida…” aku menyambut uluran tangannya dengan tersenyum.
Itulah saat pertama kali aku bertemu dengannya, diam-diam aku sering memperhatikannya dan mencari informasi tentang pemuda itu, entah sejak kapan aku mulai menyukai pemuda yang menolongku saat pertama kali masuk kuliah. Hingga suatu hari hujan deras mengguyur kota Seoul aku lupa membawa payungku dan lagi hari ini aku tak membawa mobil.
“Aishhh….kenapa aku bisa melupakan payungku..” rutukku dalam hati. Hujan juga tak kunjung berhenti, seseorang mengulurkan sebuah payung didepanku.
“Pakailah kau pasti membutuhkannya…” ujar seorang pemuda yang selama ini aku kagumi.
“Anio, kau pasti juga membutuhkannya. Aku akan menunggu hujannya reda.” aku mencoba menolak bantuannya secara halus.
“Hujan tak akan segera berhenti. Pakailah payung ini…” ia meraih tanganku untuk menerima payung yang ia bawa.
“Lalu kau ?”
“Masih ada jaket yang bisa melindungiku…” ia tersenyum sebelum berlari ke sebuah halte menerobos hujan. Aku menggunakan payung yang ia berikan untuk menunggu taksi.
Keesokan harinya aku melihat ia baru saja memasuki gerbang kampus. Aku berlari menghampirinya dengan membawa payung yang kemarin telah menyelamatkanku dari guyuran.