“Sebaiknya kita akhiri hubungan kita Fany-ah.” ucap Taeyeon yang duduk ditepi ranjang.“Kau ingin kita bercerai ?” tanya Tiffany yang berdiri menatap keluar jendela kamar mereka.
“Untuk apa mempertahankan sesuatu yang sebenarnya sangat tak mungkin untuk dipersatukan kembali ?” Taeyeon mengucapkan apa yang ada dalam benaknya. Kenyataannya memang hubungan mereka berada diambang kehancuran, sulit untuk dipertahankan.
“Kita sudah sering kali mencoba untuk memperbaiki hubungan ini dan kau tau sendirikan bagaimana kelanjutannya ? Kita hanya akan saling menyakiti diri kita sendiri. Pikirkan itu Fany-ah.” Taeyeon keluar dari kamarnya meninggalkan Tiffany yang bergelut dengan pikiran.
“Haruskah jalan ini yang ditempuh untuk menyelesaikan semuanya ?”
Taeyeon masuk kedalam ruang kerjanya yang berada dalam rumah mereka. Ia menatap bingkai foto mereka berdua yang berada diatas meja kerjanya, sungguh bahagianya mereka kala mengikat janji bersama waktu itu. Taeyeon mengingat kembali awal pertemuannya dengan Tiffany…
Taeyeon dan Tiffany adalah teman semasa kuliah, hanya sekedar teman. Mereka dipertemukan kembali sewaktu menghadiri pesta pernikahan teman mereka.
“Hay…senang bertemu lagi denganmu Fany-ah.” sapa Taeyeon.
“Hay Kim Taeyeon. Bagaimana kabarmu lama sekali kita tak bertemu.” Tiffany menjabat tangan Taeyeon setelah mereka lama tak bertemu.
“Kabarku sangat baik dan aku harap kau juga sama.”
Keduanya saling berbincang setelah sekian lama tak bertemu hingga akhirnya Taeyeon mengantar Tiffany pulang kerumahnya. Hubungan keduanya menjadi akrab mereka sering menghabiskan waktu bersama diakhir pekan menonton dibioskop hingga menikmati makan malam bersama. Seiring berjalannya waktu getaran-getaran cinta antara Taeyeon dan Tiffany mulai tumbuh, Taeyeon yang pada dasarnya orang yang sangat pendiam dan sederhana bahkan cenderung tergolong bukan pria yang romantis berubah menjadi pria yang stylish demi menarik perhatian Tiffany. Hingga pada akhirnya mereka berdua memutuskan untuk menjalin hubungan. Tiffany sendiri adalah sosok pribadi yang sangat ceria menyukai pria yang romantis dan kekinian, ia merasa nyaman dengan Taeyeon dan menemukan pria yang menjadi impiannya ada pada diri Taeyeon yang selalu menuruti apa yang Tiffany inginkan.
Taeyeon dan Tiffany memutuskan untuk menikah setelah dirasa keduanya telah mantap untuk berkeluarga. Hubungan mereka pada awalnya sangat bahagia bahkan mereka memang terlihat sebagai keluarga yang harmonis. Taeyeon yang awalnya memanjakan istrinya membuat Tiffany selalu menginginkan ini dan itu yang tak bisa Taeyeon tolak dan Tiffany yang tak suka dengan penolakan membuat mereka sering kali bertengkar karna masalah itu.
“Ini semua adalah salahku yang terlalu memanjakannya.” Taeyeon menyadari apa yang menjadi kesalahannya hingga membuat hubungannya dengan Tiffany berubah dengan pertengkaran yang sama. Taeyeon akhirnya tidur diruang kerjanya malam itu dan Tiffany tidur dikamarnya dengan masih memikirkan perkataan Taeyeon sebelum meninggalkan kamarnya.
Bukan hanya karna sifat Tiffany yang harus dipenuhi semua keinginannya oleh Taeyeon akan tetapi seiring berjalannya waktu keduanya akhirnya mengerti jika mereka tak sepaham satu sama lain. Kecemburuan Tiffany yang tak masuk akal ketika Taeyeon harus pulang malam demi perusahaannya yang diambang kebangkrutan membuat mereka sering kali bertengkar.
“Kau dari mana saja Tae baru pulang ?” tanya Tiffany ketika Taeyeon memasuki kamar, ini sudah pukul 2 pagi.
“Aku harus menyelesaikan pekerjaanku dikantor Fany-ah.” jawab Taeyeon yang sedang mengendorkan dasi yang mencekiknya seharian.
“Kau tak berbohongkan ? Kau ini direktur kenapa harus bersusah payah kerja hingga larut seperti ini ada pegawaimu yang bisa menanganinya kan.?” Tiffany memulai perdebatannya dengan Taeyeon.
“Fany-ah tidak semua pekerjaan bisa diselesaikan oleh pegawaiku ini demi perusahaan kita demi memenuhi kebutuhanmu juga.” Taeyeon mencoba bersabar dengan istrinya.
“Kau selalu saja mengucapkan alasan yang sama setiap kali pulang larut Tae. Aku rasa ada wanita lain yang kau sembunyikan dariku.” Tiffany mulai menuduh Taeyeon memiliki hubungan dengan wanita lain.
“Cukup Fany, jangan pernah menuduhku jika kau tak mempunyai bukti.” Taeyeon keluar dari kamar dengan membanting pintu. Ia sangat pusing dengan pekerjaan dikantornya dan ia lelah untuk menghadapi kecemburuan Tiffany yang tak masuk akal.
Seiring berjalannya waktu Taeyeon sadar dirinya yang sekarang sangat berbeda dengan dirinya yang dahulu. Ia yang awalnya menuruti keinginan Tiffany untuk menarik perhatiannya menjadi keterusan hingga membuatnya bersusah payah untuk memenuhi keinginan istrinya. Pertengkaran demi pertengkaran terjadi yang membuat hubungan keduanya semakin dingin, tak cukup sekali Taeyeon mengalah bahkan sudah sering kali hingga akhirnya membuat Taeyeon jengah.
Lepaskan semua beban itu biarkan semua mengalir seperti adanya. Kau cukup menjadi dirimu sendiri dan aku cukup menjadi diriku sendiri meski semua itu berarti tak ada lagi KITA.
Taeyeon dan Tiffany kini duduk dimeja makan untuk sarapan bersama. Tak ada perbincangan antara mereka berdua, Taeyeon memakan rotinya dengan diam dan begitu juga dengan Tiffany.
“Aku sudah selesai. Aku pergi dulu.” Taeyeon menyelesaikan sarapannya dan pamit untuk pergi bekerja.
“Tae tunggu aku ingin membicarakan sesuatu.” cegah Tiffany sebelum Taeyeon beranjak dari kursinya.
“Jika pembicaraan ini membuat kita harus bertengkar kembali sebaiknya aku pergi sekarang.” sahut Taeyeon.
“Tae tunggu, tolong dengarkan aku terlebih dahulu.” cegah Tiffany kembali membuat Taeyeon mengurungkan niatnya untuk segera pergi. “Aku sadar jika seiring berjalannya waktu kita memang tak pernah sejalan. Maaf jika selama ini aku selalu menuntutmu ini dan itu aku sadar jika semua itu berlawanan dengan apa yang sebenarnya kau rasakan. Dan…kau benar sebaiknya kita akhiri hubungan kita berdua.” jelas Tiffany. “Aku sudah menghubungi pengacaraku dan ia akan mengirimkan surat cerai kita nanti siang ke kantormu.” lanjut Tiffany
“Aku harap ini adalah jalan terbaik untuk kita berdua Fany-ah. Maaf jika selama ini aku tak bisa menjadi seperti yang kau inginkan. Aku pergi.”
Hubungan rumah tangga Tiffany dan Taeyeon berakhir dimeja hijau saat memasuki tahun ketiga. Taeyeon sengaja memberikan rumah yang ia bangun untuk mantan istrinya Tiffany dan ia lebih memilih untuk tinggal di apartementnya memulai kembali dari awal.
Tak perlu lagi memaksakan kecocokan diantara kita berdua, jika memang tak ada lagi yang bisa kita lakukan bersama-sama
Tak perlu lagi menahan segala permasalahan yang ada jika terlalu berat untuk ditanggung. Yang ada malah memberatkan keduanya, menyiksa dan menyesakkan. Lepaskanlah….Wussss.... one shoot buat nemenin malam jum'at kalian. Semoga dapet feelnya ...