Bab IX : London and Her

530 73 15
                                    








Taman-taman besar di kawasan pusat kota yang termasuk Taman Kerajaan, gedung-gedung tua yang masih berdiri kokoh dan terawat baik, London Bridge, Big Ben Hampton Court Palace, sampai Thames River. Udara London adalah udara yang dirindukannya.

Senyum tak pernah luntur dari bibirnya semenjak kaki berhasil berpijak pada kota kesayangannya.

Bae Joohyun, siapa lagi kalau bukan gadis itu?

Joohyun sudah meminta izin sejak awal pada Sejin dan Anna kalau dirinya ingin pergi mengunjungi rumah lamanya setelah melakukan pengecekan ke lokasi konser di The O2 Arena, Peninsula Square.

Ia jelas masih ingat. Jalanan dan ke mana arah Leman Locke di Shoreditch, London; tempat tinggalnya yang lama. Yang sudah ia tempati sejak ia duduk di bangku Sekolah Menengah Akhir sampai usianya hampir masuk ke kepala tiga dan memutuskan untuk pergi kembali ke Seoul.

Duduk pada sofa berwarna violet, matanya mengitari seluruh penjuru ruangan. Tak ada yang berubah meski beberapa bulan telah berlalu. Semuanya masih sama. Hanya sedikit debu yang tersisa. Joohyun yakin kalau Wendy membersihkan apartemennya secara rutin. Buktinya, tempat itu hanya ditinggali debu tipis. Sementara Joohyun sudah di Seoul hampir enam bulan.

Ada sesuatu yang dirindukan seorang Bae Joohyun ketika irisnya menemukan satu bingkai foto yang masih terpajang menghias dinding atas tempat tidurnya. Sebuah foto yang menunjukkan kebahagiaan antara dua anak manusia. Senyum yang terukir itu, Joohyun jelas mengingatnya. Bagaimana dahulu hidupnya berjalan layaknya orang biasa.

Sampai satu orang itu datang. Menorehkan satu luka hingga sesak tiap diingat.

Knock knock

Kepalanya menoleh. Mencari sumber suara yang mengalihkan perhatiannya.

Hey, siapa yang datang ke apartemen kosong?

Joohyun masih diam di tempatnya. Masih memproses tentang pertanyaan yang muncul pada benaknya. Ya, perjalanan dendrit di otaknya berjalan lambat sampai orang tersebut menyusup masuk ke apartemen mungil Joohyun.

Seorang wanita cantik dengan surai blonde muncul.

"Wendy?"

.

Bae Joohyun tidak pernah menyangka kalau kedatangannya akan bertepatan dengan jadwal rutin seorang Son Wendy untuk membersihkan apartemen. Joohyun tidak perlu lagi menghubungi Wendy kalau ia sedang ada di London. Mereka sudah dipertemukan bahkan tanpa tahu kalau mereka sedang berada di kota yang sama.

"Eonni! Aku benar-benar merindukanmu! Astaga. Lihat! Pipimu semakin tirus dan pinggangmu semakin kecil. Oh God. Seberat apa pekerjaanmu sampai kurus seperti ini?!"

Suaranya benar-benar menggelegar. Memenuhi ruangan berukuran 3 x 3 meter tersebut.

"BTS sedang ada tur dunia dan kebetulan London menjadi salah satu kota tujuan mereka."

Mereka duduk disana. Di salah satu meja dalam kafe dekat jendela. Menikmati secangkir caramel macchiato dan hot chocolate with whipped cream di atas meja bersama sepotong cheese cake di Leman Lacke Café. Sudah lama ia tidak pergi ke tempat itu. Biasanya, Joohyun akan hampir setiap hari memesan secangkir cokelat panas itu di pagi hari dan satu gelas soda di malam hari. Bahkan hampir setiap hari Joohyun akan pergi sarapan di sana.

"Apa kabar Joy, Seulgi dan Katy?" Tanya Joohyun yang langsung di jawab dengan tatapan aneh Wendy.

"Eonni, berhentilah memanggil Yerim itu Katy. Aish, aku benar-benar geli mendengarnya."

They Call It Romance - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang