Jungkook masih penasaran. Jungkook masih bertanya-tanya. Dan Jungkook masih ingin tahu soal kenapa Joohyun bertanya padanya seperti itu. Ya, mungkin saja Joohyun hanya ingin tahu. Tapi, kepala yang sedang dilanda kebingungan luar biasa itu malah menimbulkan cabang pikiran lainnya.
"Hey, cepat kalian kemari. Kita makan! Aku bawakan ayam dan kentang goreng. Juga soda!"
"Kami juga baru membeli tiga pizza berbeda."
"Makan-makan!"
Pria itu mendongak, memandangi satu-satunya gadis yang tengah membagikan soda kaleng pada yang lain. Satu orang gadis sederhana itu bahkan tak melakukan sesuatu yang berat. Tapi, pikiran Jungkook dibuat berputar-putar. Menduga-duga sesuatu yang mungkin-tidak mungkin terjadi.
"Jungkook sepertinya sedang terpesona oleh Joohyun noona. Ia tidak berkedip sama sekali sejak tadi."
Celetukan itu lolos begitu saja dari bibir Taehyung. Begitu polos sampai membuat Jungkook sadar dari lamunannya dan memandang sinis Taehyung. "Apa? Kau memang terlihat begitu. Menganga memandangi Joohyun noona. Aku tahu joohyun noona cantik."
Apapun yang dikatakan Taehyung, Jungkook hanya berharap kalau Taehyung takkan mengeluarkan kartunya. Karena kalau saja Taehyung mengeluarkan kartunya, habislah Jungkook. Tenggelam dalam rasa malu dan mati dengan tidak terhormat.
"Kalian ini, sepertinya sering sekali bertengkar," kata Joohyun sambil tertawa kecil. "Gemas sekali. Sini, biar aku jadikan kalian berdua sebagai adikku."
Mereka semua tertawa; Hoseok, Namjoon, Jimin, Yoongi dan Seokjin. Melihat bagaimana Jungkook memasang wajah sebal—dan menggemaskan, sementara Taehyung masih saja iseng menggoda Jungkook, mereka berdua masih punya jiwa anak-anak. Yang masih suka bermain kejar-kejaran dimana pun mereka berada.
"Tapi, noona. Bagaimana jika aku meminta lebih dari seorang adik?"
Dan suasana hening seketika. Yang kini terlihat adalah wajah serius dari mereka semua, termasuk Jungkook yang memandangi iris cokelat Joohyun.
"Seperti apa? Kau mau mendaftar pada kartu keluargaku?" Tanya Joohyun polos.
Jungkook menggeleng. Matanya masih memandangi Joohyun yang kini tengah meneguk soda miliknya. "Mendaftar sebagai seorang kekasih juga calon suamimu di masa depan."
Alih-alih terkejut atau menjawab, Joohyun malah hanya tersenyum. Tawa kecil keluar dari tenggorokannya. "U-umm, bagaimana, ya? Aku pikir caramu kurang romantis, Jeon. Coba untuk melakukan hal yang lebih manis tapi sederhana."
Jungkook terdiam. Mencoba memahami maksud Joohyun. Jadi, apakah pernyataan Jungkook saat ini sedang diterima? Oh, mana mungkin. Tapi, ia jelas-jelas sedang meminta lebih romantis.
"Noona, aku serius."
"Aku juga serius. Kebanyakan wanita sekarang menyukai sesuatu yang sederhana tapi tetap mempertahankan keromantisannya. Coba kau berlatih lagi. Gadis yang kau bilang sedang kau sukai pasti menerimamu."
Adalah Jeon Jungkook. Laki-laki paling bodoh yang sedang membodohi dirinya sendiri. Menyebalkan. Jungkook baru ingat kalau beberapa saat lalu ia berkata pada Joohyun kalau ia sedang menyukai seseorang.
"Lupakan saja, noona. Aku pikir aku takkan mengungkapkannya. Dia sudah punya kekasih."
"Kalau begitu carilah gadis lain untuk dicintai. Atau, tunggu dia putus dengan kekasihnya."
Jungkook akan memikirkannya. Pilihan yang disebutkan sendiri oleh Joohyun secara langsung. Menghentikan atau mempertahankan perasaannya pada Joohyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
They Call It Romance - COMPLETED
Hayran KurguSebab kisah dengan satu pihak saja yang memiliki perasaan terhadap lawannya tetap disebut dengan kisah cinta. Tapi, satu hal. Takdir dan kebetulan itu sesuatu yang berbeda. [ Red Velvet ] Irene as Bae Joohyun, [ BTS ] Jeon Jungkook, [ BTS ] Membe...