Bab XIII : That's A Lie ( Hide The Truth ) II

598 69 12
                                    

Attention : 18+
You can play the media for more experience.












L’amour ne s’apprend pas,
Il est là et partout, en tout temps.”









Bahana jangkrik yang menggema malam. Bersama siliran angin yang menyapa kulit dengan setiap suhu dingin yang menusuk itu diabaikan. Para gemintang pun tak ingin kalah, mereka hadir, menerangi gelapnya langit malam tat kala matahari tengah berganti tugas menyinari sudut lain Bumi. Membiarkan sang rembulan bertugas memberi sedikit cahaya pada kelabu.

Semesta dengan lingkarannya. Mereka sama. Mereka melakukan hal yang sama sepanjang waktu tanpa merasa bosan sedikit pun. Tanpa mendapat gangguan dari tikungan yang membawa kerumitan.

Tapi, bagaimana kisahnya bisa rumit seperti benang kusut? Yang akan terikat tanpa bisa dilepas kalau salah tarik?

Bagaimana kisahnya bisa terlalu menjadi rahasia? Yang akan membawa banyak kerugian ketika semua itu dipublikasikan?

Terkadang, Jungkook ingin sekali memutar waktu.

Pergi ke masa di mana ia tak mendengar lagu milik idola legendaris yang memunculkan mimpinya sebagai penyanyi.

Pergi ke masa di mana ia masih bermimpi menjadi seorang gamer yang menghasilkan uang dari kemenangannya.

Tapi, kalau dipikir lagi. Jungkook takkan pernah bertemu Joohyun jika ia tidak menjadi seorang idol seperti sekarang ini. Mereka takkan dipertemukan. Bagaimana bisa dipertemukan kalau Jungkook menjadi seorang Gamer sementara Joohyun juga berada di London? Yang bahkan tidak begitu tertarik dengan permainan?

Di bangunan seberang sana, ada seorang putri yang tengah memejamkan matanya. Berkeliaran pada dunia mimpi fantasi hati. Satu keping pecahan hati yang satu minggu lalu telah Jungkook lukai.

Sesungguhnya, Jungkook tidak bermaksud untuk melukai sang dara. Sedikit pun tidak terpikir dalam benaknya untuk melakukan itu. Tapi, apa yang telah terjadi waktu itu membuatnya benar-benar seperti seorang pecundang. Yang bahkan tidak berani menemui setelah satu kesalahan telah dilakukan.

“Kalau kau merindukannya, seharusnya kau menghampirinya.”

Suara nyaring itu mengalihkan perhatiannya. Kim Seokjin, siapa lagi yang akan tidur paling akhir setelah ‘berpatroli’ kalau bukan si anggota tertua?

“Aku tidak punya keberanian.”

Jawaban singkat yang diiringi ekspresi sendu, Seokjin mendapatkannya. Bagaimana pedih dirasakan Jungkook saat ini.

Meski ia tidak tahu betul apa yang sebenarnya terjadi; karena Jungkook terus bungkam sejak kejadian di pesawat minggu lalu. Tapi, kalau dilihat dari situasi saat ini, Jungkook maupun Joohyun, keduanya masih terus menerus saling diam. Bungkam. Tanpa sepatah kata terucap sebagai sapa.

Melihat mereka bersama saja tidak.

“Kalau aku mengakui kesalahanku…,”
Jungkook terdiam sejenak. Kedua netra cokelatnya menatap lurus pada jendela bangunan seberang. Harap-harap kalau ada yang bisa ia lihat dibalik tirai berwarna krim yang menutupi akses penglihatannya. Bae Joohyun, yang tak pernah ia temui lagi sejak beberapa hari lalu.

“Apa kau akan memaafkanku?” Sambung Jungkook. Membuat Seokjin memandang penasaran. Memangnya sebesar apa kesalahan yang Jungkook lakukan sampai membuatnya takut menemui Joohyun?

“Kau tahu ‘kan, hyung? Aku sangat menyayangi Bae noona dan tidak ingin ia pergi jauh dariku.”

“Lantas?”

They Call It Romance - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang