Bab XIV : A Goodbye

727 70 29
                                    








Seiring dengan kalimat perpisahan yang diucapkan seorang gadis pada ketujuh laki-laki yang berada di hadapannya, salah satu dari tujuh laki-laki tersebut tengah menyimpan rasa luka yang menyedihkan dalam hatinya. Begitu perih sampai ia tak bisa lagi berkata-kata barang satu kata pun.

Jeon Jungkook yang sudah kehabisan kata-kata bahkan sebelum ia memulai.

Bagaimana bisa ia mengeluarkan suaranya kalau tenggorokan sudah tertahan oleh kesesakan?

"Harusnya Sejin memberi tahu kalian, huh. Aku tidak terkait kontrak dan bisa pergi kapan saja," katanya sambil mengelus puncak kepala Taehyung; yang tengah bersikap manja pada Joohyun. "Dan tugasku sudah selesai. Ayah memintaku pergi ke Kyoto besok," tambahnya.

Jelas. Jangan tanyakan perihal ketidaksetujuan tujuh anak adam yang Joohyun urusi sejak tiga bulan lalu. Kedekatan yang terjalin begitu saja pada akhirnya harus dipisah jarak.

Antara Korea dan Jepang. Memang, pada dasarnya jarak bukan sesuatu yang akan memisahkan mereka. Antara Korea dan Jepang, mereka hanya akan terpisah jarak yang dilalui bentang lautan biru. Mereka bisa kapan saja pergi mengunjungi Jepang. Apalagi mengingat mereka adalah Idol yang juga sudah debut di Jepang. Pergi tour, comeback Jepang, dan liburan. Mereka bisa memilih Jepang.

"Kapan kau akan pergi?" Tanya Namjoon. "Kami akan mengantarmu ke bandara," tambahnya. Bukan semata-mata ingin memastikan Joohyun berangkat dengan selamat. Tapi, karena ia tahu bahwa seseorang di antara mereka butuh waktu lebih banyak untuk dihabiskan.

"Sekitar pukul sepuluh. Aku kehabisan tiket pagi," sahutnya. "Aku kehabisan tiket di jam pagi. Jadi, mau tidak mau, ya, aku pergi pukul sepuluh besok."

Dan ketika kalimat yang menjadi jawaban pertanyaan Namjoon itu diucap, Namjoon langsung menoleh ke arah lain. Seokjin, Yoongi dan Hoseok; hyung-line. Kemudian bergantian melirik Jimin dan Taehyung yang langsung dipahami. Iya, mereka paham maksud tersembunyi dari tatapan Namjoon.

"Kalau begitu, kami akan bersiap besok dan mengantarmu," kata Seokjin kemudian memegang kedua lengan Joohyun. Membuat sang empunya sedikit terkejut dengan pergerakan Seokjin yang ada di belakangnya. "Sekarang, bukankah kau harus istirahat?"

Istirahat. Justru memang itu yang dibutuhkan Joohyun. Si wanita yang sedang kurang sehat dan harus bepergian jauh melintas laut karena suruhan ayahnya.

Dengan sedikit malas, hela napas pelan yang juga terdengar, Bae Joohyun bangkit dari tempatnya. Merapikan belakang baju yang sedikit berantakan sebelum kemudian berbalik memandang tujuh anak adam yang sudah seperti adiknya sendiri dalam tiga bulan ke belakang itu.

"Istirahatlah sekarang kalau kalian ingin mengantarku pergi besok," titah Joohyun mengulas senyum. "Aku pulang dulu. Sudah terlalu malam sepertinya."

Dan seiring dengan kepergian Joohyun dari balik pintu, di situlah Jungkook masih duduk terdiam. Masih bungkam bahkan ketika Joohyun memutuskan untuk pamit pulang.

"Jeon Jungkook?"

Panggilan tak disahutinya. Yang ada malah Jungkook yang melenggang pergi tanpa meninggalkan suara sedikit pun.

"Kau tidak ingin menemuinya?" Tanya Seokjin ketika Jungkook baru saja hendak membuka pintu kamarnya. "Ajak ia bicara. Kau hanya punya waktu sampai besok pagi."

Jungkook mendecak pelan. Terdengar seperti sudah terlalu putus asa untuk membenahi hubungannya dengan Joohyun. Mungkin tidak akan ada pertemanan lagi di antara mereka.

"Kalian tidak melihat bahwa Joohyun noona tidak mengajakku bicara. Lantas, apa yang perlu aku lakukan? Kupikir ia juga sudah—"

Kalimatnya terhenti ketika kepalanya membiarkan ingatan akan dirinya bersama Joohyun di waktu yang lalu. Bagaimana si wanita tercantik yang pernah singgah di hatinya itu tersenyum dan tertawa karena kebodohan yang dilakukannya sampai air mata yang pernah jatuh akibat ulah dari Jungkook sendiri. Bagaimana bisa Jungkook berhenti kalau sampai saat ini bayangan dari gadis bersurai kecokelatan dengan tubuh mungil itu masih senang singgah di pikirannya?

They Call It Romance - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang