Konon katanya, ketika seseorang berada di antara hidup dan mati, ia bisa melihat potongan kejadian yang pernah ia alami selama hidupnya, seperti melihat film lama yang tak jelas alurnya. Membawa setiap nostalgia yang tak beraturan, namun tetap membawa sebilah simpul tipis dibibirnya.
Jungkook baik-baik saja. Ia hanya masih belum menerima kenyataan bahwa seorang perempuan yang dikaguminya ternyata benar-benar memiliki seorang kekasih. Tidak, Jungkook sebetulnya sudah tahu kalau Joohyun memiliki kekasih. Ia bahkan sempat berkata pada teman Joohyun yang bernama Seulgi—saat mereka makan bersama dan Joohyun melakukan panggilan video—kalau kekasihnya itu harus menjaga Joohyun dengan baik.
Pemuda dengan julukan International Playboy yang paling tidak bisa berdekatan dengan wanita asing itu malah bingung sendiri sekarang. Apalagi mengingat ucapan Yoongi semalam. Oh, Jungkook benar-benar terjebak dalam kisah yang rumit.
Apa yang salah kalau menyukai seseorang yang sudah memiliki kekasih?
Lagipula, Jungkook tak bermaksud untuk merusak hubungan Joohyun dengan kekasihnya. Mengetahui nama kekasih gadis itu saja, tidak. Jungkook masih bisa menggunakan otaknya sebelum bertindak. Kalau pun ingin, Jungkook bisa saja membuat Joohyun menjadi miliknya—secara paksa. Tapi, memangnya Joohyun bersedia dimiliki Jungkook?
"Joohyun Noona punya sisi lain yang takkan kau duga. Daripada kau sakit lebih dalam di kemudian waktu, lebih baik berhenti dari sekarang."
Memangnya siapa Yoongi, sampai ia bisa bilang seperti itu? Apakah mereka saling kenal? Joohyun dan Yoongi bahkan tak pernah terlihat seakrab yang dipikirkan. Hubungan antara Joohyun dan Yoongi tak ada bedanya dengan hubungan Joohyun dan yang lain. Joohyun terlihat seperti seorang manajer, ibu, dan noona sekaligus.
"Jungkook-ah, kau baik-baik saja? Kau sepertinya banyak pikiran." Hoseok bersuara. Si moodbooster milik BTS itu diam-diam memperhatikan si maknae yang sejak pagi tadi lebih banyak diam. "Ceritakan pada kami kalau kau punya masalah. Setidaknya, walaupun nanti kami tak memberikan solusi, hatimu sedikit lega karena tak menyimpannya sendiri."
Jungkook hanya melempar senyum dan menggeleng. "Aku baik-baik saja. Hanya sedikit tidak enak badan."
"Kau itu tidak enak badan atau tidak enak hati?"
Suara Yoongi membuat perhatian semua orang yang ada di dalam van—kecuali supir dan manajer mereka—tertuju padanya. "Jangan memandangku seperti itu. Kita bicarakan nanti saja."
"Kau mengatakan sesuatu yang tak seharusnya dikatakan, Yoon?"
Yoongi menggeleng. "Hanya menyampaikan kalau Jungkook lebih baik berhenti menyukai Joohyun noona karena ia sudah punya kekasih."
Karena Yoongi adalah Yoongi. Ia akan lebih memilik untuk berbicara terus terang daripada berbohong. Karena sekecil apapun sebuah kebohongan, itu tetap disebut dengan kebohongan.
"Jungkook akan lebih sakit hati kalau ia memiliki perasaan lebih dalam. Apalagi, kalau melihat tingkah Joohyun yang menyamaratakan semuanya termasuk Jungkook. Gadis itu terlalu rumit, Joon."
Min Yoongi sedang bicara sekarang. Anggota hyung line yang paling blak-blakan kalau bicara dan tak pernah disaring itu membuat semua mulut bungkam, termasuk Namjoon yang awalnya hendak membela Jungkook.
Yoongi memang melakukan hal yang benar, ia hanya salah dalam penyampaiannya karena mungkin terlalu 'kasar' pada seorang anak muda yang baru saja merasakan jatuh cinta. Tapi, Jungkook disini juga bahkan tak bisa menjadi pihak yang salah karena menyukai kekasih orang. Perasaan pada hati siapa yang tahu akan datang kapan dan siapa targetnya? Kalau sudah tahu, bukan cinta namanya. Tapi, hanya sebatas rekayasa layaknya di film-film roman picisan yang akhirnya tak seindah kenyataan.
KAMU SEDANG MEMBACA
They Call It Romance - COMPLETED
Fiksi PenggemarSebab kisah dengan satu pihak saja yang memiliki perasaan terhadap lawannya tetap disebut dengan kisah cinta. Tapi, satu hal. Takdir dan kebetulan itu sesuatu yang berbeda. [ Red Velvet ] Irene as Bae Joohyun, [ BTS ] Jeon Jungkook, [ BTS ] Membe...