Bab XVI : Nothing Last Forever

1.3K 85 13
                                    






Dalam keramaian sebuah rumah sakit, dengan segala aktivitas yang sebenarnya diabaikan, Jungkook berdiri di sana. Memandang kosong ke luar jendela. Hanya berdiri, diam dengan earphone menyumbat lubang telinganya. Lantunan musik yang sengaja ia putar sedikit keras diharap bisa menjernihkan pikirannya.

Tidak ada yang lebih mengganggu isi kepalanya selain hal-hal yang berkaitan dengan Bae Joohyun. Wanita yang sampai saat ini masih memiliki hatinya. Bahkan setelah lima tahun telah berlalu begitu saja. Terlepas dari bertukar kabar yang semakin jarang dan akhirnya menghilang, kesibukan seorang idol seperti yang dilakukan Jungkook tak membuat hatinya melepas nama Bae Joohyun sebagai pemilik.

Karena cintanya terasa seakan tak pernah berakhir untuk gadis itu.

Lima tahun bukan waktu yang sebentar. Ketika satu hari sudah layaknya satu tahun, Jungkook mungkin sudah dinobatkan sebagai salah satu laki-laki paling setia di dunia. Yang membuatnya semakin melebarkan sayap namanya.

Menunggu, mencari tahu, gagal, menunggu lagi, dan berputar begitu. Tak henti mencari tahu soal keberadaan seorang Bae Joohyun yang menghilang setelah pesan terakhir yang dikirim lewat surel. Jungkook bahkan hafal betul isi dari surel terakhir yang ia terima dari wanita itu.

( Kau harus bahagia, dengan atau tanpa aku. Sebab kehidupanmu juga baik-baik saja sebelum kita bertemu. Apapun, tolong hidup dengan baik, Jeon. Sebab aku juga akan baik-baik saja. Aku mencintaimu. Bae Noona mencintaimu, pft. Good luck! )

Kalimat sederhana yang selalu mengingatkannya akan sosok malaikat bernama Bae Joohyun. Membiarkan rindu semakin mengebu bagai abu.

Sampai akhirnya ia dipertemukan kembali dengan si pemilik rindu paling besar.

Dengan sebuah situasi asing yang meremukkan hatinya.

"Dia anakku. Dan aku ibunya."

Bukan perihal gadis kecil yang kini tengah berada di ruang rawat karena baru saja mengalami kecelakaan itu. Tapi, kenapa Joohyun menyembunyikan kehidupannya? Kenapa gadis itu menghilang begitu saja hingga membuat Jungkook hampir gila?

"Jeon Jungkook!"

Sorakan cukup keras menyapa gendang telinganya. Membawa kesadaran yang sejak tadi mengudara bersama lara. Tidak ada yang lebih berisik daripada keenam anggota grup laki-laki bernama BTS itu. Bahkan di rumah sakit pun, mereka tetap membuat keributan.

"Apa yang terjadi? Kenapa kau bisa berada di sini?"

"Sudah periksa dokter? Bagaimana?"

"Kau itu selalu saja ceroboh. Bagian mana yang sakit?"

Dan mereka masih sama. Selalu berisik ketika salah satu terluka.

Jungkook hanya terkekeh dan menggelengkan kepalanya. Sebab dirinya memang tidak terluka. Ia bahkan baik-baik saja. Ditabrak semut pun, semutnya yang terpental.

"Aku baik-baik saja, hyung. Memangnya siapa yang bilang aku kemari karena aku terluka?"

Hening. Dan membiarkan siliran angin berpadu dengan kebisingan suara manusia di sekitarnya. Dan menciptakan kebingungan atas pertanyaan yang diajukan balik oleh pemuda paling muda di antara mereka itu.

"Lalu, siapa yang sakit?"

Pandangan mereka terfokus pada Jungkook yang kini tengah memandang ke arah taman di luar jendela kaca raksasa di hadapannya. Seutas senyum tipis terukir begitu satu nama muncul di pikirannya.

"Jungkook-ah. Maaf membuatmu menung—gu."

Dan sosok itu benar-benar muncul. Tanpa perlu Jungkook katakan, kehadirannya sudah cukup menjadi jawaban atas pertanyaan yang sebelumnya dilontarkan Jimin. Dan membiarkan keterkejutan menyapa. Bersama rasa rindu yang kemudian mengebu menjadi satu.

They Call It Romance - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang