December 21, Winter in Seoul.
Ibarat Matahari dan Bulan yang saling bergantian. Ibarat laut dan benua yang saling berdampingan. Namun, tak bisa bersama. Seperti kisahnya. Jeon Jungkook dengan kisah cintanya yang tersembunyi.
Jatuh cinta pada seorang wanita yang datang pada kehidupannya. Menyukai hal-hal kecil yang ada pada sang wanita adalah sesuatu yang biasa terjadi, bukan? Senyumnya, tawanya, juga setiap tingkah yang menghantui pikiran hingga membuat isi dada bergemuruh tak menentu.
Dirinya yang tanpa diketahui ternyata jatuh pada mariana rasa. Hingga perlahan melangkah menyusun kisahnya sendiri.
Perbedaan usia sudah diabaikannya sejak awal. Sebab usia hanyalah angka yang mengungkap berapa lama seseorang hidup di dunia. Dan bukanlah sesuatu yang perlu dipermasalahkan. Cinta, memangnya siapa yang tahu kapan, dengan siapa dan bagaimana mereka datang? Tidak ada yang tahu. Pun seorang cenayang juga bisa melihat perubahan ketika salah satu dari yang diramal menunjukkan perubahan.
Dinding yang tercipta di antara mereka adalah dinding yang sulit Jungkook hancurkan. Bagaimana menerobos masuk pada hati seorang gadis yang menyukai sesama jenisnya akibat kisah masa lalu yang begitu menuai lara?
Pun begitu, lara yang dirasakan Jungkook malah membuat keadaan semakin sulit. Malah membuat bintangnya semakin sulit untuk dicapai.
"I love you. And in every moment that we share from ups and downs. And smiles and frowns. I realize that. You're a star. That my hand can never reach."
"Bangunlah, Jeon. Kita harus bersiap. Kau bilang kau ingin menemuinya?"
Panggilan dari seseorang dari arah pintu membuat Jeon Jungkook membuka matanya. Kesadarannya telah kembali setelah bergelung dalam kenangan masa lima tahun lalu.
"Aku hanya memejamkan mataku, hyung. Tidak sedang tidur," sahut Jungkook kemudian menegakkan tubuhnya. Meregangkan setiap otot-otot di tubuhnya yang sedikit lemas karena diam di posisi yang sama hampir satu jam.
Dan Park Jimin hanya tersenyum sambil mengacak-acak helai rambut pirang Jungkook. "Bersiaplah. Aku tahu kau pasti sangat menunggu hari ini," katanya, "Meski kita sendiri tidak tahu apakah kita akan berhasil menemukannya atau tidak."
Ya. Ada sebuah upaya pencarian yang dilakukan Jungkook. Bae Joohyun pada akhirnya menghilang dan tidak pernah terdengar beritanya. Sejin yang teman baik Joohyun, Anna yang merupakan sepupu, sampai Im Yoona yang diketahui mengenal dekat Joohyun bahkan mengatakan kalau ia juga tidak pernah mendengar kabar Joohyun lagi. Terakhir ia bertukar pesan bahkan lima tahun lalu, tepatnya ketika BTS melakukan tur dunia dan Joohyun pergi untuk menyapa.
Pencarian yang sudah berlangsung hampir lima tahun itu belum juga menemukan titik terang. Setiap akun media sosial yang menggunakan nama 'Bae Joohyun' atau 'Irene' sudah diperiksanya. Atau sesuatu yang memiliki hubungan dengan Joohyun, Jungkook tak pernah melewatkannya sedikit pun.
Satu yang menjadi alasan kenapa ia masih berdiri di tempat yang sama.
Hatinya telah terkunci. Bahkan setelah lima tahun berlalu dengan hilangnya gadis itu. Ibarat bintang yang meredup akibat kehabisan masa bersinarnya, Jungkook sudah tidak bisa menemukan bintang itu bersinar di kala malam. Begitulah Joohyun di mata Jungkook. Ia tahu bahwa Joohyun kini sedang menjalani kehidupannya. Kehidupan yang tidak diketahui di mana dan bagaimana.
Sebuah tiket pesawat bertuliskan 'Seoul – Tokyo' beserta paspor sudah berada di tangannya. Hanya tinggal menunggu burung besi raksasa itu mengantar Jungkook menuju Haneda untuk melakukan proses pengambilan gambar di season greeting tahun ini. Juga melanjutkan pencarian perihal seorang wanita bernama Bae Joohyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
They Call It Romance - COMPLETED
FanficSebab kisah dengan satu pihak saja yang memiliki perasaan terhadap lawannya tetap disebut dengan kisah cinta. Tapi, satu hal. Takdir dan kebetulan itu sesuatu yang berbeda. [ Red Velvet ] Irene as Bae Joohyun, [ BTS ] Jeon Jungkook, [ BTS ] Membe...