SEPULUH

11.9K 620 57
                                    

Jangan lupa vote and comment ya.
Makasih.



"Udah mainnya?"

"Kenta?" Abel terkejut melihat kenta yang tiba-tiba didepannya.

Kenta dengan kaos putih seperti biasanya.

"Abel nggak main kok, Abel habis belajar sama Arien." Ucap Abel lagi.

"Belajar tuh dirumah bukannya dimall!" Ucap Kenta ketus. "Lo dandan ?" Tanyanya mencibir sambil mengamati wajah Abel.

"Nggak kok, cuma pake lipbalm biar bibir Abel nggak kering." Abel reflek mengusap-usap wajahnya. "Terus apa hubungannya belajar sama dandan Ken"

Kenta diam.

"Nggak ada." Jawabnya dingin.

Ini orang beneran deh! Abel pengin banget mukul Kenta!

Kemudian Kenta berjalan lebih dulu, sementara Abel masih terdiam memperhatikan punggung Kenta. Berharap kenta akan memanggilnya.

'Kenta nggak ngajakin Abel pulang bareng nih?' Batin Abel.

Baru lima langkah Kenta meninggalkannya, Kenta menoleh.

"Ayo pulang, gue anter." ucapnya dingin.

Abel langsung tersenyum. Abel berlari kecil mensejajarkan langkahnya dengan Kenta. Satu langkah Kenta. Sama aja dengan dua langkah Abel. Yah emang begitu, kaki Kenta panjang banget buat Abel. Atau emang Abel yang kependekan.

Diperjalanan pulangnya. Abel menanyakan perihal kasus pemukulannya pada Davin. Tapi Kenta enggan menjawabnya. Ia enggan membahasnya. Kenta hanya menjawabnya dan hanya memilih mencibir Abel.

Kenta menemani Abel didepan rumahnya. Mama Karin sedang pergi ke rumah sakit karena ada panggilan mendesak. Abel memperhatikan jam ditangannya. Baru jam 8 malem.

Abel berdeham. Karena Kenta nggak ngomong apapun dari tadi.

"Kenta..." panggil Abel lirih.

"Hmm..."

"Tadi dimall Kenta lagi sama siapa?"

"Anne"

'Budi dan Pace juga' batin Kenta melanjutkan.

Abel menghela nafasnya pelan. Abel nggak mungkin tanya Kenta ngapain aja di mall kan. Mending Abel cari pertanyaan lain ketimbang sakit ati denger jawaban Kenta.

"Kenta kenapa mukul Davin..."

"Kan tadi gue udah jawab, salah lo. "

"Kok salah Abel sih." Abel menggerutu. " Abel nggak lakuin apa-apa sama Kenta kok"

"Bukan sama gue. Tapi sama si Davin. Lo apain Davin?"

"Abel nggak apa-apain Davin Ken. Emangnya Davin kenapa" Abel memikirkan ucapan Kenta. Karena tidak merasa melakukan apapun pada Davin tentu saja Abel menjawab seadanya pada Kenta.

Hape Kenta berdering sebelum Kenta menjawab ucapan Abel.

"Angkat aja..." Abel menyeruput coklatnya.

Namun bukannya menjawab . Kenta malah mematikan hapenya.

"Kenapa dimatiin Ken, Abel bisa menjauh kok kalo emang itu telEpon penting"

Kenta tidak menjawab ucapan Abel. Ia mengambil cangkir coklat milik Abel tiba-tiba dan mengelap sisa coklat dibibir Abel dengan pelan.

"Salah lo. Karena ngebuat Davin suka sama lo  "

"Tapi Ken, Abel nggak__"

"Dan lo ... cantik. Pake atau nggak pake lipbalm. Tapi kadar kecantikan lo jadi bertambah kalo pake lipbalm. Dan gue, nggak suka liat ada cowok yang liatin lo. Terutama Davin." Kenta selesai mengelap bibir Abel.

KENTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang