"Vin, kenapa diem aja? Abel kan udah minta maaf sama Davin. Davin nggak mau maafin Abel?" Abel sedang berusaha membujuk Davin untuk melupakan perkelahiannya dengan Kenta waktu itu.
Setelah beberapa hari nggak sekolah, akhirnya Davin kembali berangkat kesekolah.
"Bukan lo yang salah Bel. Kenapa lo yang harus minta maaf. Gue yang harusnya minta maaf sama lo. Harusnya gue nggak sms lo kaya gitu. Padahal gue tau, lo pasti nggak tau apa-apa tentamg kejadian kemarin"
"Jadi Davin maafin Abel kan?"
"Kan gue udah bilang. Lo nggak salah apa-apa"
"Kalo gitu maafin Kenta ya" Abel merasa nggak enak banget sama Davin. "Kenta pasti cuma lagi ada masalah aja kok. Makanya dia berbuat kaya gitu."
Davin menatap Abel tak percaya.
"Gue suka heran sama lo Bel. Lo itu udah diputusin Kenta. Kenapa lo mesti ngelakuin ini semua buat Kenta. Atau jangan-jangan lo masih ngarepin Kenta?"
Abel terdiam untuk sesaat. Abel juga nggak tau harus menjawab apa.
"Abel nggak tau Vin" Abel hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Lo liat sendiri kan. Kemana-mana Kenta selalu bareng sama Anne. Kalo emang Kenta mikirin perasaan lo. Kenta nggak mungkin jalan bareng Anne didepan lo. Itu tandanya Kenta nggak pernah mikirin lo sedikitpun Bel. Sorry kalo kata-kata gue menyakiti lo Bel. Gue cuma nggak mau lo terus-terusin mikirin orang yang nggak pernah mikirin lo."
Ucapan Davin emang ada benernya. Semua temen-temen Abel juga udah berkali-kali memperingatkan Abel. Tapi Abel nggak pernah dengerin.
"Gue harap lo nggak lupa. Ada gue disini yang selalu siap buat lo."
"Makasih ya Vin." hanya itu yang bisa Abel ucapkan pada Davin. "Berarti kita damai ya Vin. Abel nggak tenang bawaannya dari kemarin pas belum ketemu Davin"
Davin mendesah pasrah melihat Abel yang begitu baik dimatanya.
"Kita damai. Dengan satu syarat." Ucap Davin mantap.
"Syarat? Syarat apa Vin?"
Abel nggak tau mesti gimana lagi kalo sampai tiba-tiba Davin mengungkit pernyataan cintanya waktu itu sama Abel sebagai syarat damainya.
"Temenenin gue makan mie Ayam tempatnya pak Warno!!"
Abel mendesah lega. Ternyata pikirannya terlalu jauh pada Davin.
"Abel kira apaan!! Yaudah! Abel temenin. Abel yang traktir."
"Janji ya!"
Abel lega, masalahnya dengan Davin selesai dengan cepat. Kalo urusan Kenta, Abel udah nggak tau lagi.
**
Di hotel Angkasa, Kenta sedang menemani papinya makan malam. Beberapa clien penting nampak hadir menemani.
Ia memang sering dibawa pergi oleh papinya untuk urusan seperti ini. Sekedar untuk memperkenalkan dirinya kepada rekan kerja papinya.
Sebagai putra tunggal keluarga pradana. Kenta mana mungkin bisa menolak perintah papinya. Termasuk putusin Abel.
Kenta menyadari jika dirinya berbeda dengan murid-murid lain pada umumnya. Mereka bisa memutuskan apapun sesuka hati mereka. Mereka bahkan bisa menikmati masa sekolah mereka dengan normal. Ia bahkan tidak peduli dengan omongan murid lain tentang sikap menyebalkannya. Kenta tidak peduli.
Diusianya yang masih sangat muda, Kenta sudah mengemban tugas dan tanggung jawab sebagai penerus Pradana. Semuanya telah diatur sedemikian rupa oleh papinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENTA (END)
Teen Fiction14. 10. 18 #fiksi remaja 29.11.18 (completed✅) "Yaudah sih, kan Kenta yang minta putus bukan Abel. Kenapa Kenta masih ngelarang-ngelarang Abel main sama cowok. Lagipula Abel udah ikhlas kok kalo Kenta punya pacar baru." Ucap Abel tanpa memperhatikan...