Reynand 3

5.9K 380 2
                                    

Suara alarm membuat seorang gadis terbangun dari tidurnya. Gadis itu adalah Kanaya Artania Wijaya, Naya mengarahkan pandangannya ke jam yang ada di dinding kamarnya. Jam menunjukkan pukul 06:00, Kanaya berjalan pelan menuju kamar mandi yang ada di kamarnya.

20 menit kemudian, Naya sudah siap dengan seragam yang melekat di tubuhnya. Naya membiarkan rambutnya tergerai dan dia memakai sedikit lipgloss di bibirnya. Ia mengambil sepatu, lalu melangkah keluar menuju lantai bawah.

"Pagi semuaaa!" Naya mencium pipi Mama, Papa, dan Abangnya. Hal itu adalah kebiasaannya setiap pagi.

"Ayo kita sarapan," ucap Wijaya.

Setelah mereka semua sarapan, Naya dan Daffa berpamitan kepada Bella dan Wijaya.
Saat sampai di depan rumah, mata Naya membulat melihat cowok yang sedang duduk di atas motornya dengan tersenyum manis ke arahnya.

"Lo kok ada disini sih?!" tanya Naya.

"Jemput lo lah," jawab Reynand.

"Jemput gue? Perasaan gue gak nyuruh lo jemput gue deh,"

"Daffa yang suruh,"

"Bang, lo kok?!" Naya mengalihkan pandangannya ke arah Daffa. Daffa hanya memberikan cengirannya.

"Hehe, iya Nay gue suruh Rey jemput lo. Karena gue mau jemput Salma." jawab Daffa.

"Sama Rey aja ya dijamin aman kok. Abang duluan," Daffa langsung melajukan motornya meninggalkan Naya yang masih terbengong dibuatnya.

"Bisa-bisanya," gumam Naya menggelengkan kepalanya.

"Woi!" teriak Reynand tepat di telinga Naya.

"Apaan sih?! Gue ga budek kali," ketus Naya.

"Malah bengong aja, ayo berangkat nanti telat."

"Kaya situ ga pernah telat aja," cibir Naya.

"Gue mah telat udah biasa, lo kan belum pernah jadi ya jangan dibiasain telat." ujar Reynand.

"Sok banget!"

Kemudian Naya berlari kecil dan langsung naik ke atas jok motor Reynand.

"Untung lo gak jatoh," ucap Reynand.

"Bawel, ayo berangkat!"

"Pegangan gue mau ngebut!" Reynand mengeraskan suaranya supaya bisa didengar oleh Naya.

"Mau modus ya lo!?" Naya menatap sengit Reynand dari arah samping.

"Terserah kalo gak mau!" Reynand langsung melajukan motornya kencang, hal itu membuat Naya kaget setengah mati dan reflek memeluk Reynand.

Reynand tersenyum di balik helm-nya, dia malah melajukan motornya lebih kencang lagi. Naya semakin mengeratkan pegangannya di pinggang Reynand dan menyembunyikan wajahnya di balik punggung cowok itu. Naya terus mengomel sepanjang perjalanan, Reynand hanya mendengarkan saja setiap omelan Naya.

"Hosh! Hosh! Untung gue ga mati," ucap Naya ketika mereka baru sampai di sekolah.

"Lo mau mati ya?! Kalo mau mati tuh jangan ngajak gue! Mati sendiri sono! Lo kira gue ga takut apa tadi lo naik motor kenceng banget kayak orang kesetanan!" omel Naya.

"Lo juga nyaman kan meluk gue, ya iyalah gue kan pelukable banget." Reynand tertawa pelan.

"Jijik banget! Bilang aja lo mau modus sama gue,"

"Termasuk itu sih,"

"Oh iya nanti jam 10 jangan lupa ke lapangan," Reynand mengacak rambut Naya pelan dan langsung meninggalkan Naya yang masih terbengong melihat apa yang dilakukannya barusan.

REYNANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang