Reynand 22

3.7K 169 1
                                    

Pagi ini, Naya mengantarkan Farel ke bandara. Mereka baru saja sampai 5 menit yang lalu, Orangtua Farel masih berangkat 2 hari lagi. Jadi sekarang Farel berangkat sendiri karena katanya masih ada tugas yang harus diurus disana.

"Muka kamu sedih banget," ucap Farel memecah keheningan diantara mereka.

"Kamu disini sebentar banget Rel, tiba-tiba sekarang udah mau pergi lagi." kata Naya.

"Tapi jangan sedih gitu dong. Senyum dulu,"

Naya pun memperlihatkan senyum manisnya.

"Nay, habis ini kamu jangan sedih lagi karena aku ya. Jaga diri kamu baik-baik, jaga sholatnya, jaga kesehatan kamu, setelah aku pergi nanti jadi gadis yang pintar ya, yang penurut sama Orangtua kamu, nurut sama Abang kamu, gak boleh bandel, jangan inget aku terus karena habis ini aku gak selalu bisa di samping kamu. Lihat di sekeliling kamu, banyak yang sayang sama kamu termasuk cowok yang kemarin itu."

Perkataan Farel tiba-tiba membuat Naya merasakan firasat yang tidak enak.

"Kamu kenapa ngomong gitu sih Rel?" mata Naya mulai berair.

"Aku gak apa-apa kok. Siapa namanya cowok yang kemarin itu?" tanya Farel.

"Reynand,"

"Nah iya, kamu harus baik sama dia jangan sering kamu galakin. Sahabatan aja sama dia kayak kamu sama aku begini, aku yakin dia cowok baik, dia sayang banget sama kamu Nay. Aku bisa lihat itu dari matanya, perlakuin dia kayak cara kamu sama aku begini. Terus jangan sedih lagi setelah aku tinggal habis ini. Aku minta itu sama kamu," Farel tersenyum sangat manis di akhir kalimatnya.

Air mata Naya langsung turun begitu saja, tidak biasanya Farel berkata seperti ini. Firasatnya sangat tidak enak.

"Jangan nangis, kamu mau kan menuhin permintaan aku itu?" tanya Farel sambil mengusap air mata Naya.

"Kamu kenapa sih ngomong begini? Kayak mau pergi jauh aja,"

"Aku gak apa-apa Nay, kan emang aku mau pergi jauh ke Inggris."

"Mau kan menuhin permintaan aku?"

"Aku usahain," jawab Naya.

Farel tersenyum, dia melihat jam di pergelangan tangannya lalu menatap Naya.

"Habis ini pesawat yang aku tumpangin udah mau take off, mau peluk aku gak?" tawar Farel.

Naya langsung memeluk Farel dengan erat, sangat erat. Seolah-olah mereka tidak akan pernah bertemu lagi. Orang-orang yang berada di sekitar mereka hanya tersenyum melihat kedua remaja itu.

"Jangan pergi, Rel." lirih Naya.

"Aku harus pergi Nay, aku kan juga sekolah disana." Farel mengelus lembut rambut Naya.

"Tapi kamu janji habis itu kamu bakal kesini lagi ya?"

"Iya Nay, aku janji."

Tak lama terdengar pemberitahuan bahwa pesawat yang ditumpangi Farel akan segera take off. Mereka melepas pelukannya lalu saling menatap satu sama lain.

"Inget pesan aku tadi ya," kata Farel.

Naya menganggukkan kepalanya dengan cepat.

"Jangan nangis terus. Nanti gak cantik lagi kamu,"

"Kamu jaga diri baik-baik ya Rel. Aku sayang kamu," kata Naya.

"Iya Nay, aku juga sayang kamu, sebagai sahabat."

Lalu keduanya tertawa.

"Aku berangkat dulu ya," kata Farel.

Naya langsung memeluk Farel dengan erat.

REYNANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang