Reynand 13

4.1K 205 2
                                    

Tak terasa, UAS akhirnya selesai juga. Dan hari yang ditunggu-tunggu oleh semua pelajar akan segera tiba, yaitu hari libur. Tak banyak juga, yang sedang tegang karena sebentar lagi pembagian raport. Tapi itu tidak berlaku bagi kelima cowok yang kini sedang berkumpul di rooftop sekolah.

"Akhirnya habis ini libur juga," ujar Adrian.

"Libur mulu otak lo, nilai tuh pikirin!" ketus Reynand.

"Kita udah pinter, jadi selow aja."

"Karena ku selow, sungguh selow, sangat selow, tetap selow, santai, santai." sambung Nathan dengan bernyanyi.

"Punya temen kok goblok amat," kata Daffa.

"Jangan selow terus, semester 2 itu kita sibuk-sibuknya. Mulai pemantapan juga, bimbingan, banyak ujian-ujian yang harus kita lakuin." kata Gerald.

"Termasuk ujian hidup hahahah," celetuk Adrian.

"Iya juga ya, gak kerasa kita udah mau ninggalin sekolah ini. Mau nempuh masa depan kita masing-masing, dengan tempat, orang, dan lingkungan yang berbeda pastinya." sambung Daffa.

"Jadi khusus buat kita juga, kurangin lah bandelnya, udah gede juga kan masa masih mau bikin guru geram karena tingkah kita." Reynand tertawa pelan.

"Masih lama woi masih lama," celetuk Nathan.

"Iya! Jangan pada mewek dah lo pada," sambung Adrian.

"Oke-oke," kata Gerald seraya tertawa pelan.

Tak lama, terdengar suara langkah kaki mendekat ke arah mereka berlima.

"Woi!" teriak Alena.

Kelimanya langsung menoleh, ternyata yang mengampirinya adalah Kanaya dkk.

"Kalian ngapain ke sini?" tanya Daffa.

"Kita kesepian Daf, gak tau mau kemana. Terus pas jalan-jalan kepikiran rooftop yaudah kita kesini. Eh ternyata ada kalian," Salma nyengir.

"Yaudah gabung aja sini," kata Daffa sambil menarik tangan Salma.

Akhirnya kelimanya duduk menggerombol bersama mereka. Tapi sedari tadi, Reynand terus saja diam dan memperhatikan Naya. Naya juga sadar bahwa sepertinya ada yang memperhatikannya dari tadi.

Lalu Naya menolehkan kepalanya ke samping.

"Ngapain lo merhatiin gue terus?!" tanya Naya.

Reynand bangkit dari duduknya, dia menarik pergelangan tangan Naya dan membuat Naya otomatis langsung berdiri. Dia menarik Naya untuk menjauh dari teman-temannya.

"Lepas dong!" teriak Naya.

Reynand tidak menggubris, dia justru mengeratkan genggamannya dan mengajak Naya pergi dari rooftop itu. Naya terus meronta untuk melepaskan genggaman tangan Reynand, namun tenaganya kalah dengan tenaga Reynand. Akhirnya dia hanya bisa pasrah akan kemana Reynand membawanya.

Ternyata Reynand membawanya ke taman belakang sekolah.

"Ngapain kita kesini?" tanya Naya bingung.

"Gue mau ngomong sama lo,"

"Duduk dulu Nay," kata Reynand.

Naya pun duduk di salah satu kursi taman itu.

"Nay gue mau mulai hari ini kita temenan ya. Gue rasa juga gak ada faedahnya tiap hari kita debat gak jelas. Terus kata orang juga kalo keseringan berantem itu lama-lama jadi suka," ujar Reynand sambil nyengir.

"Hah? Gak salah denger gue? Lo mau kita temenan? Ogah gak mau gue!" tolak Naya.

"Temenan doang masa lo gak mau sih?" tanya Reynand.

REYNANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang