Part 5

3.1K 296 32
                                    

Happy Reading
..

Sepulang sekolah, Rizky tidak menunggu jemputannya seperti biasa. Rizky malah naik angkot menuju ke suatu tempat.

Rizky berhenti tepat di depan TPU di daerah Padang Bulan. Masih seperti biasa, kaki, dan sekujur tubuh Rizky selalu bergetar hebat setiap kali menyambangi TPU tersebut.

Rizky berjalan menuju makam yang ia tuju, makam Faya.

"Fay," ucap Rizky lirih.

Tubuh Rizky merosot ke tanah.

"FAYA!!!!" Rizky berteriak meluapkan semua emosi yang tertimbun dalam dadanya.

Faya memiliki tempat spesial di hati Rizky, pacar pertama dan terakhir Rizky sampai saat ini.

Faya dan Rizky dulunya satu sekolah, dan di sana lah mereka memulai suatu hubungan lebih.

Naas Faya beberapa tahun silam ditemukan tewas bunuh diri, selain itu pukulan telak datang silih berganti  menghampiri Rizky, terkuak alasan Faya bunuh diri tidak lain dan tidak bukan adalah karena Papa Rizky yang hypersex.

Dua hari sebelum Faya bunuh diri, Faya sempat datang ke rumah Rizky. Akan tetapi pada saat itu, Rizky tidak ada di rumah, yang ada hanya Papa Rizky dan asisten rumah tangga. Entah setan apa yang merasuki Papa Rizky sampai tega merenggut kesucian yang mati-matian Faya jaga selama ini, harta paling berharga Faya sebagai seorang gadis.

Setelah hari itu Faya menghilang dari peredaran, Rizky dan keluarga Faya kelimpungan mencari kebaradaan Faya.

Sekitar dua hari kemudian, Faya ditemukan dalam keadaan mengenaskan di halaman belakang rumah lama Faya, yang sudah lama tidak berpenghuni. Jasad Faya sudah membusuk, terdapat beberapa sayatan di pergelangan tangannya.

Di samping Faya ada sepucuk surat yang tergeletak, yang isinya menjelaskan semua apa yang terjadi. Faya menuliskan di akhir surat kalau ia menyerah.

Semenjak itu kehidupan Rizky yang sebenarnya sudah nyaris hancur, semakin hancur hingga Rizky sampai pada titik ini, mati rasa.

Mulai sejak itu Rizky tidak bisa mempercayai siapa-siapa lagi, karena Rizky merasa sudah cukup rasa sakit yang ia rasakan karena dikecewakan oleh Papa dan Mamanya sampai titik terendah.

Jika bukan karena iman dihati, mungkin sudah sejak lama Rizky mengakhiri hidupnya. Dia bukan hanya terlahir dari keluarga broken home saja, tapi lebih dari itu. Rizky bahkan terkadang jijik dengan dirinya sendiri.

"Faya aku ketemu gadis itu lagi, gadis yang wajahnya sama persis kayak kamu," Rizky mulai lebih tenang.

"Aku jadi tambah rindu sama kamu Fay," ucap Rizky lagi.
...

Nai hari ini menikmati waktu qualty timenya yang sangat berharga dengan Daniel, akhir-akhir ini mereka sudah jarang jalan berdua. Dikarenakan kesibukan masing-masing.

"Gimana Paok ngajarnya? Kau digoda-goda gak. Kalau iya sepakkan langsung," ucap Daniel.

"Ih manggil Paonya jangan pake 'K' juga dong, kan artinya dah lain. Paok artinya kan bodoh aiss, tega kali emang." Nai mengerucutkan bibirnya.

"Lah betul kan emang adanya paok-paokmu, mana longor lagi." Daniel tertawa renyah.

Paok dan longor itu sendiri dalam bahasa Medan artinya, bodoh, payah dan sejenisnya.

"Longor-longor gini juga kau cinta, gimana kalau gak longor, ya cari cowok lain yang lebih ganteng lah aku." Nai nyengir kuda.

"Yang buat aku cinta kan longormu itu, mana polos-polos minta ditabok lagi." Daniel mengacak-acak jilbab Nai dengan pergerakan lembut. Nai memberengut kesal

"Jadi gimana Bakpao, ada gak yang goda-goda kau di sekolah?" tanya Daniel.

"Wess banyaklah, orang cantik mah gitu, pesonanya nyebar kemana-mana." jawab Nai sambil mengibas-ibaskan jilbabnya dengan gaya ala-ala.

"Terus kau bilang lah status kau jomblo sama mereka?"

"Weh jelas lah, kalau lagi dekat kau ajanya statusku gak jomblo. Di tempat lain, udah lain cerita." Nai tertawa renyah.

"Besok nikah ajalah kita yuk, kayaknya dah cocok. KUA besok buka kan? Sumpah udah greget kali aku."

"Gak papa Bos, mahar 100 juta letak sini. Hari ini pun jadi." Nai mengedipkan sebelah matanya.

"Pala kau itu. Sayangku, cintaku, intan berlianku, permata hatiku sekali lagi kalau misal kau ditanya udah punya pacar apa belum, jawabnya gini aja 'Anakku dah 3 di rumah' Jangan pulak kau kecentilan." Daniel menyentil dahi Nai.

"Wes suka kali aku kalau udah cemburu si Bos ini, berasa naik dua kali lipat kadar kecantikanku." Nai lagi-lagi tertawa renyah.

"Eh kau mau mesen apa jadi, kita udah diliatin ama pelayannya dari tadi. Dikira kita mau numpang duduk kali ya," ucap Daniel.

"Aku mau nasi ayam geprek level 7, Thai tea, sop duren, sama risol ayamnya deng," jawab Nai.

"Aduh itu perut apa gentongan Mbak," ledek Daniel.

"Yang penting perut kenyang, ditraktir sama pacar tercinta lagi. Barokah kali widih."

Nai sama sekali tidak tersinggung dengan ucapan Daniel tadi, karena begitulah gaya pecaran mereka selama 5 tahun ini.

Setelah itu Daniel memesan makanan yang meraka pilih kepada pelayan.

"Eh teringatnya, besok aku ke Jakarta yak. Nanti kau kecarian kalau gak ku kasi tau, aku ada kerjaan dadakan di sana."

"Enak lah ko, jalan-jalan aja kerjanya. Awak apalah."

"Siapa suruh kau jadi guru,"ledek Daniel.

"Tapi cita-cita ku kan mau mencerdaskan anak bangsa, dan anak-anak kita kelak sayangku." Nai tertawa geli setelah mengatakan hal itu.

"Jadi pengen ku cubit ginjal kau jadinya iya, gemes aku Nai."

"Aku kan emang menggemaskan." Nai mengedipkan matanya.

"Untung kali lah aku udah cinta." Daniel geleng-geleng kepala.

"I love you too," jawab Nai spontan.

"Ayoklah abis ini mau belanja apa?" ucap Daniel.

"Ini yang ditunggu-tunggu sedari tadi, masuk juga pancingannya." Nai jadi heboh sendiri.

"Yaudah sih maksudnya kan belanja ya belanja aja, biar ku kawani." Daniel tersenyum jahil.

"Gak usah kawani pun gak papa, asli. Dompet Babang aja yang ngawani aku belanja, cocok? Cocok kali."

"Hahha longorku yang satu ini emang gemesin banget, pengen ku gonikan aja bawaanya. Iya iya kita nanti belanja, udah lama juga kan kau gak ku kasi nafkah."

"Terbaik, besok sampai bulan depan aku gak minta apa-apa lagi deh. Janji? Aku kan matre kadang-kadang ajanya." Mata Nai berbinar.

"Siapa bilang kau matre? Enggak kok. Kau itu pacar paket hemat." Daniel lagi-lagi tertawa renyah.

Hal seperti ini lah yang membuat Daniel bertahan  selama ini bersama Nai, bahkan Daniel tidak ada niatan mau menoleh ke lain hati lagi. Nai bagi Daniel adalah paket komplit, Nai memang tidak anggun layaknya wanita-wanita anggun lainnya, tidak glamour, jauh dari kata kalem dan lemah lembut, jauh dari kata imut-imut manja.

Nai selalu tampil apa adanya, apa yang Nai rasakan itu yang dia sampaikan. Nai tidak pernah ambil pusing dengan penilaian orang lain, Nai ya begini adanya. Nai bukan tipekal orang yang mau berubah jadi orang lain demi sebuah penilaian dari orang lain.

Daniel juga merasa tidak pernah merasa kehabisan topik pembicaraan ketika bersama Nai, karena bersama Nai pembahasan yang awalnya lurus saja ujung-ujungnya bisa bercabang kemana-mana, dan tidak pernah berakhir dengan pembicaraan yang serius.
..

Tbc

Jangan lupa Vote dan Coment😊

Btw ini latar tempatnya  kebetulan di Medan, kebiasaan orang menyebut orang lain yang pantes dipanggil kamu itu memang dengan sebutan Kau, jarang orang medan manggil dengan sebutan kamu kalau bukan dalam situasi formal. Nah kalau panggilan gue lu, gak berlaku di medan ini Lae😂 Medannya ini, bukan....

RI-NAI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang