Part 18

2.7K 268 55
                                    

Happy Reading
...

Nai sebelum diwisuda sebagai Magister Pendidikan, bekerja sebagai Asisten Dosen di Universitas yang menjadi almamaternya. Sebelum menjadi Asisten Dosen Nai pernah jadi seorang guru di Sekolah Menengah Pertama Darmawangsa kurang lebih 3 tahun. Setelahnya Nai mencoba peruntungan menjadi Asisten Dosen, selain itu Nai juga melanjutkan pendidikannya ke jenjang S-2.

Hari ini, Nai resmi diangkat menjadi Dosen tetap di jurusan PPKn UNIMED, bukan lagi sebagai Asisten Dosen.

"Fitra ngapain sih pake acara jemput-jemput segala." Nai mengomel.

"Kan sekalian Kak, satu arah juga." Fitra tersenyum sangat manis.

"Tapi gak enak tau keliatannya, masa Mahasisswa berangkat ke Kampus sama Dosennya."

"Ya gak papa lah Kak, hidup ini gak melulu dengerin apa kata orang Kak."

"Makin pande aja jawabnya," cibir Nai.

Walaupun kesal dengan kedatangan Fitra ke rumahnya pagi ini, nyatanya Nai tetep masuk ke dalam mobil Fitra, ikut nebeng ke Kampus bersama Fitra.

"Kak jawaban Yes or No nya kapan ini, Fitra nungguin loh."

"Males ih bales itu lagi, itu lagi. Jawabannya No. Kamu itu cuma aku anggap adik kecil yang lucu dan menggemaskan Ra."

"Dianggap jadi calon suami yang lucu dan menggemaskan juga boleh banget Kak," jawab Fitra.

"Bacot," jawab Nai.

"Beneran ditolak nih?" tanya Fitra.

"Udah berapa kali Kakak bilang, cari wanita yang sepantaran umurnya sama kamu Dek, atau wanita yang umurnya di bawah kamu."

"Kakak masih nungguin Bang Rizky? Gimana kalau dia udah nikah. Hayoloh," ucap Fitra.

"Gak nungguin kok," elak Nai.

"Tapi menanti," ucap Fitra.

"Ish. Adek!" Nai berdecak kesal.

"Kalau dia gak pulang-pulang? Ngalahin rekor Bang toyib?" tanya Fitra lagi.

"Cerewet banget sih, nanya-nanya aja dari tadi."

"Yaelah, nembak salah. Nanya salah juga! Jadi benernya seorang Fitra di mata Kakak, kapan?" gerutu Fitra.

"Kalau kamu diem, Adekku."

"Oke!" jawab Fitra dengan nada kesal.

"Uluh-uluh, udah fokus nyetir aja nanti kita terlambat." .

Hingga hari ini Fitra tidak berhenti untuk mendekati Nai, walaupun yang ia dapat selalu sebuah penolakan.
...

Rizky memejamkan matanya, meresapi udara Kota Medan. Kota kelahiran yang 7 Tahun terakhir ini ia tinggalkan.

Hari ini, Rizky kembali menginjakkan kaki di tanah kelahirannya, tanah yang menyimpan banyak kenangan.

Rizky kembali ke Indonesia dikarenakan ia mendapat kabar bahwa Mamanya sakit parah, dan memiliki keinginan bertemu dengan dirinya.

Walaupun Mamanya sering membuat Rizky kecewa, tapi Rizky masih menyimpan rasa cinta dan sayang yang besar kepada Mamanya. Seberapa seringpun Rizky ingin menutup diri dari kehidupan Mamanya secara utuh, di waktu yang sama hati Rizky menolak. Rizky tidak pernah berhasil membenci dan bersikap tidak peduli kepada Mamanya.

Rizky memutuskan untuk tinggal di rumah Fitra selama ia berada di Medan, dari dulu rumah Fitra selalu menjadi tempat pelarian Rizky, rumah yang menjadi tujuannya untuk pulang kala ia kehilangan arah.
...

RI-NAI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang