PART 4

113 12 0
                                    

Hari minggu adalah hari yang selalu ditunggu tunggu oleh Zahra. Karena keluarga Zahra melakukan weekend ke pantai sebulan sekali.
Abang Zahra baru saja mendapat SIM A. Jadi kali ini abangnya yang menyetir mobil. Seperti biasa mereka selalu melakukan karaoke di dalam mobil. Untuk menghilangkan rasa sakit dihati Zahra, ia menyanyi seperti orang gila

"JIKA AKU BUKAN JALANMU, KU BERHENTI MENGHARAPKANMU, JIKA AKU MEMANG TERCIPTA UNTUKMU, KU KAN MEMILIKIMU, JODOH PASTI BERTEMUUUUUUUU....UUUUUU" suara Zahra semakin tak terkendali.

"Oiii Dek, nyanyi itu yang merdu sikit napa. Sakit telinga abang gini" abang Zahra mulai tak tahan dengan suara Zahra.

"Iya Dek, kalau gak pandai nyanyi, gak usah nyanyi" sahut kakaknya.

"Zahra Zahra, kemarin di sekolah gagal ikut paduan suara ya, nak?" ledek Ayah.

"Okelah, Zahra diam aja" Zahra mengalah.

Setelah menempuh perjalanan selama satu jam. Akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Namun karena weekend, pantai jadi penuh. Secara tidak sengaja mereka bertemu dengan keluarga Pak Ismail.

"Sepertinya itu keluarga pak Ismail" kata kakak Zahra.

Zahra terkejut dengan perkataan kakaknya. Tentu saja kalau ada keluarga pak Ismail, berarti seluruh keluarganya ikut juga. Dan Zahra juga melihat Zayyan yang sedang duduk di ayunan. Kemudian Ayah Zahra turun dari mobil dan menghampiri pak Ismail.

"Hai, Adi. Disini juga? Sama siapa pergi?" sapa pak Ismail ketika melihat Ayah Zahra datang menghampiri.

"Iya, itu sama keluarga. Lagi cari tempat, tapi penuh semua" kata Ayah Zahra.

"Ohhh pas banget. Gabung aja disini. Masih laus kok" kata Ayah Zayyan memberikan saran.

"Ohh boleh juga" Ayah Zahra menerima saran dari Ayah Zayyan.

"Rikooo" teriak Ayah Zahra memanggil anak tertuanya.
"Letak mobil nya disini aja nak, kita gabung sama pak Ismail" Ayah Zahra memberikan perintah.

Zahra yang berada dalam mobil mendengar apa yang dikatakan oleh Ayahnya. Ia sangat terkejut. Mau tak mau ia harus berhadapan dengan Zayyan. Padahal ia masih merasakan rasa malu yang terjadi padanya tempo hari. Namun ia bisa mengontrol dirinya dengan baik. Semua yang berada di dalam mobil turun satu per satu. Dan Zahra turun paling terakhir.

"Zahra, bantu kakak sama abang angkat barang ya, nak" mama Zahra memberikan perintah.

"Iya, Ma" sahut Zahra

"Bawa tikar aja, dek" bang Riko memberikan perintah.

"Oke" sahut Zahra.

Terlihat ringan, namun ketika diangkat sangat berat. Dan Zahra tak sanggup mengangkatnya.

"Ini tikar kok berat banget ya, ahh si abang, jahat banget sih disuruh angkat yang ini" Zahra mulai kesal.

Lalu bunda Zayyan melihat Zahra yang kesusahan mengangkat tikar itu.

"Zayyan, bantuin Zahra sebentar, nak" Bunda Zayyan memberikan perintah kepada Zayyan.

"Iya, Bunda" sahut Zayyan.

Zahra sangat terkejut. Ia tak menyangka bahwa ia akan dibantu oleh Zayyan. Lalu Zayyan datang menghampiri.

"Ini yang diangkat? Sini biar aku aja yang angkat" kata Zayyan memberikan bantuan secara dingin.

Zahra hanya bisa mengangguk dan tak bisa berkata apa apa. Dalam hati Zahra sangat senang. Namun ia sedih, karena terlihat dari wajah Zayyan bahwa ia seperti tak ikhlas menolongnya.

RAYYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang