Hari pertama tes pun selesai. Kemudian dilanjutkan di hari kedua untuk tes fisik. Tes yang di lakukan adalah lari mengelilingi sekolah sebanyak 3 kali putaran untuk cewek dan 5 kali putaran untuk cowok. Nomor tes Zahra berkisar antara 1-100, sedangkan nomor tes Zayyan berkisar antara 101-200. Zahra mengikuti tes di gelombang pertama hari ini sedangkan Zayyan di gelombang kedua esok hari. Jadi Zahra dan Zayyan tidak dipertemukan di hari yang sama.
Zahra sangat bersemangat mengikuti tes ini. Ia sangat antusias agar bisa lulus di SMA Bandung ini. Saat akan berlari, panitia membagi grup. Setiap grup terdiri 10 orang. Berbeda dengan grup Zahra, mereka terdiri dari 15 orang. Mau tidak mau Zahra harus menerimanya dan tetap semangat.
Saat dimulai, Zahra sangat bersemangat. Ia mengeluarkan semua tenaganya saat awal lari. Ia tidak tau, jika ia mengeluarkan tenaganya terlalu awal ia akan mudah kelelahan. Namun itu tak terfikirkan olehnya. Saat ia mulai kelelahan, ia mulai berlari kecil bahkan ia juga berjalan. Lalu tiba tiba lewat pelari lainnya di depannya, Zahra tidak mau terkalahkan, ia kembali mengeluarkan tenaganya, sampai akhirnya ia sampai ke garis finish. Ia berada di posisi ketiga. Ia sangat bersyukur ia tidak pingsan. Lalu saat ia ingin duduk, ia merasa kakinya bergemetaran karena sudah lelah dan tenaganya mulai habis.
"Duduk dulu, Zahra" kata Bu Liza sambil memberikan sebotol air mineral.
"Terima Kasih, Bu"
"Semangat sekali Zahra ya, ibu kagum sama Zahra, gak kaya Caca yang terlalu lambat waktu lari" puji Bu Liza sambil menyindir anaknya.
"Ahh ibu. Bisa aja" sahut Zahra sambil malu malu.
Setelah 15 menit beristirahat.
"Yuk kita pulang" ajak Bu Liza."Ayo" sahut Caca dan Zahra bersamaan.
Saat berjalan, Zahra masih kelihatan berjalan seperti orang pincang. Kakinya masih bergemetaran.
"Kenapa, Ra? Masih sakit kakinya?" Tanya Caca.
"Iya, nih, Ca"
"Kamu sih, terlalu bersemangat" sindir Caca.
"Ahh kamu Ca. Bukannya nolongin aku, malah kamu sindir aku" sahut Zahra.
"Yaudah deh, sini aku tolongin kamu jalan" akhirnya Caca menopang tubuh Zahra.
Bu Liza yang duluan jalan di depan, saat melihat kebelakang,
"Lohh, Zahra kakinya kenapa?" tanya Bu Liza.
"Ini Bu, Zahra kan terlu bersemangat tadi, terus kakinya jadi sakit deh" sahut Caca.
"Hahah, gak apa apa kok, Bu" sambung Zahra.
"Yaudah yuk masuk dulu ke dalam mobil. Nanti kita obati dirumah. Karena kondisi Zahra seperti ini, kita pulang ke Jakarta besok aja" kata Bu Liza.
"Oke Bu"
***
Akhirnya mereka sampai ke rumah. Zahra langsung mandi. Setelah mandi ia sangat kelelahan dan memilih untuk tidur duluan setelah makan malam.
"Zahra" panggil Bu Liza.
"Iya bu" sahut Zahra.
"Sudah makan, nak?"
"Sudah Bu"
"Sudah packing?"
"Sudah Bu.
"Zahra capek banget ya?"
"Iya bu, Capek banget tadi habis lari keluarin semua tenaga"
"Yaudah deh, istirahat terus"
"Oke Bu. Terima kasih"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYYAN
Teen FictionSuka dan Cinta itu fitrah. Setiap manusia pasti memilikinya. Namun bagaimana jika cinta itu terjadi dengan tetangga sendiri? Inilah kisah cinta Zahra kepada Zayyan Written by rzqmaulidarahmi Cover by alwanisfey