Pagi hari yang cerah, membuat Zahra, Kia, Sasa, dan Dian bersemangat untuk berolahraga di perkarangan penginapan.
"Jalan jalan yuk, cari udara pagi" ajak Sasa.
"Yuk yuk, cuacanya bagus banget" kata Zahra.
"Ayoo" sahut Kia dan Dian bersamaan.
Mereka jalan jalan sambil menikmati udara segar di Bandung. Tanpa sengaja, mereka bertemu dengan Zayyan dan beberapa temannya yang juga sedang jalan jalan pagi, dan mereka berhenti ditepi bukit.
"Ehh jalan kesana yuk" ajak Kia.
Kia menunjuk arah dimana Zayyan sedang bersantai bersama temannya.
"Ahh, ngapain sih kesana. Kan masih ada arah jalan yang lain" kata Zahra.
"Sepertinya pemandangan di situ bagus banget, kita bisa foto foto juga" kata Kia.
"Iya betul itu. Yuk Kia, kita kesana. Jangan pula kita menyesal kemudian" kata Sasa. "Dian, kamu mau ikut? Atau mau temani Zahra ke arah lain?" tanya Sasa.
"Aku ikut kalian aja deh" sahut Dian.
"Ahh kalian, yaudah deh aku ikut kalian aja, tungguin aku dong" kata Zahra.
Sebenarnya mereka hanya ingin mengerjai Zahra saja, agar ia bisa berjumpa dengan Zayyan. Kemudian mereka sampai dan berdiri bersebelahan dengan Zayyan dan teman temannya.
"Bagus banget ya udara di Bandung ini" seru Sasa.
"Iya ya, seperti suasana hati dua orang saling suka namun gengsi" sambung Kia.
Suara Kia dan Sasa sangat keras. Tentu saja sekelompok orang yang disampingnya mendengarnya. Ya Zayyan sudah menyimak perkataan mereka. Namun ia pura pura tidak mendengar.
Zahra hanya terdiam. Pandangannya kosong. Fikirannya sudah melayang kemana mana. Ia memikirkan mengapa ia selalu menghadapi hari yang sulit. Mengapa ia harus mempunyai teman yang tidak bisa menolongnya untuk move on.
Zahra sesekali melirik Zayyan. Namun Zayyan tidak memperhatikan Zahra. Ia hanya melihat alam disekitarnya.
"Balik yuk" ajak Zayyan kepada temannya.
"Yaudah yuk" sahut salah seorang temannya.
Lalu mereka pergi dan meninggalkan sekelompok cewek cewek itu.
"Kita balik juga yuk" sambung Kia.
"Ngapain sih cepat banget baliknya. Kan kita belum foto foto" kata Zahra.
"Bentar lagi mau berangkat pulang. Kita harus bersiap siap" kata Kia.
"Ahh iya, yuk kita balik" ajak Dian.
Mereka akhirnya balik ke penginapan beriringan dengan Zayyan dan teman temannya.
"Kenapa sih harus beriringan jalannya. Kan kita bisa dibelakang" kata Zahra.
Tak ada sahutan apa apa dari teman temannya itu. Mereka sangat senang bisa mengerjai Zahra. Zahra sangat kesal ia tidak diperdulikan. Lalu ia berlari dan meninggalkan temannya yang jalannya sangat lambat.
Lalu Zahra terlebih dahulu yang sampai ke kamar penginapan. Lalu ia bergegas mandi. Setelah ia mandi, barulah temannya sampai.
"Ra, kamu udah siap?" tanya Dian.
"Udah" jawab Zahra dengan dingin.
"Cepat ya, Ra" sahut Sasa.
"Iya" jawab Zahra dengan cuek.
"Zahra, kok kamu jadi cuek sih?" tanya Kia.
"Gak tau, pikir aja sendiri" jawab Zahra.
"Lho, kami gak tau masalahnya apa kalau kamu jadi cuek gini" sahut Kia seperti tidak mengerti kesalahan yang telah ia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYYAN
Teen FictionSuka dan Cinta itu fitrah. Setiap manusia pasti memilikinya. Namun bagaimana jika cinta itu terjadi dengan tetangga sendiri? Inilah kisah cinta Zahra kepada Zayyan Written by rzqmaulidarahmi Cover by alwanisfey