"Sohyun?"Sohyun terbengong cukup lama. Pikirannya menguap tak berarti ketika Taeyong menobatkan dirinya sebagai seorang 'calon tunangan'. Lalu, yang jadi masalah adalah 'Mengapa tiba-tiba sekali? Apa dia bercanda? Apa Taeyong sengaja mengerjai Sohyun?'
Rupanya tidak.
"Sohyun? Nak? Apa yang kau lamunkan?"
Fokus Sohyun pun kembali saat Mama Taeyong memanggilnya. Mereka masih berada di restoran, di mall yang sama. Taeyong duduk di sebelahnya, sehingga mamanya bebas menatap dua pasang mata Sohyun dan Taeyong secara bergantian. Perasaan Sohyun menjadi tidak enak. Mama Taeyong sendiri lah yang menginginkan perjodohan ini. Meskipun pada faktanya, keluarga Lee tak mengenali latar belakang Kim Sohyun. Mereka bahkan tak mempermasalahkan hal itu.
"Sohyun, Bibi rasa hanya kau yang bisa mengubah Taeyong. Bibi mohon.. ini permintaan Bibi dan suami Bibi. Anggap saja sebagai balas budi telah menerimamu di rumah kami selama ini, kau mau memenuhinya."
"Tapi, Bibi.. kalian tidak mengenalku. Aku hanya gadis asing."
"Dia benar, Ma. Apa masuk akal kalau aku ditunangkan dengan orang yang baru beberapa hari kukenal??"
"Siapa tahu.. dia beneran laki-laki seperti dugaanku."
Taeyong merasa geli jika ia harus menikah dengan laki-laki. Hey! Apa Taeyong berpikir sampai ke arah pernikahan?
Taeyong mulai gila!
"Bi.."
Sohyun melepas kembali suaranya. Kali ini lebih serius. Awalnya, ia kira semua ini lelucon.
"Saya berterima kasih karena Bibi dan Tuan Lee berbaik hati menampung saya. Tetapi, maaf. Saya tidak bisa menjadi tunangan Taeyong. Saya tidak bisa dijodohkan dengan orang yang tidak saya cintai."
"Lihat, Ma! Gadis ini memang tidak tau balas budi. Dia secara terang-terangan menolakku! Sebaiknya, usir saja dari rumah!"
Sohyun tidak terkejut oleh sikap Taeyong yang menjadi kasar. Beberapa waktu lalu, Taeyong menyelamatkan Sohyun dari keberadaan Chan. Taeyong juga terlihat biasa saja saat mengatakan bahwa ia adalah calon tunangannya. Taeyong itu pandai bermuka dua. Walau tak sampai satu bulan Sohyun mendiami rumah keluarga Lee, dirinya langsung tau sifat dan karakter masing-masing anggota keluarga.
"Taeyong! Jaga sikapmu! Tak baik kasar pada perempuan! Apa Mama mengajarkanmu begitu?"
"Pergilah ke mobil duluan! Mama masih ada perlu dengan Sohyun."
"Ck."
Taeyong tak lagi membantah. Dengan kasar, ia mendorong kursinya ke belakang dan bergerak meninggalkan meja. Tak lama setelah punggung Taeyong tak tampak, mamanya menggenggam kedua tangan Sohyun erat penuh harapan.
"Sohyun, sekali lagi. Bibi mohon, pertimbangkan permintaan Bibi dan Tuan Lee baik-baik. Kami sadar, semenjak keberadaanmu di rumah kami, Taeyong menjadi semakin penurut."
"Tapi, Bi.."
"Bibi akan beri waktu satu minggu, untukmu dan Taeyong saling mengenal. Ya?? Tolong kabulkan permintaan Bibi, Sohyun?"
Sohyun menunduk resah. Apa yang harus ia jawab? Seminggu bukanlah waktu yang matang baginya untuk mengenal secara mendalam seorang pria. Terutama, ini menyangkut masa depannya. Ia tak mau masa depannya hancur gara-gara salah langkah.
"Baiklah, Bi. Beri aku satu minggu.. setelah itu, aku akan memberikan keputusanku."
"Syukurlah. Terima kasih, Nak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Manly Mate ✔
Historia Corta#54 in Short Story [11012019] #180 in Short Story [09112018] #192 in Short Story [06112018] Lee Taeyong, yang notabene-nya cowok keren dan playboy satu kampus harus dijodohin sama cewek manly, sombong, dan dingin yang dipungut mamanya dari jalanan...