18

1K 170 9
                                    


"Kemana sih dia? Kemarin-kemarin aku telat dia yang marah, sekarang giliran dia sendiri yang telat.. awas saja!"

Taeyong mondar-mandir di sisi mobilnya hampir setengah jam. Kini ia sedang menunggu kedatangan Sohyun di jalanan biasa mereka saling menunggu. Namun, tak ada tanda-tanda gadis itu akan pulang bersamanya.

Beberapa menit kemudian, Taeyong melihat bayangan seorang gadis berjalan tertatih menuju ke mobilnya. Sudah pasti itu adalah Kim Sohyun.

Taeyong berlagak seperti orang yang sangat marah. Tangan kirinya menyandar pada atap mobil, sementara pandangannya mulai menajam. Tangan kanannya ia gunakan untuk menyapu rambutnya ke belakang, menampakkan dahinya yang terasa mendidih.

"Darimana saja kau?"

Tak membalas pertanyaan Taeyong, Sohyun  mendesak agar laki-laki itu berpindah dan tak menghalangi jalannya masuk ke mobil. Membuat Taeyong lagi-lagi merasa diabaikan.

"Cih. Apa maunya sih?"

Dan berakhirlah ia di kursi kemudinya. Membawa dirinya dan Sohyun segera pulang, sebab beberapa kali mamanya menelpon dan menanyakan kapan mereka sampai rumah.

'Jadi kau menemukan ibumu? Dan kau bingung apa yang harus kau lakukan?'

'Sohyun, tak peduli sebenci apapun kau padanya, dia tetaplah wanita yang telah melahirkanmu. Aku tau, meskipun dari luar kau tampak tidak menyukainya, sebenernya masih ada rasa rindu dan sayang dalam hatimu. Temuilah dia dan ajak dia bicara baik-baik.'

Kalimat itu terus terngiang di pikiran Sohyun, menunjukkan bagaimana berhasilnya Jaehyun mempengaruhi perasaannya.

Tentu saja, sudah sangat lama semenjak mamanya pergi meninggalkannya tanpa alasan yang pasti. Sohyun sangat merindukannya, disisi lain ia membenci ibunya sendiri. Tetapi, apa yang disarankan Jaehyun adalah benar. Sohyun tidak boleh membatasi dirinya sendiri dan membiarkan kesempatan berbicara dengan ibu kandungnya hilang begitu saja.

Ciiittt..

"Aduh!"

"Apa kau gila?? Setir mobilnya dengan benar?!!"

Sohyun mengelus dahinya yang terbentur dashboard mobil. Taeyong mengerem mobilnya sangat mendadak padahal tak ada lampu merah.

"Aku memanggilmu berkali-kali. Aku mengoceh segala hal tetapi kau hanya diam saja! Apa kau tidak mendengarkanku? Atau kau berpura-pura tuli?"

"Apa aku harus menjawab semua keluhanmu? Aku punya urusan, bukan hanya kau! Jadi kalau kali ini aku terlambat, setidaknya itu tidak jauh lebih parah daripadamu. Mengerti?! Berhentilah mengajakku bertengkar, aku sedang dalam mood yang tidak baik! Jalankan mobilnya sekarang juga!"

"Tidak! Untuk apa aku harus melakukan perintahmu? Kalaupun aku harus menjalankan mobilnya sekarang, itu karena kemauanku sendiri."

Dan Taeyong pun mulai menancapkan gas. Sohyun hanya bisa bersikap pasrah atas sifat Taeyong yang menurutnya masih kekanakan. Ia menghela nafas.

'Maklumilah, Sohyun.. dia begini karena dia lebih muda darimu.'

..............................

"Kalian sudah pulang? Apa kalian sudah makan malam?"

"Be-"

"Sudah, Ma. Sohyun sudah makan malam tadi di luar."

"Baguslah. Mama seneng liat kalian dinner terus seperti ini."

Manly Mate ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang