Part 16

1.9K 233 4
                                    

Hari ini sang surya sangat menyengat, meskipun baru jam sepuluh lebih sedikit. Padahal Mei baru sampai di pertengahan, matahari sudah seterik ini. Bagaimana dengan bulan Agustus nanti, ya? Musim panas akan sampai puncaknya pada bulan itu. Membayangkannya saja aku ngga mampu.

Aku baru saja keluar dari asrama temanku di Qong Guan. Kami sudah lama sekali ngga bertemu muka karena sibuk dengan urusan masing masing. Nah, mumpung hari ini Minggu dan ngga ada acara dengan Wang, jadi kuluangkan waktu untuk menemuinya.

Sejak aku dan Wang resmi berpacaran beberapa waktu lalu, dia selalu mengajakku keluar pada hari Sabtu dan Minggu. Aku mulai ngga punya waktu untuk teman- temanku. Hari ini dia ada urusan yang harus diselesaikan, jadi kami ngga jalan bareng.

Aku berpikir untuk mampir ke Masjid kecil dulu sebentar, karena letaknya kebetulan sejalur dengan MRT yang kutumpangi saat ini. Sudah lama aku ngga ke masjid, terutama setelah aku bersama Wang. Semua waktuku seakan-akan habis olehnya.

Tak berapa lama kemudian, aku sudah sampai di stasiun Taipower, di mana masjid itu berlokasi. Aku menyusuri lorong panjang yang membawaku keluar dari stasiun bawah tanah itu menuju pintu exit 1.

Dari sini aku harus berjalan lurus sekitar 100 meter untuk sampai pada gang kecil di sebelah toko indo sakura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari sini aku harus berjalan lurus sekitar 100 meter untuk sampai pada gang kecil di sebelah toko indo sakura. Gang kecil itu yang akan membawaku ke rumah Allah yang empat lantai itu.

Saat mau belok ke pelataran masjid, mataku dikejutkan oleh sosok Wang yang baru keluar dari rumah Pak Imam yang terletak tepat di kanan masjid. Aku terperangah.

"Ngapain kamu disini?" tanyaku memandangi wajahnya yang juga tak kalah kagetnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ngapain kamu disini?" tanyaku memandangi wajahnya yang juga tak kalah kagetnya.

"Aku barusan bertamu ke rumah teman, tapi dia sedang tidak di rumah, jadi aku mengobrol dengan keluarganya." jawabnya dengan index menunjuk rumah Pak Imam.

Matanya membuang pandang dariku.

"Apakah kalian ngga punya gawai? Atau medsos?... Atau ini jawaban terbodoh yang pernah kudengar dari seorang dari IT dude sepertimu? Whatever!"

Aku memang menemukan kejanggalan dari jawabanya, tapi ngga tahu apa. Pokoknya aneh saja!

"Oke, kamu mau sembahyang kan, Lil Wish? Silahkan masuk dan aku akan menunggumu di sini. Setelah kamu selesai kita bisa pergi makan siang bareng! Bagaimana?"

WANG (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang