Part 13

2.2K 262 8
                                    

~Whiska POV

Tahun baru Imlek telah tiba, di mana tahun ini jatuh di tanggal enam belas Februari. Itu artinya musim dingin sudah sampai di penghujung. Aku benci sekali musim dingin, mungkin karena terlahir sebagai orang Indonesia yang tidak terbiasa dengan musim begitu, ya!

Aku punya dua alasan lainnya lagi untuk bahagia, selain musim dingin yang mau berakhir. Yang pertama, aku akan libur kerja untuk lima hari ke depan.

Imlek merupakan hari libur nasional terpanjang di Taiwan. Semua instansi akan tutup, kecuali Rumah Sakit dan Kantor Polisi. Para jompo gemes itu kembali ke keluarga masing-masing.

Alasan kedua adalah, semalam Wang pulang dan siang ini dia akan mengajakku keluar. Sebenarnya saat menstruasi hari pertama begini aku malas banget keluar rumah. Karena organ tubuh bagian bawahku tidak mau bergerak banyak. Namun demi seorang Wang yang sudah hampir sebulan tidak bertemu. Mungkin aku harus menomorduakan tubuh ini untuk sementara.

Oh ya, beberapa hari setelah kejadian malam di tangga itu, Wang ke luar negeri. Mondar mandir antara US dan Hongkong, untuk menyelesaikan masalah pengunduran dirinya dari Google. Kemarin lusa masalah itu beres dan semalam baru sampai rumah.

Untuk OOTD kali ini aku pakai celana kulot jeans dengan atasan sweater putih bergambar kucing persia dan jilbab navy blue yang baru kubeli dari Vanilla beberapa hari yang lalu.

Jam menunjukkan pukul dua siang, saat gawaiku berbunyi. Wang sudah menungguku di bawah. Layar gawai bertuliskan bahwa suhu di luar saat ini adalah dua puluh derajat celcius, artinya aku tidak perlu memakai jaket.

Soalnya dibawah sweater sudah pakai kaos panjang. Kupakai tas selempang hitamku dan berlari menuruni tangga, menuju mobil Wang yang berhenti di jalan dekat pintu gerbang.

Aku masuk mobil dan duduk di bangku sebelahnya. Sambil memasang seatbelt aku menyapanya, "Hi, Xin nian khuai le, gong xi fat cai, wan shi ru yi, sen thi jien kang(Selamat tahun baru, semoga makmur selalu,segala harapan tercapai dan tubuh sehat bugar)."

Aroma apel menyambut kehadiran inderaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aroma apel menyambut kehadiran inderaku.

Dengan tangan di kemudi, Wang melihatku dengan mata terbelalak dan mulutnya sedikit terbuka. Mungkin dia tercengang.

"Kamu bisa bahasa Mandarin?" ucapnya dengan mata masih tak berkedip.

Aku memutar mata.

"Terus kamu pikir selama ini aku berbicara dengan para Lansia itu pakai bahasa apa?"

Dia terkekeh sambil menjalankan mobilnya.

"Kenapa kamu nggak pernah berbicara mandarin padaku?"

"Intonasiku buruk. Kamu sudah punya terlalu banyak bahan untuk mengolokku, jadi enggak perlu di tambahin lagi."

Aku tidak begitu suka dengan bahasa mandarin karena intonasinya. Satu kata dengan bunyi yang sama, bisa mempunyai beberapa makna, tergantung intonasi atau nada-nya.

WANG (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang