Semenjak Mas Alvaro dan Azka pergi aku sama sekali belum mendengar kabar mereka. Seakan sengaja menjauh dariku nomor Mas Alvaro tidak dapat dihubungi. Setiap hari aku bisa mencoba menelpon Mas Alvaro lebih dari dua puluh kali. Dalam hati paling terdalamku masih berharap; mungkin saja Mas Alvaro suatu hari nanti akan pulang bersama Azka ke rumah ini.
Tapi bukan kepulangan Mas Alvaro, aku mendapati ibu mertuaku datang ke rumah memberitahuku bahwa Mas Alvaro ingin bercerai dariku. Habis sudah harapanku.
"Tapi kenapa, Ma?" Aku terus mengikuti langkah ibu mertuaku sampai depan.
"Bagaimana apanya? Kamu tidak tuli, kan?"
Sungguh sakit hati ini, aku tidak tuli Ma. Aku tidak tuli! Ingin aku berteriak pada Mama. Tapi nyatanya aku cuma diam, kepala tertunduk dan air mata membasahi pipiku.
"Kamu harus mau bercerai dengan putraku! Ingat itu!"
Lalu setelah itu Mama pun pergi meninggalkan luka di hatiku semakin menganga lebar. Nafasku sesak dan aku tidak ingat apapun setelan itu, selain dari teriakan Ibuku yang berlari menghampiriku sebelum aku hilang kesadaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Mantan Istri [Tamat]
RomanceKau pernah membuatku merasa berharga, sebelum engkau hempaskanku bagai sampah. Aku percaya pada bahtera ini, percaya kita akan dapat melewati berbagai badai bersama. Tapi.... Di sini, di waktu itu kau malah meninggalkanku. Sendiri dengan pikiran ya...