Chapter 15 : Choice

3K 238 21
                                    

.

.

.

"Apa kamu menyukaiku juga?" ucapan Vino yang entah ia tujukan pada siapa membuat Arthar berbalik menatapnya.

"Kamu barusan bilang sesuatu?" Arthar menyalakan kembali lampu di meja nakasnya.

"Oh...?" Vino terkejut bukan main karena sosok Arthar ternyata masih terjaga. "Tidak...tidak..ehehehe.. Kenapa kamu belum tidur?" Vino mengalihkan dengan mengubah topik.

"Vino-ssi... Kemarilah, dan berbaring disini bersamaku. Bukankah tidur di sofa itu tidak nyaman sama sekali?" tawar Arthar.

"Eh... Tak apa kok tuan.. Eh Arthar-ah.." Vino menolak karena dia makin gugup.

"Ayolah.. Lagian ranjang ini juga luas untuk kita berdua. Kemarilah.." karena merasa tidak enak terus ditawari oleh Arthar, Vino pun akhirnya mengalah juga. Dia bangkit dan berjalan menuju ranjang; naik secara perlahan dan mulai tidur disamping Arthar.

"Bagaimana pekerjaanmu akhir-akhir ini?" tanya Arthar saat Vino perlahan menarik selimut membungkus dirinya.

"Oh itu.. Semuanya berjalan dengan baik. Ternyata menjadi pelayan bukanlah hal yang mudah. Ehehehehe." Vino masih berusaha menetralisir suasana canggung ini. Lagian ini kali pertama dia tidur begitu dekat bersama Arthar di apartemen.

"Syukurlah kalau begitu. Lalu? Bagaimana hubunganmu dengan Ara? Maaf kalau aku lancang menanyakannya lagi. Tapi aku rasa dia sungguh mencintaimu." Tutur Arthar pelan.

"Aku bingung bagaimana mengatasi hal ini. Oh iya... Ini sudah begitu larut, kamu harusnya istirahat sekarang. Besok kamu tak perlu ke kantor dulu, isti......" ucapan Vino terputus saat Arthar menaruh telapak tangannya secara utuh menutupi mulut Vino.

"Iya... aku tahu kok."

'Dia pikir aku ini apa? Mau menculikku atau bagaimana? Telapak tangannya begitu besar. Bantu aku Tuhan, aku sesak napas, tapi bagaimana aku harus bilang.' Batin Vino berteriak keras. Arthar bergeser mendekat pada Vino dan bangun dengan niatan mematikan lampu di meja nakas; hal itu malah membuat Vino salah paham. Pria yang masih terbekap itu langsung bangkit dan mundur hingga dia pun terjerembak kebelakang. Arthar tertawa karena melihat Vino terjatuh dari ranjang miliknya.

"Waeyo...? Apa yang kamu lakukan?" tanya Arthar sambil masih tertawa.

"Ah itu... Aku sepertinya haus dan harus ke dapur dulu." Vino dengan cepat melesat keluar dari kamar dan masih menyisakan Arthar yang bingung akan tingkahnya.

------------------------

Ara masih menangis dan menatap foto miliknya dan Vino. Dia begitu frustasi mengingat hubungan mereka yang semakin hari semakin tidak berjalan baik. Dia berusaha menelpon Vino beberapa kali, tapi panggilan tidak dijawab sama sekali.

"Vino-ah...."

Vino tertegun menatap layar ponselnya, dan terdiam di depan kulkas hingga Arthar mengagetkannya.

"Ada apa?" tanya Arthar tiba-tiba.

"Omo.. Kaget aku.. Aissh..." Vino mengelus dadanya sendiri. "Kenapa kamu malah kemari?" sambung Vino.

"Aku lapar..." jawab Arthar dengan nada imut. Vino bahkan terkejut karena sosok yang begitu keras layaknya batako ini ternyata bisa bersikap sangat manis.

"Jinjjayo? Bukankah kamu sudah makan malam bersama sunbae-mu itu tadi?" tanya Vino heran.

"Iya, aku tahu itu. Tapi aku lapar lagi sekarang. Apa itu salah?" Arthar kembali dengan nada bicaranya yang begitu datar.

Mr. Trouble in Love | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang