.
.
.
.
Arthar menutup pintu mobilnya dan duduk sambil memijat dahinya sendiri. Dia masih tidak percaya dengan fakta yang ia ketahui soal Kibum. Orang yang ia kagumi dan percaya; baginya sosok itu adalah cinta pertama yang jadi kenyataan.. Mereka bahkan akan berakhir hidup bersama setelah menikah nanti. Namun, sepertinya kebenaran itu membuat Arthar membuang jauh keinginannya untuk bersama seseorang yang ternyata hanya memanfaatkan kekayaan keluarganya saja.
"Kenapa semuanya jadi begini?" Arthar menempelkan dahinya pada setir mobil. Merenung beberapa saat dan berusaha menenangkan diri setelah situasi canggung yang terjadi di dalam, dia pun menjalankan mobilnya, lalu pergi dari kediaman orang tuanya.
Dalam perjalanan, Arthar menghentikan mobilnya di jembatan dan menatap sungai han. Tatapan kosong dan dia hanya menghembuskan napasnya berulang kali. Hampir saja terjerembak karena terkejut, seseorang mengagetkannya dari belakang.
"Arthar-ah.." tegur sosok itu.
"Oh? Steven-ssi... Kau mengagetkanku saja." Balas Arthar. "Kamu kok bisa ada disini?" tanya Arthar.
"Ah iya.. Aku baru saja dari pasar tradisional di dekat sini. Saat aku lewat, aku seperti melihat kamu, dan aku kemari untuk memastikan.. Dan rupanya benar.. Apa yang sedang kamu pikirkan?" tutur Steven.
"Ah tidak ada apa-apa kok. Aku hanya ingin saja melihat sungai han." Balas Arthar menutupi apa yang terjadi.
"Arthar-ah.. Kita ini berteman kan? Kamu bisa cerita apa saja padaku. Aku pasti mendengarkannya. Yah, mungkin aku belum tentu memberikanmu solusi terbaik, tapi setidaknya dengan berbagi bisa membuatnya merasa lebih lega." Ujar Steven sambil menepuk bahu Arthar pelan. Arthar hanya tersenyum kecil dan menggeleng pelan.
"Aku baik-baik saja Steven-ssi. Ngomong-ngomong, apa yang kamu beli?"
"Ah itu.. Aku membeli beberapa bahan dapur, tepatnya untuk keperluanku sendiri di apartemen." Steven tersenyum kecil. "Kamu sudah makan siang?" tanyanya lagi.
"Belum.." balas Arthar.
"Baguslah kalau begitu. Aku juga belum makan siang, kita ke restoran untuk makan yuk." Steven menarik Arthar untuk segera masuk ke dalam mobilnya.
"Tapi mobilku bagaimana?" tanya Arthar kaget.
"Tidak apa. Aku akan meminta salah satu asistenku untuk membawanya kembali ke apartemenmu." Tutur Steven sambil mengeratkan sabuk pengamannya.
"Baiklah." Arthar mengiyakan ucapan Steven.
Keduanya pun pergi untuk makan siang bersama menggunakan mobil Steven.
------------------
"Kenapa dia tidak mengangkat ponselnya?" gumam Kibum kalut. Dia mondar-mandir di depan loket rumah sakit sambil mencoba menghubungi Arthar. Beberapa menit kemudian, sebuah panggilan telpon masuk dan langsung saja dijawab oleh Kibum dengan cepat,
"Kamu dimana? Kenapa susah sekali aku menghubungimu Arthar-ah?" ujar Kibum.
"Apa yang kamu bicarakan?" Kibum terkejut saat mendengar suara penelpon itu. Rupanya bukan Arthar yang menelponnya, tapi ayah tiri Arthar.
"Oh..? Ne Sajangnim. Maafkan aku, kupikir panggilan dari Arthar. Maafkan aku." Balas Kibum gugup.
"Itu bukan masalah penting. Sekarang kamu urus bagaimana caranya untuk meyakinkan Arthar agar menikah denganmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Trouble in Love | TAMAT
Fanfiction[COMPLETED] Boy x Boy ✔ 👬💕 Mr. Lee atau Mr. Trouble in Love Warning !! Alert ~~ 💕💕💕💕 Arthar dan Vino; datang dari dua dunia dan kehidupan yang berbeda. Arthar; pebisnis muda yang tidak suka membahas tentang cinta harus bertemu dan terkait kar...