Haechan dengan sangat terpaksa mulai bersekolah dan belajar lagi. Kemarin-kemarin ia hanya berdiam diri di ruangan F4 tanpa masuk kelas sama sekali, tapi rasanya sangat membosankan. Tidak ada yang bisa diajak berbicara dan pemandangan yang ia lihat hanya itu-itu saja. Benar-benar membosankan.
Dan di sinilah Haechan berada, di dalam kelas yang sepi tanpa keberadaan siapapun kecuali dirinya. Haechan memang sengaja datang lebih dahulu daripada siapapun, terutama Mark. Setidaknya jika ia datang lebih dulu daripada Mark ia bisa menghindar dari Mark, karena sekarang ia sadar, Mark Lee adalah kelemahan terbesarnya.
Bel berbunyi dengan nyaring yang menandakan pelajaran akan segera dimulai. Tapi satu pertanyaan Haechan, kemana perginya Mark? Sampai sekarang ia tidak bisa menemukan batang hidung Mark di dalam kelasnya. Bukannya ia rindu atau apapun itu, tapi ia kan tadi sengaja datang pagi-pagi agar tidak bertemu Mark, tapi orang itu malah tidak masuk hari ini.
Sampai bel istirahat berbunyi pun Haechan tetap tidak melihat keberadaan Mark. Tentu saja hal itu menimbulkan banyak pertanyaan dalam benak Haechan. Kenapa juga Mark harus absen hari ini? Ditambah dengan absen tanpa keterangan apapun membuat Haechan semakin tidak enak.
Dengan sedikit berlari Haechan menuju ruangan F4. Di dalam sudah ada Jeno dan Jaemin, entah Renjun pergi kemana yang jelas lelaki itu belum ada di dalam ruangan.
"Kenapa itu wajah ditekuk begitu?" tanya Jeno seraya menatap penuh tanya ke arah Haechan.
"Gak ada apa-apa tuh," terang Haechan yang langsung diberi tatapan membunuh dari Jeno. Oke, Haechan mungkin lupa kalau mereka sudah berteman sejak lama jadi Jeno pasti tahu kalau dia berbohong. "Mark, dia gak masuk hari ini." Haechan mendesah pelan saat mengutarakan isi pikirannya sejak tadi.
Jeno mengendikkan bahunya seraya menolehkan kepalanya ke arah Jaemin mengirimkan pandangan tanya yang dijawab dengan endikkan bahu juga oleh Jaemin.
"Lo kangen atau gimana, Chan?"
"HAH?! Ya gaklah, ngapain juga gue kangen." Haechan memajukan bibirnya tanda ia sedikit kesal dengan pertanyaan yang diajukan temannya itu.
"Ingat, Chan, lo bilang lo orang yang jujur."
Haechan sibuk mengumpat di dalam dirinya. Ia yakin kok ia tidak merindukan Mark sepersenpun. Untuk apa juga ia merindukan Mark?
"Udahlah, gue ke sini mau bahas Chaerin. Jadi, gimana perkembangannya?" tanya Haechan seolah mengalihkan pembicaraan. Tapi memang benar sih Haechan sejak tadi ingin membahas kasus itu, jadi ia tidak benar-benar mengalihkan pembicaraan di sini.
Jeno mengeluarkan sebuah kertas yang Haechan juga tidak tahu apa isinya, "Jadi kalo kalian lihat di sini kertas yang biasa kita pakai dengan kertas yang diberikan pada Chaerin sebenarnya berbeda, hanya terlihat mirip saja padahal berbeda." Haechan mengangguk-anggukan kepalanya diikuti dengan Jaemin. "Dan lo tahukan, setiap kita buat kartu peringatan selalu gue yang bikin? Jadi gue yakin banget orang ini mau ngefitnah kita."
Haechan terdiam sebentar lalu menatap ke arah Jaemin dan Jeno secara bergantian. Kepalanya berusaha mengingat-ngingat sesuatu yang sejak tadi terlintas di pikirannya.
"Waktu itu, lo pada udah meriksa CCTV belum?"
"Sadly, rekamannya gak ada."
Sekali lagi bibir manis Haechan mengumpat dengan indah. Kalau sudah begini rasa kesalnya mendadak naik ke ubun-ubun.
"Serius? Gue mau coba ngecek." Haechan bangun dari posisi duduknya berbalik badan. "Kunci ruangan CCTV di siapa?" Jaemin dengan cepat segera mengeluarkan beberapa kunci dari kantong celananya.
"Gue tinggal dulu ya. Bilang ke Renjun gue ke ruangan CCTV. Lo berdua jangan berbuat yang aneh-aneh, awas ya."
Dengan pandangan datar Haechan berjalan ke arah ruangan CCTV yang berada tepat di samping ruangan F4. Matanya menatap ke sekeliling, tidak ada siapapun yang berada di dalam area itu. Ia pun membuka kunci dan tampaklah semua kegiatan yang dilakukan oleh siswa-siswa lain.
"Lee Chaerin," gumam Haechan seraya menatap ke salah satu layar komputer yang menampilkan koridor tempat loker berada. Matanya menemukan nama seseorang yang ia cari sejak tadi dan memundurkan waktunya dengan perlahan.
Sayangnya komputer tersebut hanya menampilkan kejadian sejak kemarin pagi yang artinya ia harus mencari CD yang berisi video dari hari-hari yang lalu. Haechan dengan antusias mencari di setiap box yang berada di ruangan itu. Tangannya sibuk memilah-milah beberapa kaset yang tampak berdebu. Hingga ia menemukan sebuah kaset berkode R.6/20 yang ia yakini sebagai kaset yang sejak tadi ia cari.
Sebuah komputer yang tampak tidak terpakai lagi pun Haechan nyalakan. Ia memasukkan kaset yang tadi sudah ia temukan dan mencari file CCTV yang ia butuhkan. Dengan sabar Haechan menonton setiap video tanpa ada satupun yang terlewat.
Haechan melepas jas almamater sekolahnya saat dirasa ia mulai dibanjiri oleh keringat. Sementara itu matanya masih berfokus pada komputer, memastikan ia tidak melewati sedikitpun hal kecil. Hingga sebuah video yang sejak tadi ia cari akhirnya ia temukan.
Mata Haechan melebar, benar kata Jeno video itu telah hilang alias dihapus. F4 tentu saja tidak pernah melakukan tindakan sekotor itu, yaitu menghilangkan barang bukti. Namun, Haechan didaulat menjadi leader of F4 bukan karena alasan sepele. Itu karena, siapapun pasti tunduk di bawah kaki Haechan.
Sekali lagi Haechan memundurkan waktu video itu, mungkin ia tidak langsung mendapatkan siapa pelakunya, tapi setidaknya ia mendapatkan sedikit petunjuk. Di rekaman tersebut bisa dengan jelas Haechan lihat seorang siswi dengan seragam sekolahnya datang lebih dulu daripada orang lain. Dengan santai siswi itu masuk ke dalam kelasnya. Rambut panjang dan tas berwarna gelap, Haechan tahu benar itu adalah Lee Chaerin. Kalian mungkin pernah mendengar kutipan "ketahui tentang lawanmu lebih dulu" dan itulah yang selalu Haechan lakukan.
Sebuah seringai tipis tampak di wajah Haechan. Ia pun segera mengeluarkan kaset tersebut dan memasukannya ke dalam kantong jasnya. Sekarang ia tinggal memberikan kabar pada ketiga sahabatnya yang lain dan masalahnya sudah semakin dekat dengan kata selesai.
Setelah mengunci pintu ruangan CCTV ia segera masuk ke dalam ruangan F4. Di sana sudah ada semua anggota F4, menunggunya dengan penuh harapan. Langkah Haechan terasa ringan, kaset yang sejak tadi ada di kantongnya ia serahkan pada sahabatnya.
"Sekarang gue semakin yakin kalau Chaerin sengaja ngelakuin playing victim dan gue lagi mikirin gimana caranya biar dia buka kasusnya sendiri." Jelas Haechan. Sementara yang lain hanya mengangguk, mereka yakin apa saja yang berada di tangan Haechan pasti akan berakhir baik.
Tiba-tiba saja ponsel Haechan berdering dengan nyaring bahkan ia sedikit terkaget kala mendengar suara dering ponselnya. Sebuah nomor telpon tanpa nama menelponnya, jarang-jarang ada yang menelponnya apalagi orang yang tidak ia kenal.
Haechan pun mau tidak mau menjawab panggilan tersebut, siapa tahu saja penting.
"Halo?"
"Ya, anda siapa?"
"Apa benar ini nomor telpon Lee Haechan."
"Yah, ada apa?"
"Pertama, saya, Jung Jaehyun. Saya yakin anda pasti mengenali saya."
"Oh, ya. Saya mengenali anda."
"Nanti malam, apakah jadwal anda kosong?"
"Uhm, sepertinya iya, ada apa?"
"Bisakah kita bertemu? Ada sesuatu yang penting yang ingin saya bicarakan dengan anda."
"Oke, kirim saja alamatnya."
"Nanti akan saya kirim alamatnya, terima kasih."
Haechan pun memutuskan panggilan setelah mengucapkan kata "sama-sama" dengan pelan. Seluruh anggota F4 menatapnya dengan pandangan bertanya, menanti Haechan bercerita siapakah yang menelponnya.
"Jung Jaehyun, sepupu dari Mark Lee." Sahabat Haechan yang lain segera mengerti apa maksud Haechan dan hanya diam tidak berkomentar. Kalau sudah masalah Haechan dengan Mark mereka rasanya malas untuk ikut campur, terlalu mengerikan.
"Sial, jangan bilang Mark melakukan hal yang aneh-aneh!" rutuk Haechan dengan suara kecil. Ia akan mengumpati dirinya sendiri kalau sampai sesuatu benar-benar terjadi pada Mark. Entah kenapa ia menjadi merasa sedikit takut.
to be c
Kalian seneng gak sih kalo misalnya karis pas up diselingin foto-foto markhyuck gitu wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
On-Lee You -Markhyuck ✔
Fanfiction「HS Series」 ❝F4? Apa itu? Sejenis grup aneh?❞ -Mark Lee warn; bxb! semibaku! #41 in shortstory 181206 #1 in Markhyuck 190201 #1 in Markchan 200118