-18 Time for goodbye

15K 2K 90
                                    

Mark sudah datang lebih dulu. Dirinya menunggu Haechan dengan tenang. Tapi sampai bel masuk berbunyi Haechan tidak datang-datang juga. Sekujur tubuh Mark merasakan keanehan akibat Haechan yang tidak masuk di hari itu. Biasanya sekalipun tidak masuk kelas Haechan akan bilang padanya, tapi kali ini tidak, Haechan tidak mengabarinya apapun.

Suara ketukan pintu membuat kepala Mark menoleh. Di depan sana berdirilah sosok yang sejak tadi ia tunggu. Haechan dengan tampilan seragamnya seperti biasa acak-acakan masuk ke dalam kelasnya. Guru yang seolah mengerti hanya diam dan melanjutkan pelajaran. 

Saat Mark sudah akan membuka mulutnya untuk bertanya apa yang terjadi pada Haechan dengan cepat Haechan memakai sepasang headset seperti menolak kehadiran Mark. Mark sangat sadar ada sesuatu yang terjadi pada Haechan dan sepertinya terjadi padanya juga.

"Setelah bel gue pengen ngomong sesuatu sama lo." 

Firasat Mark benar, ada sesuatu yang terjadi pada Haechan dan juga dirinya. Mark berpikir selama ini ia tidak pernah melakukan kesalahan apapun pada Haechan kecuali berbohong tentang identitasnya. Untuk sekarang ada baiknya ia untuk menunggu hingga bel istirahat berbunyi.

On-Lee You———

Suara bel istirahat berbunyi dengan indahnya. Haechan pun segera melepas benda yang ia pasang untuk menyumpal telinganya tadi dan menarik Mark keluar dari kelas. Genggaman Haechan terasa erat dan menyakitkan pada lengan Mark. Haechan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak mengeluarkan emosinya sekarang, paling tidak sampai mereka tiba di rooftop sekolahnya.

Dan di sinilah mereka berada, di atas rooftop sekolah mereka dan hanya berdua. Pertama Haechan menatap wajah Mark yang baru ia sadari sangat mirip dengan Minhyung, hanya saja versi memakai kacamata. Sebuah senyuman penuh arti Haechan sunggingkan memancing pandangan penuh tanya dari Mark.

"Mark, coba lepas kacamata."

Deg

Jantung Mark terasa berhenti saat itu juga. Jika ia melepas kacamatanya maka identitasnya akan terbongkar, tapi jika ia tidak melepasnya maka Haechan mungkin akan marah padanya. Sebenarnya lepas atau tidak Haechan akan tetap marah padanya, Mark yakin.

Dengan tangan bergetar Mark melepaskan kacamatanya. Namun reaksi yang Mark terima dari Haechan benar-benar di luar dugaannya, ia pikir Haechan akan marah saat itu juga, tapi ternyata tidak Haechan hanya tersenyum miring.

Sebuah aksi yang Haechan lakukan berikutnya juga tidak bisa Mark tebak. Haechan mengubah tampilan rambutnya tidak seperti gaya rambutnya saat pergi ke sekolah. Sekarang tampilannya benar-benar berubah, ia bukan lagi seorang Mark Lee yang terlihat cupu.

"Halo, Lee Minhyung." Suara sapaan Haechan yang maksudnya untuk menyindirnya terasa menusuk sudut hatinya.

Mark masih terdiam sementara Haechan masih tetap tersenyum getir, "Ada apa, Minhyung? Kemana saja aku selama ini sampai gak sadar kita satu sekolah padahal kamu duduk tepat di sebelahku. Ngomong-ngomong kemana perginya Mark, Minhyung? Kamu lihat dirinya gak?" Rentetan pertanyaan dari Haechan semakin lama semakin terasa menyindir keras dirinya. Rasa penyesalan perlahan memenuhi diri Mark. Apalagi saat matanya mendapati setetes air mata meluncur dengan indah dari sudut mata Haechan.

Jari Haechan membersihkan setetes air mata yang meluncur turun, "Ah, maafkan aku sampai menangis begini. Bagaimana rasanya melihatku menangis, Mark? Kamu puas?" 

Tidak, bukan ini yang Mark inginkan. Mark bukannya ingin melihat Haechan menangis, apalagi jika menangis karena dirinya. Jujur saja sebagian diri dari Mark terasa sakit melihat keadaan Haechan seperti ini. Sebuah perasaan tersakiti yang sangat amat mendalam. Mark terlalu takut melihat luka yang ia berikan pada Haechan. Ia rela bersujud di depan Haechan sekarang, ia rela melakukan apapun asal tidak melihat Haechan menangis apalagi karenanya.

On-Lee You -Markhyuck ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang