Haechan tengah dalam keadaan mood yang sangat amat di bawah standar. Kalau sampai ada orang yang berani menyentuhnya siap-siap saja saat itu juga hidung kalian akan hilang. Wajah cemberut Haechan membuat isi seluruh sekolah suram dan terasa mencekam.
Entah Haechan yang tidak lihat atau orang yang menabraknya itu buta (menurut Haechan). Mata Haechan tampak seperti memancarkan api, suasana koridor pun mendadak berubah menjadi sangat hening. Sementara itu perempuan yang bertabrakan dengan Haechan masih dalam posisi terduduk dan menatap Haechan yang tengah berdiri dengan wajah sedih yang tidak mempan untuk Lee Haechan yang terkena bebal.
"Mata lo dimana?" tanya Haechan dengan nada kesal yang sangat amat.
"Maafkan sa- saya..." ucap sang siswi. Haechan masih berdiri dengan posisi berkacak pinggang, dasinya ia longgarkan sambil menggeram kesal.
Sementara itu Jaemin dan Jeno yang baru saja datang kaget melihat ada ribut-ribut di koridor. Dengan sedikit berlari mereka mendekat dan melihat siapakah seseorang yang tengah menjadi pusat perhatian, siapa lagi kalau bukan Haechan?
Mereka maju ke arah Haechan dan menepuk pundak Haechan dengan pelan. "Udahlah, lo kenapa sih?" tanya Jaemin pada Haechan seraya menatap siswa perempuan di depannya yang masih dalam posisi terduduk. Untuk bernafas saja perempuan itu tidak berani, apalagi sampai bergerak.
"Haechan." Suara seseorang menginterupsi indera pendengaran Haechan. Sebenarnya Haechan sudah ingin mengakhirinya tapi suara lelaki itu membuatnya semakin kesal.
"Apa?!" teriak Haechan di depan wajah seorang lelaki berkacamata yang tak lain tak bukan adalah teman sebangkunya, Mark Lee.
"Lepasin dia." Perintah Mark. Beberapa siswa memandang tidak terima dengan perintah Mark yang notabene-nya masih siswa baru dan seenaknya saja menyuruh-nyuruh Haechan yang dianggap paling terhormat di sekolah mereka.
Haechan menatap sinis ke arah Mark kemudian beralih pandang ke arah perempuan yang berada dekat dengan kakinya.
"Bangun." Tanpa banyak tanya sang perempuan ber-name tag Chaerin itu bangkit dari posisi duduknya dan berdiri menunduk di depan Haechan dan teman-temannya.
Semua siswa sibuk berbisik-bisik satu sama lain karena satu kata yang diucapkan Haechan. Sementara itu Renjun yang seperti biasa datang paling akhir jika ada masalah seperti ini, datang dengan sangat ceria seolah-olah tidak ada sesuatu yang serius sedang terjadi.
"Yo! Whatsup!" sapa Renjun dan langsung merangkul dua temannya yang tengah dalam posisi serius.
"Whatsup bapak lo! Noh temen lo lagi jadi pembicaraan satu sekolah." Bisik Jaemin di telinga Renjun yang masih saja bertingkah tidak tahu apa yang sedang terjadi.
Haechan menarik nafas panjang dan menatap ke arah lain, tidak ingin menatap wajah perempuan itu. "Pergi dari hadapan gue sekarang sebelum gue berubah pikiran." Satu detik kemudian Haechan bisa merasakan kalau perempuan bernama Chaerin itu tidak lagi ada di hadapannya.
Tanpa basa-basi Haechan menarik lengan Mark pergi dari keramaian yang malah menimbulkan suasana semakin ricuh. Jaemin, Jeno, serta Renjun yang hendak mengikuti kemanakah Haechan dan Mark akan pergi secara tiba-tiba dihentikan oleh Haechan. Satu tatapan membunuh dari Haechan sudah cukup untuk membuat mereka berbalik badan dan seolah tidak melihat apa yang barusan mereka lihat.
"Ikut aku, Mark."
Mark dengan tidak begitu peduli ikut-ikut saja saat tangannya ditarik oleh Haechan. Lagipula dia yakin Haechan tidak akan pernah berani menyakitinya, entahlah, perasaannya berkata seperti itu.
Mereka berdua duduk di ruangan khusus F4, tempat Mark dan Haechan bisa menjadi lebih dekat. Tidak ada satu orangpun yang berani menguping jika mereka berdua berbicara di situ.
KAMU SEDANG MEMBACA
On-Lee You -Markhyuck ✔
Fanfic「HS Series」 ❝F4? Apa itu? Sejenis grup aneh?❞ -Mark Lee warn; bxb! semibaku! #41 in shortstory 181206 #1 in Markhyuck 190201 #1 in Markchan 200118