Mata Haechan menyipit memerhatikan sekitar. Seluruh cahaya seolah berperang untuk masuk ke dalam matanya sekarang. Sedikit demi sedikit matanya mulai terbiasa dengan cahaya-cahaya yang tadinya berebutan untuk masuk.
Di sisi kanan Haechan ada Mark dan anggota F4 yang menatapnya dengan pandangan khawatir, sementara itu ada Johnny dan Taeyong di sebelah kirinya. Ketika melihat wajah Mark dirinya yang awalnya terasa kaku mendadak menjadi baik-baik saja karena seluruh emosinya naik ke kepala.
"Kalian berempat tolong keluar, aku muak." Ucap Haechan seraya melirik tajam ke arah Mark, Renjun, Jeno, dan Jaemin. Seakan sadar dengan suasana hati Haechan yang dalam keadaan sangat buruk mereka berempat pun segera keluar dan meninggalkan Haechan bersama Johnny dan Taeyong.
Anggota F4 yang lain sudah tahu kalau Mark dan Haechan sedang berselisih. Karena begitu Haechan meninggalkan Mark di rooftop ia segera mencari anggota F4 yang lain.
Sekarang di dalam kamar Haechan tersisalah Taeyong dan Johnny yang menatap Haechan dengan pandangan bingung seolah meminta penjelasan.
"Sudah berapa lama gue pingsan?" tanya Haechan seraya memijat jidatnya yang terasa sakit.
"Hampir setengah hari," jawab Taeyong saat matanya menatap jam dinding di kamar Haechan. Taeyong pun segera duduk di sebelah Haechan dan menatap dalam anak itu, "Jadi lo ada masalah apa sama Mark dan anak F4?"
Haechan menelan ludahnya dengan susah. Kalau begini ia mau tidak mau harus bercerita pada Taeyong dan Johnny, lagipula ia mau bercerita ke siapa lagi? Dengan menahan semua perasaan emosinya yang selama ini ia sembunyikan Haechan bercerita sejujur mungkin dan sedetail mungkin pada Taeyong dan Johnny.
Taeyong yang mengerti perasaan adiknya sekarang hanya memanggut-manggutkan kepalanya. Ia mengerti sih mengapa adiknya semarah itu, Haechan walaupun punya pemikiran yang seperti orang dewasa tetap saja ia hanyalah seorang remaja yang dalam masa puber. Jadi Taeyong hanya bisa maklum melihat semarag apa Haechan.
"Jadi lo sekarang mau apa?" tanya Taeyong. Johnny hanya diam saja memerhatikan aksi curhat adik-kakak itu.
"Gue gak tahu mau gimana, hyung. Di sisi lain gue mau ngejauh gak bisa, gue udah terlanjur sayang. Tapi, gue juga gak bisa nerima orang yang udah pernah khianatin gue." Kepala Haechan rasanya ingin meledak saja. Ia lebih baik pusing karena tugas-tugas perusahaan daripada disuruh mengurusi urusan hati, lebih terasa sulit.
Taeyong mendesah pelan, "Ya kalo gitu itu semua tergantung lo lagi, lo lebih milih ngikutin perasaan lo atau logika lo. Semua ada waktunya, Chan. Mending lo istirahat sekarang baru lo pikirin nanti."
Saran Taeyong ada benarnya. Lebih baik ia pikirkan nanti daripada kepalanya benar-benar meledak hanya karena seorang Mark brengsek Lee.
———On-Lee You———
Sebuah pesan masuk ke dalam ponsel Haechan. Sudah 2 hari Haechan tidak masuk sekolah dan hal itu hanya karena menghindari seorang Mark Lee. Tapi nampaknya hari ini ia harus pergi ke sekolah.
jaemno started a group call
Haechan dengan malas ikut bergabung dengan panggilan grup yang dimulai oleh Jaemin itu. Ia tahu sih pasti ada sesuatu yang penting jika salah satu member F4 membuat sebuah panggilan grup seperti ini.
Jaemin: "Semua udah bergabungkan?"
Jeno: "Ngomong bisa kali, Chan."
Haechan: "Apa?"
Renjun: "Nah gitu, jutek amat."
Jaemin: "Gue cuma mau kasih tahu lu, Chan, mending cepetan masuk sekolah deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
On-Lee You -Markhyuck ✔
Fanfic「HS Series」 ❝F4? Apa itu? Sejenis grup aneh?❞ -Mark Lee warn; bxb! semibaku! #41 in shortstory 181206 #1 in Markhyuck 190201 #1 in Markchan 200118