On-Lee You -Markhyuck ✔

-21 Meeting You

Haechan sudah berada di suatu tempat yang tidak asing baginya, restoran yang berada tepat di gedung apartemen milik Leon corp. Matanya menatap selidik ke arah seluruh pelanggan yang datang mencari sosok bernama Jung Jaehyun.

Sebuah tepukan pelan mengagetkan dirinya dan membuatnya berbalik badan, "Lee Haechan, benar?" Haechan mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan orang tersebut.

"Jung Jaehyun?" Orang di depannya yang bernama Jaehyun juga mengangguk ringan lalu memberikan sebuah senyuman.

"Uhm, lebih baik anda ikut ke ruangan saya saja, di sini terlalu ramai." Jaehyun memandu Haechan menuju sebuah ruangan yang sepi dan kedap suara.

Haechan menatap datar Jaehyun dengan tatapan yang serius. Sementara itu Jaehyun yang merasa asing dengan suasana seperti ini mulai membuka mulutnya lebih dulu.

"Pertama, bisa kita pakai bahasa non-formal saja?" Haechan mengangguk cepat pada Jaehyun. "Lo bisa manggil gue Jaehyun hyung. Sebelumnya gue mau minta maaf tentang masalah gue yang dulu." Kening Haechan mengerut dalam. Sejak kapan ia punya masalah dengan Jaehyun?

Sebuah tarikan napas panjang yang terdengar dari Jaehyun membuat Haechan sedikit bingung. "Masalah pesta ulang tahun Renjun. Lo pasti tahukan lo berakhir bermalam di apartemen Mark? Itu semua karena gue..." Sejujurnya di sini Haechan masih tidak mengerti apa maksud perkataan Jaehyun. Memang benar waktu itu ia berakhir bermalam di tempat Mark, tapi ada hubungan apa antara ia bermalam di tempat Mark dengan Jaehyun?

"Mark gak cerita apa-apa sama lo?" Haechan menggeleng dengan polosnya, Jaehyun jadi semakin frustasi kalau begini. Bisa-bisa tanpa menceritakan inti permasalahan ia bisa dihabisi oleh bocah kecil di depannya itu. "Jadi, intinya gue ngasih obat perangsang di minuman lo. Gue mau minta maaf, gue gak tahu kalau lo masih di bawah umur. Dan yang paling penting gue gak tahu kalau Mark benar-benar serius sama lo waktu itu."

Haechan semakin terdiam mendengar ucapan jujur yang keluar dari mulut Jaehyun. Saat ini dia berada di fase benar-benar tidak tahu apakah ia harus berhenti mencintai Mark atau tidak. Kedatangan Jaehyun padanya ini malah membuatnya semakin bingung harus memilih apa. Berhenti atau lanjut.

"Tapi inti masalahnya bukan karena gue pengen minta maaf sama lo, Chan." Mata Haechan terbuka sedikit lebih lebar seraya menatap tanya ke arah Jaehyun.

"Ada lagi?" Akhirnya Haechan berhasil membuka mulutnya setelah selama ini hanya Jaehyunlah yang berbicara.

"Ini tentang Mark," Belum apa-apa tapi jantung Haechan sudah berdetak lebih cepat daripada biasanya. "Gue mau minta tolong lo maafin semua kesalahan yang udah diperbuat Mark, Chan. Jujur aja gue takut, Chan..." suara Jaehyun semakin mengecil saat mengucapkan kalimat terakhir. Haechan sadar ada sesuatu yang tidak beres di sini.

"Takut karena?"

"Gue takut Mark kembali kayak dulu. Jujur gue senang banget waktu tahu ternyata Mark udah gak kayak dulu, suka minum, suka mainin cewek, dan lain-lain." Haechan sedikit terkejut saat tahu ternyata Mark selama ini tidak seperti yang ia pikirkan. Dia tidak pernah terpikir kalau Mark adalah seorang player dan suka minum-minum. "Tapi kebiasaan buruk Mark itu udah hilang, Chan. Dan semua itu hilang setelah dia ketemu sama lo. Awalnya gue ngira dia bakal bertahan sebentar aja sama lo, sama seperti mantan-mantannya yang dulu. Tapi ternyata gak, dia masih setia dan tetap ada di samping lo, bahkan sampai sekarang."

Setiap kata yang keluar dari mulut Jaehyun seolah memaksa Haechan menghancurkan dinding es yang ia bangun di antara dirinya dan Mark. Kalau ia harus jujurpun ia akan mengatakan kalau sampai saat ini pun satu-satunya orang yang berani mengisi hatinya hanya Mark, tidak ada yang lain.

Jaehyun tersenyum penuh makna seraya menatap yakin ke arah Haechan, "Gue tahu, Mark pernah nyium lo 'kan?" Dengan sedikit malu Haechan mengangguk yakin. "Cuma lo satu-satunya orang yang Mark bolehin untuk nyentuh dia. Sekalipun Mark itu player dia gak pernah ngebiarin satu orangpun nyium dia, sekalipun itu mantan-mantannya."