20. Masalalu

4.9K 485 14
                                    

Sesekali boleh melihat ke belakang. Tapi jangan terpaku dengan objek itu. Lanjutkan saja langkah mu. Sampai kau temukan dirimu yang sebenarnya.


Dhafin menghentikan langkahnya. Dia berbalik menatap gadis itu.

"Emang gue minta lo ke sini?"

Mata gadis yang bernama Febby itu sudah berkaca-kaca. Dhafin yang sekilas melihat itu membuang nafasnya kasar.

"Ayolah, Feb. Move on dari gue ... Karena gue gak bakal bisa menuhin semua permintaan lo," pinta Dhafin.

"Lo dulu pernah bilang, kalo lo ke Inggris lagi, kita bakal balikan, tapi ternyata apa? Lo ngabarin gue aja enggak," ucap Febby disela isakannya.

Dhafin mengacak rambutnya frustasi. Kenapa dia bisa sebodoh itu dulu. Sekarang apa yang harus dia lakukan terhadap gadis ini.

"Oke gue salah, gue minta maaf."

"Gue gak butuh maaf lo, Fin! Yang gue mau kita sama-sama lagi."

"Tapi gue gak bisa." Dhafin memejamkan matanya sejenak, sambil menarik nafas dan membuangnya kasar. "Sorry ... Gue udah pernah ngambil yang bukan hak gue dari lo, gue tetep gak bisa buat balik sama lo."

"Apa alasan lo ngomong gitu, Fin? Jelasin sama gue?" pinta Febby dengan nada tinggi.

"Gue sekarang lagi mau memperbaiki diri, gue harap lo ngerti."

"Apa hubungannya memperbaiki diri sama balikan?" tanya Febby masih tidak terima.

"Ada hubungannya ... Bahkan apa yang udah kita lakuin dulu, yang menurut kita romantis, tapi ternyata kita sedang bermaksiat."

"Gue gak peduli, Fin. Rasa sayang gue masih sama kayak dulu!"

Dhafin bingung harus bagaimana lagi menjelaskannya agar Febby mengerti. Dhafin melihat jam tangannya sekilas.

"Febby ... Lo bisa keluar, gak?" tanya Dhafin tenang.

"Lo ngusir gue, Fin?"

"Gue mau sholat dhuha, abis itu mau ke kampus."

"Gue bakal nunggu lo di luar."

Setelah mandi, Dhafin melaksanakan sholat dhuha. Setelah sholat dia bersiap-siap untuk pergi ke kampus.

Saat dia membuka pintu. Matanya membulat sempurna saat mendapati Febby yang benar-benar menunggunya. Dhafin berpura-pura tidak melihatnya. Dia terus berjalan.

"Kalo lo pulang ke Indonesia gue bakal ke sana, demi lo, Fin." ucap Febby saat melihat punggung Dhafin yang semakin menjauh.

***

Kini Afifa sudah lulus SMA. Peringkatnya naik ke peringkat 2 se-ips. Yang pastinya peringkat pertama sudah dipegang oleh Alya.

Afifa membanting tubuhnya ke kasur. Rasanya sangat lelah setelah acara perpisahan tadi.

"Alhamdulillah ... Terima kasih ya Allah, atas nikmat-nikmat yang selalu Engkau berikan," lirih Afifa.

Fatimah dan Ahmad masuk ke kamar Afifa yang memang tidak tertutup.

"Assalamualaikum," ucap Fatimah dan Ahmad.

"Waalaikumsalam," jawan Afifa. Dia mengubah posisinya menjadi duduk.

"Umi sama Abi udah liat nilai kamu, dek," ucap Fatimah.

"Hehe, iya itu hasil belajar Afifa Mi, Bi ... Maaf Afifa belum mampu untuk menembus peringkat pertama."

CHANGE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang